Modisnya Baju Ramah Lingkungan yang Kekinian

baju-ramah-lingkungan-7
Busana sustainable karya Raye Padit. Foto: Reza Wibisono/Nyata

Grand Indonesia secara resmi membuka event ‘GAYA, Future Fashion & Sustainable Lifestyle’. Ini merupakan acara yang memberikan pengalaman berbeda dan bermanfaat, bagi para pengunjung setianya.

GAYA dirancang sebagai acara khas tahunan, yang memiliki misi kepedulian terhadap lingkungan, dengan memasukkan elemen fashion sebagai unsur utamanya.

“Kami secara khusus mengangkat elemen fashion ke dalam gerakan ini. Karena fashion memiliki kedekatan dengan keseharian kita. Banyak upaya ke arah sustainable fashion (ramah lingkungan dan kemanusiaan) yang dilakukan oleh para desainer, termasuk beberapa desainer muda yang kita tampilkan dalam event GAYA ini”, kata Public Relations Manager Grand Indonesia, Dinia Widodo, Kamis (15/8).

baju-ramah-lingkungan-4
Desainer Jenny Kate (paling kiri), Kuntoro Permadi (GM Marketing Communication & Operations Grand Indonesia) dan penyelenggara bersama Nicholas Saputra dan Eva Celia. Foto: Reza Wibisono/Nyata

Beberapa publik figur yang peduli terhadap lingkungan, seperti Eva Celia dan Nicholas Saputra ikut hadir dalam program ini. Mereka turut serta menyuarakan dan menjadi bagian dari gerakan ini, demi terciptanya fashion yang ramah lingkungan di masa depan.

baju-ramah-lingkungan-5
Busana sustainable karya Raye Padit. Foto: Reza Wibisono/Nyata

Pada penyelenggaraan di tahun perdananya, GAYA menghadirkan fashion show dari desainer Tanah Air dan mancanegara, yang ingin menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan melalui karyanya.

baju-ramah-lingkungan-1
Karya Wilsen William. Foto: Reza Wibisono/Nyata

Fashion show yang akan berlangsung sampai 18 Agustus 2019 nanti, diisi oleh sejumlah desiner muda seperti Kana Goods, Petang Hari, Jalin, KaIND serta beberapa desainer dari Indonesian Fashion Chamber (IFC).

baju-ramah-lingkungan
Karya Raye Padit yang satu ini memadankan gaun bermotif dnegan outer putih. Foto: Reza Wibisono/Nyata

Desainer asal Singapura, Raye Padit menampilkan karya-karyanya dengan gaya simple yang memungkinkan penggunanya melakukan mix and match. Pendiri Connected Threads Asia ini mengatakan, mode bisa jadi bahaya besar bagi planet apabila dikonsumsi berlebihan.

“Diperkirakan orang hanya menggunakan 20% dari apa yang ada di lemari pakaian mereka. Jadi, bagaimana kita membeli lebih sedikit tetapi tidak merasa kurang modis karena ini akan mengurangi limbah tekstil,” paparnya.

baju-ramah-lingkungan-3
Karya Wilsen William. Foto: Reza Wibisono/Nyata

Sementara desiner muda Wilsen William, menghadirkan karya yang menjadi ciri khasnya. Yaitu rancangan yang memiliki kekuatan di potongan busana, dan konsiten pada warna-warna monokrom.

baju-ramah-lingkungan-65
Busana karya Wilsen William memiliki ciri khas monokrom. Foto: reza Wibisono/Nyata

Menggandeng Jenny Kate sebagai partner, ia tidak lagi mengunakan ornamen yang berlebihan seperti manik-manik, beads dan lainnya untuk mengurangi limbah lingkungan.

baju-ramah-lingkungan-2
Karya Novita Yunus. Foto: Reza Wibisono/Nyata

Novita Yunus, desainer yang dikenal kerap mengolah kain tradisional menjadi busana ready to wear yang modern, menghadirkan karya berbahan denim, serta jumputan yang menggunakan pewarna alami. Pilihan itu ia lakukan sebagai bentuk kepeduliannya untuk tidak mencemari lingkungan. (*)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here