Demi Film Terbaru, Arbani Yasiz Belajar Empat Bahasa

Aktor muda Arbani Yasir kembali bermain film. Kali ini berjudul Ranah 3 Warna. Ada tuntutan lebih yang harus dilakukan Arbani Yasiz. Demi film terbarunya itu, Arbani Yasiz harus belajar empat bahasa sekaligus agar benar-benar mengusai.

Jelas hal tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi pria 25 tahun itu. Apalagi bahasa yang harus dikuasai itu yang cukup asing baginya.

“PR saya bahasa Minang, Arab, Inggris terus juga Perancis. Dan di sini emosional si Alif tuh memang benar-benar ditekan banget, konfliknya memang berat,” kata Arbani saat ditemui di Kebon Jeruk, Jakarta, Kamis (30/7).

| Baca juga:Backstreet Rookie’ Episode 13: Saet Byul dan Dae Hyun Bikin Deg-degan

Dalam film Ranah 3 Warna, Arbani berperan sebagai Alif yang merupakan tokoh utama. Menurut Arbani, film itu menjadi salah satu film terberat yang pernah dilakoninya. Pasalnya, peran Alif cukup dominan.

“Jujur syuting Ranah 3 Warna ini sangat menguras emosi. Saya merasa film ini skenarionya 90 persen Alif semua. Jadi Alif bakal ketemu sama setiap pemain yang ada di film ini, berarti chemistry banyak sama orang lain,” ungkapnya.

Dalam film itu, Alif dikisahkan sebagai pemuda yang berasal dari Minang. Karena itu, Arbani pun dituntut untuk fasih berbahasa Minang. Padahal dalam kenyataannya, Arbani bukan orang Minang. Sehingga pria kelahiran Jakarta 15 Oktober 1994 itu mengaku cukup kesulitan untuk memelajarinya.

“Ini pertama kalinya saya dapat karakter dengan aksen Minang, padahal saya bukan orang Minang. Darah saya dari orangtua itu Medan sama Palembang. Ya saya mau tidak mau pelajari itu dan memang agak berat sih. Benar-benar menguras energi,” ungkap Arbani.

Bukan hanya itu yang harus dilakukan untuk berperan sebagai Alif. Anak ke dua dari tiga bersaudara itu juga dituntut untuk menurunkan berat badan. Sebab berat badannya sempat mencapai 65 kilogram. “Saya harus menurunkan berat badan jadi enam puluh satu kilogram,” ucap Arbani. 

Tapi saat mulai reading hari ke dua, Arbani terkena cacar hingga harus bedrest sekitar sepuluh kilogram. Alhasil, bukannya menurun, berat badannya malah naik menjadi 69 kilogram. “Padahal waktu itu saya hanya punya waktu tiga minggu untuk menurunkan berat badan jadi enam puluh dua kilogram. Alhamdulillah akhirnya bisa juga. Malah berat badan aku turun jadi enam puluh kilogram,” ujarnya, senang. (*)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here