Tragedi perampokan rumah mewah di Pulomas, Jakarta Timur yang memakan korban jiwa 6 orang rupanya masih menyisakan duka mendalam bagi keluarganya. Salah satunya artis cantik Andhara Early (37). Early mengaku masih berduka karena kehilangan beberapa keluarganya dalam tragedi itu.

Early diketahui masih berhubungan dekat dengan keluarga Dodi Triono (59), kepala keluarga korban perampokan. Sebab Early adalah adik sepupu dari Almyanda Saphira (40), alias Fira, istri kedua alm. Dodi.

“Aku adik sepupu kak Fira dan kedua ponakanku meninggal dalam kejadian itu,” ujar Early bersama Fira saat ditemui di kawasan Tendean, Jakarta Selatan, Senin (9/1).

Andhara Early
Foto: Faisal/Tabloid Nyata

Sekitar dua pekan setelah kejadian naas tersebut, Early masih merasa bersedih kehilangan Dodi serta kedua keponakannya Diona (16) dan Gemma (9). Sampai saat ini, Early masih tak bisa mempercayai kejadian tragis menimpa keluarganya tersebut. Ia tak menyangka ada orang yang begitu tega melakukan perampokan dengan menyekap para korbannya sampai tewas.

“Kalau ada yang berpulang karena sakit mungkin wajar, tapi ini peristiwa yang tragis. Sampai sekarang kita baca beritanya masih nggak habis pikir kejadian ini bisa terjadi,” tuturnya.

Saking berasa kehilangannya, Early berusaha tidak mengikuti pemberitaan tragedi tersebut. Early berusaha tegar untuk menguatkan Fira serta Zanette Kalila (13) alias Anet. Fira memang masih tampak terpukul lantaran 2 dari 3 putrinya harus tewas dalam kejadian itu. Sementara Anet adalah satu-satunya putri dari Fira yang berhasil selamat.

“Saya meminimalisir baca beritanya karena nggak ingin berlarut-larut. Fokusnya lebih ke keluarga aja, kasih support ke keluarga yang ditinggalkan. Buat Anet, karena itu yang jauh lebih penting. Kami harus move on karena trauma ini bakal terus enggak bakal hilang satu atau dua tahun, tapi berkelanjutan,” ucapnya.

Baca Juga: Mimpi Aneh Kerabat Tragedi Pulomas Dianggap Bawa Pertanda

Salah satu yang menjadi perhatian Early dan keluarganya adalah Anet. Bagaimana tidak, bocah itu menyaksikan langsung kesadisan para perampok itu dari awal hingga akhir. Bahkan ia menyaksikan sendiri bagaimana ayah, kedua saudara kandung, serta 3 orang lainnya meninggal dunia saat sama-sama dikunci dalam kamar mandi yang pengap.

Dalam kejadian itu, para perampok menyekap 11 orang dalam kamar mandi  berukuran 1,5 m x 1,5 m. Perampokan dan penyekapan berlangsung dari hari Senin (26/12) pagi hingga Selasa (27/12) sore yang mengakibatkan 6 dari 11 orang tewas kehabisan udara.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here