Tragedi Pulomas tidak hanya menyisakan duka yang mendalam bagi keluarga dan kerabat tragedi Pulomas yang ditinggalkan korban, tetapi juga membuat salah satu dari korban selamat Zanette Kalila harus tegar di usianya yang masih cukup muda.
Anet, panggilan Zanette, memang sempat tampak sangat terpukul dengan menangis histeris saat menyaksikan jenazah ayah dan kedua saudara kandungnya dimakamkan di TPU Tanah Kusir pada 28 Desember 2016 kemarin. Namun Fira, ibu dari Anet patut bersyukur karena kekhawatirannya terhadap trauma mendalam yang akan dialami putrinya tidak nampak.
Menurutnya, saat ini Anet sudah bisa kembali beraktivitas normal seperti bersekolah. Namun tetap saja ia dan keluarga sangat menjaga siswi SMP Bakti Mulia 400 Jakarta itu agar kesedihan tak kembali menggelayutinya.
“Kita sangat jaga moodnya karena selama ini segala kebutuhannya dipenuhi ayahnya, serta selama ini ia selalu ngobrol ditemani ayah serta Diona dan Gemma. Sekarang kita berusaha gantikan peran itu, aku lagi berusaha menjadi ayah dan teman ngobrolnya, selain sebagai mamanya,” kata Fira.
“Alhamdulillah Anet udah sekolah lagi. Dia yang minta sekolah sendiri, katanya udah nggak mau bolos lagi. Kita juga berusaha untuk tidak menanyai kejadian itu lagi. Ya walaupun sebenarnya tanpa diminta dia selalu ceritakan kejadian itu, tapi kami khawatir dia trauma karena mengingat itu,” tambah Fira.
Salah satu artis yang menjadi keluarga dari Fira, Andhara Early juga sangat terpukul akan kejadian ini. Ia mengungkap bagaimana terkejutnya ia saat pertama kali mendapat kabar tersebut pada 27 Desember 2016 dari informasi salah satu keluarganya melalui telepon. Saking shock-nya, Early sampai bingung hendak melakukan apa.
“Shock luar biasa, tangan gemetaran, keringat dingin enggak tahu mau ngapain. Buka handpone juga bingung mau kontak siapa,” jelasnya.
Early shock lantaran terkenang pada kedua almarhumah keponakannya tersebut. Karena usianya tengah beranjak remaja, Early merasa hubungannya tak hanya sebagai tante dan keponakan, tapi juga sahabat.
“Mereka udah jadi ABG, gaya bicaranya udah sama. Jadi kita udah seperti teman aja. Kita emang udah enggak bisa anggap mereka anak kecil lagi, dan saya sangat kehilangan teman seperti mereka,” jelasnya.
Meski demikian, Early mengaku cukup jarang bertemu mereka. Itu karena kesibukannya serta ketiga keponakannya yang diasuh Dodi setelah bercerai dari Fira sekitar 2 tahun lalu. “Terakhir ketemu lebaran kemarin aja. Kita emang jarang ketemu, paling ketemu ya lebaran atau pas mereka ulang tahun aja,” jelasnya.
Baca Juga: Andhara Early Berusaha Tegar Pasca Tragedi Pulomas
Selain keponakannya, Early juga merasa kehilangan sosok Dodi. Meski telah bercerai dari kakak sepupunya, Early menilai Dodi sebagai sosok pria yang penuh dengan nilai positif.
“Almarhum banyak positifnya. Beliau rendah hati, sederhana dan enggak pernah punya pikiran negatif. Alhamdulillah selama 20 tahun kenal almarhum, kesan luar biasa baik itu yang ditinggalkan,” akunya.
Mimpi Aneh Kerabat Tragedi Pulomas
Senada dengan Early, Fira juga memberikan kesan positif kepada mantan suaminya. Ia malah mengaku sempat mendapat mimpi aneh jelang kejadian naas itu. “Nggak tahu kenapa sebelum kejadian itu saya dua kali mimpi kalau almarhum ingin kembali rujuk sama saya. Saya mimpi itu terakhir Selasa dini hari jam setengah satu, kejadiannya mulai Selasa sore. Saya sampai tanya saudara saya, kok saya mimpi ini. Eh besoknya kejadian itu,” jelasnya.
Setelah kejadian itupun, mimpi Fira masih belum selesai. Ia yakin, mimpinya itu pertanda kalau almarhum sudah tenang bersama kedua anaknya.
“Setelah kejadian saya mimpi bapak datang pegang tangan saya. Mukanya bersih bersinar. Mudah-mudahan ini pertanda beliau sudah tenang di sana bersama anak-anak,” katanya terisak. (*)