Terduga Korban Bullying Kim Garam ‘Le Sserafim’ Trauma Berat Sampai Berniat Bunuh Diri

Foto: Dok. KBIZoom

Kasus pembullyan member Le Sserafim, Kim Garam kian memanas. Berulang kali agensinya, HYBE Labels membantah soal tuduhan itu dan menganggapnya sebagai fitnah.

Tak terima, seorang sumber yang mengaku sebagai korban Kim Garam telah melaporkan kasus ini di firma hukum Daeryun’s. Korban bernama Yoo Eunseo memberikan keterangan detail mengenai tindak pembullyan yang diterimanya. Melalui kuasa hukumnya, ia menjelaskan secara rinci insiden yang dialaminya.

1. Keaslian Laporan

Dilansir dari KBIZoom, ada kontroversi dari hasil Komite Penanggulangan Kekerasan Sekolah, hasilnya sesuai dengan keterangan klien kami yang menunjukan stempel resmi kepala sekolah SMA Gyeongin.

2. Detail insiden

Yoo Eunseo adalah korban kekerasan sekolah Kim Garam dengan teman-temannya dari akhir April hingga Mei 2018. Kekerasan kelompok dilakukan secara terus menerus, sehingga ia pindah ke sekolah baru.

4 Juni 2018, Komite Penanggulangan Kekerasan Sekolah menghukum Kim Garam dan kelompoknya karena melakukan kekerasan di sekolah. Sedangkan Yoo Euseo menerima konseling dan terapi psikologis sesuai dengan Pasal 16-1-1.

Empat tahun kemudian, Kim Garam terungkap sebagai anggota Le Sserafim pada April 2022. Teman-temannya menghubungi Yoo Eunseo karena merasa tidak terima seorang pembully menjadi selebriti.

Berita makin mencuat, banyak postingan di Nate Pann yang mengekspos perlakuan Kim Garam yang memang terkenal dengan sikap buruknya. Jika dia tidak menyukai satu siswa, maka ia akan menyuruh siswa lain untuk menyerangnya juga.

Yoo Eunseo mendapatkan banyak ancaman setelah berani speak-up. Ini membuatnya sangat cemas dan takut membayangkan ada orang yang berani menyebarkan foto wajahnya. Akibatnya dia menderita serangan panik sampai membuatnya sulit bernapas dan jantungnya terasa meledak.

|Baca Juga: Baru Muncul, Kim Garam ‘LE SSERAFIM’ Langsung Dicap Sebagai Pelaku Bullying

3. Mengirim bukti ke HYBE dan tidak mendapat tanggapan

Saat itu HYBE mengatakan tuduhan yang dibuat adalah fitnah dan dengan cerdik menyatakan bahwa Kim Garam adalah korban kekerasan di sekolah.

Akibatnya Yoo Eunseo dikritik dan diancam orang tak dikenal karena dituduh ‘memfitnah Kim Garam’. Serangan semakin meningkat karena pernyataan HYBE itu. Yoo Eunseo menangis dan menolak untuk pergi ke sekolah, ia mengatakan “saya pikir ini akan berakhir ketika saya mati”.

Akhirnya wali Yoo Eunseo mengirimkan aduan pidana ke firma hukum kami dengan membawa surat bersertifikat soal pelecehan yang dilakukan Kim Garam terhadap Yoo Eunseo. Termasuk hasil petisi dan bukti dari Komite Penanggulangan Kekerasan Sekolah.

4. Sanggahan terhadap tuduhan fitnah kepada Kim Garam

Orang tua Yoo Eunseo tidak bisa menanggung penderitaan anak mereka kembali dan memutuskan untuk mengungkapkan situasinya melalui firma hukum kami.

HYBE tidak memberikan permintaan maaf yang tulus kepada korban. Justru sebaliknya mereka mengatakan tuduhan itu sebagai fitnah dan Kim Garam adalah korban. Bila Hybe terus bertahan di posisi ini, kami akan mempertimbangan untuk merilis laporan dari Komite Penanggulangan Kekerasan Sekolah termasuk pengakuan korban dan bukti pelecehan mengerikan. Kemudian, kami akan merilis pesan teks berisi kutukan dan ancaman yang dikirim pelaku kepada korban untuk memancingnya ke tempat perundungan.

|Baca Juga: Dikritik Lagi! Wajah Asli Member Le Sserafim Akhirnya Terungkap

5. Kesimpulan

Bagi seorang siswa, teman dan sekolah adalah dunianya. Tidak mungkin bahwa mereka yang menjadi korban pelecehan hanya diberi kompensasi atau dihapus saja.

Hanya dengan pengakuan dan permintaan maaf, kita dapat mencegah anak kita menjadi korban berikutnya. (*)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here