Udara sehat tidak hanya sekedar udara bersih saja, tingkat kelembapan udara yang tepat sangat berperan penting dalam meningkatkan kualitas udara. Indonesia sebagai negara beriklim tropis ditambah dengan curah hujan yang tinggi saat ini membuat tingkat kelembapan udara menjadi lebih tinggi daripada yang sewajarnya. Padahal kadar uap air berlebih di udara menjadi kondisi ideal bagi jamur, tungau, atau mikro organisme lainnya untuk berkembang biak dan menjadi pemicu timbulnya alergi dan asma.
Kondisi lembap umumnya bisa memicu tumbuhnya jamur, bakteri, virus, bahkan munculnya bau yang membuat indra penciuman merasa tak nyaman. Dokter sekaligus influencer, dr. Abelina Dini Fitria, Dpl. AAAM, MM, MARS, menjelaskan masalah kelembapan juga harus menjadi perhatian para ibu yang saat ini masih memiliki bayi. Kelembapan tinggi bisa mengganggu proses tumbuh kembang anak.
Secara umum, lanjut Abelina, kadar kelembapan udara yang terlalu tinggi dapat memicu reaksi alergi, mengganggu tidur dan thermoregulation, serta menjadi sarang infeksi yang berpengaruh buruk pada kesehatan. “Infeksi pada tubuh atau yang menempel pada perabotan wajib diwaspadai. Apalagi orang yang memiliki alergi rentan terinfeksi jamur karena imunitas rendah,” kata Abelina dalam peluncuran produk baru Sharp Dehumidifier di Jakarta beberapa waktu lalu.
|Baca Juga: Tips dan Trik Mencegah Varises Saat Pakai High Heels
Menurut Abelina, jamur dalam jumlah besar dapat menjadi berbahaya dan beresiko bagi kesehatan keluarga. “Gejala alergi yang disebabkan jamur dapat berupa iritasi mata dan tenggorokan, ruam kulit, bersin, gatal tenggorokan atau batuk, dan dapat memicu serangan asma. Udara lembab adalah lingkungan yang ideal bagi jamur untuk berkembang (50-65% kelembaban),” jelasnya.
Abelina mengatakan, salah satu cara yang sering digunakan untuk mengurangi tingkat kelembaban adalah dengan memanfaatkan dehumidifier dengan teknologi plasmacluster yang diakui bermanfaat untuk menurunkan peradangan dan alergen.
“keunggulan dehumidifier dapat menghapus lembab berlebih sekaligus mencegah jamur tumbuh. Dan dari banyak jurnal dikatakan bahwa teknologi plasmacluster juga dapat mengeliminasi debu, bulu hewan, listrik statis sampai asap rokok,” ujar alumni Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan (UPH) itu.
Bb. Abelina menambahkan, “ Jamur akan tumbuh subur di ruangan yang tingkat kelembapannya tinggi. Beberapa jenis jamur menghasilkan zat alergen, yaitu zat yang menyebabkan alergi pada manusia. Selain itu tungau yang menjadi penyebab umum untuk banyak gejala yang berhubungan dengan alergi dan asma, juga berkembang dalam udara lembab. Dengan berkurangnya tingkat kelembapan udara di ruangan yang ada di rumah, pertumbuhan jamur dan bakteri pada ruangan tersebut juga ikut berkurang sehingga kita tidak perlu merasa cemas lagi.”
