Desainer Kursien Karzai Padukan Keindahan Melati dan Batik Kawung di MUFFEST + 2023

Foto: Dok. IST

Muslim Fashion Festival (MUFFEST)+ 2023 yang telah selesai digelar pada tanggal 7-10 Maret 2023 di Ballroom dan Denpasar Room The Westin Jakarta berhasil menarik perhatian. Pelaksanaan tahun ini merupakan rangkaian road to Indonesia International Modest Fashion Festival (IN2MOTIONFEST) untuk memperluas kiprah modest fashion Indonesia di pasar global dan mewujudkan Indonesia sebagai pusat modest fashion dunia.

Sejumlah desainer fashion Indonesia, menampilkan karya terbaiknya di ajang ini. Salah satunya adalah Kursien Karzai. Seperti diketahui, Indonesia memiliki banyak suku adat dan kebudayaan yang menjadi indentitas bangsa. Batik adalah salah satunya. Budaya membatik sudah menjadi tradisi leluhur bangsa ini, salah satunya adalah motif kawung yang diciptakan oleh salah satu sultan kerajaan Mataram pada abad ke-13. Sementara Bunga melati merupakan simbol kesucian yang biasa dikenakan dalam acara adat dan menjadi bagian dari kebudayaan bangsa Indonesia.

|Baca Juga: Gandeng Dekranasda NTT, Ivan Gunawan Hadirkan Koleksi ‘Mata Hati’

Memadukan batik motif kawung dan bunga melati dalam bentuk printing dan embroidery untuk koleksi Spring Summer 2023, Kursien Karzai hadirkan koleksi Cimelo yang dibuat untuk menyambut Ramadan dan Idul Fitri.

“Saya mengangkat motif batik Kawung dan bunga melati itu karena keduanya sangat erat dengan khas Indonesia. Batik Kawung itu sudah ada sejak abad ke 13 yang diprakarsai oleh kesultanan Mataram. Kemudian Melati juga sangat menjadi ikonik di Indonesia. Karena beberapa macam ritual keagamaan dan budaya, maupun adatnya di Indonesia ini sarat dengan bunga melati. Sehingga saya memadukan keduanya menjadi DNA di dalam koleksi saya di 2023 ini ,” jelas Kursien Karzai saat dihubungi pada Rabu (15/3).

Dan karena batik kawung serta bunga melati itu memiliki cerita sejarah yang sangat kuat, maka Kursien menamakan koleksinya kali ini dengan Cimelo yang berarti pusaka. “Cimelo sendiri berasal dari bahasa Italia, yang berarti pusaka,” tuturnya.

Kursien mengaplikasikan motif batik kawung dan bunga melati itu di atas bahan organza dan satin, dengan menggunakan teknik embroidery dan printing.

“Sebelumnya saya membuat patern untuk motif batik kawung dan bunga melati tersebut. Kemudian mengaplikasikannya di atas kain. Kita bikin patern yang bisa untuk di print dan bordir menggunakan mesin maupun manual,” katanya.

Foto: Dok. IST

|Baca Juga: Gelaran Fesyen Garis Poetih Resmi Dibuka, Hadirkan 12 Karya Desiner Tanah Air

Kursien mengakui ada tantangan yang ditemui saat mengaplikasikan motif batik kawung dan bunga melati di kain yang digunakan.

“Tantangannya itu membersihkan benang. Karena motifnya kecil-kecil sekali. Jadi banyak sekali benang yang harus dibersihkan. Itu lumayan menghambat produktivitas. Tapi kami bisa menyelesaikan dalam waktu yang lebih cepat,” paparnya.

Dalam koleksinya kali ini Kursien hadirkan gaun, abaya, tunik dan outer dengan siluet A line. “Karena itu membuat proporsi badan perempuan lebih anggun. Bentuknya simpel dan wearable untuk aktivitas dalam dan luar ruang,” katanya.

Kursien menampilkan 10 look dengan warna-warna pastel, seperti abu-abu, peach, hijau sage, lilac, dusty pink, turkois, putih, dan satu warna hitam. “Warna hitam selalu menjadi favorit dalam setiap session di Indonesia. Karena di Indonesia, mau winter atau summer tetap warna hitam, yang selalu jadi favorit,” tandasnya.

Kursein mengatakan bahwa Koleksi Cimelo merupakan kombinasi sempurna antara kenyamanan dan gaya, dengan kesederhanaan dan kemewahan yang menyatu, dapat dipakai untuk harian juga kesempatan khusus. “Saya berharap para costumer mendapatkan lebih banyak manfaat dari koleksi yang saya keluarkan ini. Seperti merasa lebih anggun, lebih cantik, dan lebih Indonesia saat mengenakannya,” harapnya. (*)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here