Promosi Film Baru, Kenny Austin Singgung Masa Lalunya Saat di Bully

Foto: Reza/Nyata

Tidak hanya berprestasi dalam dunia modeling, Kenny Austin juga makin memantapkan karirnya di dunia akting.

Dalam promosi film terbarunya Serendipity, Kenny mengajak masyarakat untuk menonton film ini, karena banyak pesan positif yang bisa diambil. ”Orang yang menonton film ini, akan mengerti dampak buruk dari hoax dan bully itu,” ujar Kenny.

Serendipity sendiri merupakan film ke empatnya setelah Mata Dewa, Anak Hoki dan Reuni Z. Diangkat dari novel karya Erisca Febriani, Serendipity bercerita tentang bullying yang dialami seorang siswi SMA bernama Rani.

Kepada Nyata, Kenny bercerita tentang tantangannya dalam membangun chemistry dengan Mawar, pemeran Rani dalam film ini.

Caranya dengan ajak ngobrol lebih dekat. PR berat sih bagi saya untuk ngobrol dan membangun chemistry dengan Mawar, karena setiap diajakin ngobrol, Mawar cuma mangangguk saja. Berjalannya waktu, akhirnya kita bisa membangun chemistry,” ujar Kenny.

Baca juga: Maxime Bouttier Kampanyekan Stop Bullying Lewat Serendipity

Terkait dengan pesan yang diusung dalam film ini, Kenny mengaku pernah mengalami pem-bully-an saat menjadi mahasiswa baru. Dirinya merasakan bagaimana di plonco, rambut di botakin sampai halus, makan harus disuapin dari tangan ke tangan, dan masih  banyak lagi yang dilakukan seniornya.

”Positifnya, bisa membuat mental saya semakin kuat dan tidak manja. Negatifnya itu, akan menjadi suatu hal yang turun menurun,” ujar Kenny saat berkunjung ke redaksi Nyata, Jakarta.

Baca juga: Kabar Gembira! Masha and The Bear Bakal Kunjungi Indonesia

Pemuda kelahiran Medan, 16 April 1992 ini, merupakan anak bungsu dari dua bersaudara. Setelah mengikuti ajang modeling, alumni dari Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara ini mencoba peruntungannya di dunia entertainment.  Sayangnya setiap ikut casting, selalu gagal. Hal itu karena dirinya belum bisa melepaskan logat Medan-nya.

”Memang logatnya kental banget, tapi dengan berjalannya waktu, saya mencoba untuk menghilangkannya dengan cara sering bergaul dengan banyak orang. Susah juga menghilangkan logat Medan. Saya butuh waktu selama sembilan bulan,” ujar Kenny.

Sebelum menjadi bintang film, Kenny lebih dahulu dikenal sebagai juara kedua L-Men of The Year 2014. Ia mewakili provinsi Sumatera Utara. Karena kontes L-Men of The Year sudah tidak dilanjutkan, Kenny selaku juara kedua di konter terakhir, kemudian ditunjuk mewakili Indonesia dalam kontes Mister International 2015. Dalam ajang tersebut, Kenny menempati posisi 10 besar, dan mendapat penghargaan khusus karena masuk 3 besar Best National Costume, Mister Plaza de Norte dan Mister Vertex. (bifni/rez)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here