Motif Dibalik Sekeluarga Bunuh Diri di Malang, Karena Hutang?

Mata gadis bernama AKE itu tampak sembab. Cukup lama dia menangis. Namun tiba-tiba remaja itu kembali ceria, ketika teman-teman sekolah dan gurunya datang. Dia tersenyum, tertawa kecil bahkan makan soto bersama. Hal itu membuatnya sedikit terhibur. Meski saat ini hatinya sangat sedih. Dalam waktu bersamaan remaja berusia 12 tahun itu kehilangan orangtua dan saudari kembarnya, ARE. Ketiganya meninggalkan AKE selamanya karena bunuh diri.

Orangtua AKE, Wahaf Efendi dan Sulika mengajak ARE bunuh diri di kamar belakang rumah mereka di Dusun Boro Bugis RT 03 RW 10, Desa Saptorenggo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, Selasa (12/12). Ketika ditemukan kali pertama oleh tetangga, Sulika sudah tewas dengan mulut berbusa. Sedangkan ARE, wajahnya membiru dan mata lebam seperti habis dibekap. Di samping jenazah ditemukan gelas dan obat nyamuk cair.

| Baca Juga: Kisah Inspiratif Aipda Purnomo yang Ikhlas Rawat 500 ODGJ

Fakta itu didasarkan keterangan Kasi Humas Polres Malang, Ipda M. Adnan Kohar. Wahaf sendiri saat ditemukan masih hidup. Pergelangan tangan kirinya terluka akibat sayatan pisau. Dia sempat dilarikan ke Rumah Sakit Angkatan Udara Dr M Munir Lanud Abd Saleh, namun sesampainya di sana sudah dinyatakan meninggal.

Pada Selasa (12/12) sekitar pukul 03.00 dini hari, AKE dan ARE tidur di kamar. Tiba -tiba Wahaf datang dan membangunkan ARE untuk pindah tidur di kamar ayah dan ibunya yang belakang. AKE sempat terbangun, namun dia tidur lagi. Sehingga dia tidak tahu apa yang terjadi di kamar belakang itu.

Hingga akhirnya sekitar pukul 08.00 WIB, AKE bangun dan mulai mencari keberadaan orangtua serta saudari kembarnya. Saat hendak membuka kamar belakang, dia kesusahan karena dikunci dari dalam. Sementara dari dalam, Wahaf meminta putrinya meminta tolong tetangga. Gadis itu kemudian berteriak mencari pertolongan. Teriakan itu didengar Galih, tetangga depan rumahnya. Pria itu langsung memeriksa kamar dan mendobrak pintu. Kemudian terlihatlah pemandangan yang mengerikan.

| Baca Juga: Pria ini Akhirnya Kuliah S2 di Australia Setelah 118 kali Gagal Dapat Beasiswa

AKE tidak sempat melihat kondisi orangtua dan saudarinya. Karena dia sudah diungsikan ke rumah tetangga. Tidak sekadar nggak sempat melihat jenazah orangtua dan saudari kembarnya, AKE juga tidak tahu jika ada pesan terakhir dari ayahnya. Pesan itu ditulis di cermin kamar Wahaf dan Sulika.

’Kakak jaga diri. Papa, Mama, Adik pergi dulu. Nurut Uti, Kung, Tante dan Om. Belajar yang baik. Uang Papa Mama untuk pemakaman jadi satu. Love you kakak. Papa.’ Demikian bunyi pesan itu.

Lantas apa yang melatarbelakangi Wahaf mengajak istri dan seorang anaknya bunuh diri? benarkah karena terlilit utang? bagaimana kehidupan keluarga Wahaf dan Sulika?

Baca selengkapnya hanya di Tabloid Nyata edisi 2734. Klik di sini.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here