Ternyata Ini Penyebab Novia Widyasari Bunuh Diri di Makam Ayahnya

Hampir sepekan kasus Novia Widyasari Rahayu mondar-mandir di pemberitaan tanah air. Keinginan Novia akan keadilan pun telah didapatkan, Randy Bagus sang mantan pacar yang berprofesi sebagai polisi telah ditahan dan dipecat dari institusinya. Meski ia tidak bisa melihatnya langsung karena telah terkubur bersama kenangan pahitnya.

Kasus kekerasan seksual pada wanita yang dialami Novia hanya segelintir dari ribuan bahkan jutaan kasus lainnya yang tidak terungkap. Fenomena ini layaknya gunung es. Hanya secuil yang terlihat dipermukaan. Padahal di bawahnya banyak sekali korban kekerasan dan pelecehan seksual yang hanya diam, pasrah, bahkan bisa jadi menunggu giliran bunuh diri.

| Baca juga: Ibunda Novia Widyasari Tiba-tiba Minta Maaf. Diintimidasi?

Menurut dr. Nalini Muhdi., Sp.KJ (K), seorang psikiatris dengan subspesialis kesehatan mental perempuan, banyaknya prasangka buruk, intimidasi, penghakiman dan caci maki masyarakat kepada korban membuat para penyintas kekerasan seksual lebih memilih diam.

“Saya lihat banyak ya di luar sana yang menghakimi korban (Novia Widyasari, red), ada yang bilang Ini karena perempuannya aja yang gatel! Oh, nggak bisa gitu, apapun yang namanya kekerasan kesalahan ada pada pelaku. Korban tidak bersalah! Apalagi ini korbannya sudah meninggal,” tegas dokter Nalini.

Ia pun menambahakan bahwa kasus-kasus seperti Novia ini sangat mungkin dialami semua kalangan dan profesi. Baik jurnalis, mahasiswa, dokter, guru, ibu rumah tangga, jaksa dan semuanya. Untuk itu dokter Nalini mengajak semua masyarakat Indonesia untuk lebih peka lagi terhadap keadaan sekitar.

Jika mendapati orang terdekat kita telah berubah perilakunya menjad murung, menarik diri dari sosial, tiba-tiba ngasih pesan terakhir atau memberikan barang-barangnya kepada kerabat terdekatnya. Maka ini patut diwaspadai, bisa jadi orang tersebut sedang membuat suicidal notes atau crying for helps.

novia widyasari rahayu
Foto: Dok. Freepik

Apa sih suicidal notes atau crying for helps itu? Suicidal notes atau crying for help adalah pesan-pesan dengan nada kematian yang dituliskan oleh mereka yang sedang dalam keadaan tertekan, putus asa dan tersudut, seperti “Lebih baik aku mati saja”, “Sepertinya Tuhan sudah dekat dengan ku,” terang dokter Rumah Sakit dr. Soetomo ini.

Perlu diketahui, sebelum Novia Widyasari Rahayu mengakhiri hidupnya di atas pusara ayahnya. Ia sempat beberapa kali menuliskan pesan-pesan kematian (suicidal notes atau crying for helps) di sosial media Quora milik akun alternya.

“Sebetulnya ketika Novia menulis mengatakan sesuatu yang berhubungan dengan kematian, sesungguhnya dia sedang ambivalen (ragu-ragu) akan meneruskan bunuh diri atau tidak. Tapi dalam kondisi desperate (putus asa) dan tidak berdaya. Jika dilakukan intervensi sebelumnya, sebetulnya bisa ditolong. Karena bagaimanapun bunuh diri ini adalah sesuatu yang preventable (bisa dicegah). Suatu tindakan yang sebenarnya bisa dicegah, ini adalah prinsip utama.” kata psikiatris yang sekaligus menjabat sebagai Indonesia National Representative IASP (International Association for Suicide Prevention).

| Baca juga: 4 Fakta Randy Bagus, Pelaku yang Memaksa Kekasihnya Aborsi

Melalui percakapan singkat dengan Tabloid Nyata di telepon kemarin (8/12). Lebih lanjut dokter Nalini menghimbau kepada semua masyarakat untuk memberikan perilaku empati kepada penyintas kekerasan dan pelecehan seksual, “Kita jangan abai dengan mengejek, menertawakan atau merendahkan orang yang sedang mengalami crying for help. Karena kalau tidak ada tindakan dari orang lain atau malah dimaki, dimarahi, dihakimi dan dinasehati yang sifatnya menyalahkan. Maka kemungkinan besar bunuh diri akan dilakukan.”

Selama kurang lebih 16 tahun lamanya dr. Nalini Muhdi.,SpKJ secara konsisten mengajak media massa untuk mensosialisasikan pencegahan bunuh diri agar penyintas mampu dan berani bicara tentang kekerasan yang mereka alami.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here