Pria ini Akhirnya Kuliah S2 di Australia Setelah 118 kali Gagal Dapat Beasiswa

Pria ini Akhirnya Kuliah S2 di Australia Setelah 118 kali Gagal Dapat Beasiswa
Foto: Dok. Ist

Tak selamanya kegagalan adalah akhir perjuangan. Bisa jadi itu awal kesuksesan meskipun harus melalui ratusan kegagalan. Inilah yang dialami Rahmat Putra Yudha. Pria berusia 39 tahun itu akhirnya bisa mengenyam pendidikan S2 di Universitas Wollongong Australia setelah 118 kali gagal raih beasiswa.

Alih-alih sedih atau mengeluh, guru Bahasa Inggris di SMPN 13 Pontianak, Kalimantan Barat itu tak pantang menyerah hingga usahanya yang ke-119 membuahkan hasil. Dia berhasil menjadi salah satu penerima beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) 2013 lalu. “Ngapain sedih. Selama ada peluang ya, daftar lagi saja,” kata saat dihubungi Nyata via sambungan telepon, belum lama ini.

Yudha, demikian biasa disapa, mulai tertarik program beasiswa sejak 2007 lalu. Hal itu bermula saat para dosennya di Universitas Tanjungpura, Pontianak menceritakan pengalaman menempuh pendidikan di luar negeri. Sejak itu Yudha mulai gencar mencari informasi tentang beasiswa. Mulai AAS (Australia Awards Scholarship) hingga Fulbright, salah satu beasiswa bergengsi yang ditawarkan oleh pemerintah Amerika Serikat melalui American Indonesian Exchange Foundation (AMINEF).

| Baca Juga: Kisah Inspiratif Aipda Purnomo yang Ikhlas Rawat 500 ODGJ

Yudha juga pernah beberapa kali mencoba mendaftar program Erasmus Scholarship, beasiswa yang digagas oleh Uni Eropa untuk mendukung bidang pendidikan, pelatihan, pemuda dan olahraga. Namun lagi-lagi gagal.

Meski demikian, Yudha terus mencoba. Dengan mendaftar Emi-nence Schilarship, program beasiswa di Ohio State University Amerika Serikat. Meskipun dia kembali menelan kegagalan. “Segala jenis beasiswa sudah pernah apply. Dan semuanya dari luar negeri,” ungkapnya.

Yudha sangat ambisius belajar ke luar negeri karena ingin mempelajari sistem pendidikan di sana untuk diterapkan di Indonesia. Sebab pada saat itu profesinya memang sebagai tenaga pengajar di SMPN 13 Pontianak dan dosen honorer di Universitas Panca Bhakti Pontianak.

“Hal esensial yang mungkin bisa saya dapat dari luar negeri itu bisa saya adopsi untuk diterapkan di Indonesia,” ujarnya.

| Baca Juga: Mengintip Perjalanan Karir Belinda Christina Juara MasterChef Indonesia Season 11

Proses mendapatkan beasiswa luar negeri memang tidak mudah. Banyak proses seleksi yang harus dilalui. Tentunya banyak mengorbankan waktu, tenaga dan keringat. Apalagi di tengah jalan ia sempat pesimis.

Eksklusif kepada Nyata, Yudha mencerita bagaimana perjuangannya untuk bangkit dari kegagalan. Simak kisah selengkapnya hanya di Tabloid Nyata Edisi 2733. Klik di sini.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here