Koleksi Terbaru Mel Ahyar di ‘Preloved Branded Irresistible Bazaar’

Mel Ahyar Happa
Foto: Catur/Nyata

Hari ke tiga Preloved Branded Irresistible Bazaar yang digelar di Chameleon Hall, Plasa Tunjungan 6 Surabaya, Kamis (7/2) kemarin makin ramai. Apalagi bazar produk fashion second branded yang digelar oleh Irresistible Bazaar hingga Minggu (9/1) besok itu, juga dimeriahkan berbagai acara, seperti fashion show dan demo make up.

Kemarin, desainer ternama Mel Ahyar berkesempatan menampilkan koleksi terbaru HAPPA untuk Fall/Winter 2019/2020. Temanya NYTKA. Sebanyak 11 outfit diperagakan. Busana warna-warna gelap yang dihiasi teknik kerajinan cross-stitch atau biasa disebut kristik, terlihat menghiasi rancangannya.

“Untuk koleksi terbaru ini, saya memang ingin bercerita tentang sebuah teknik kerajinan istimewa yang diwariskan turun-temurun kepada kaum perempuan, yaitu cross-stitch,” ujar Mel usai koleksi terbarunya ditampilkan.

Mel Ahyar Happa
Foto: Catur/Nyata

Untuk koleksi terbarunya, menurut Mel, terinspirasi dari pakaian adat perempuan Ukraina. Mulai warna, motif, hingga cutting-nya. Misalnya, kemeja berpotongan balon di pergelangan tangan, lengan raglan, dan siluet A. Sedang bahan yang digunakan antara lain linen dan rayon yang di-pleats atau dilipit serta ditambahkan detail embroidery dan pompom.

Mel Ahyar Happa
Foto: Catur/Nyata

Dijelaskan Mel, di Ukraina sulam dikembangkan oleh kaum perempuan dan secara khusus dianggap sebagai aktivitas mereka. “Saking populernya kerajinan itu, hanya sedikit perempuan yang tidak menguasainya,” ucap Mel.

Mel Ahyar Happa
Koleksi terbaru Mel Ahyar yang terinspirasi dari pakaian adat perempuan Ukraina. Foto: Catur/Nyata

Seiring berjalannya waktu, fungsi kegiatan sulam cross-stitch sendiri berkembang menjadi medium bersuara para perempuan dalam tatanan sosial. Banyak seniman perempuan muncul dengan karya cross-stitch bertema feminisme. Salah satunya Emma McKee.

Mel Ahyar Happa
Mel Ahyar saat menjelaskan koleksi terbarunya NYTKA, didampingi founder Irresistable Bazaar Marissa Tumbuan. Foto: Catur/Nyata

“Saat saya mengambil jarum dan benang, saya turut serta dalam barisan panjang para perempuan yang telah memelintir apa yang tadinya hanya sebagai kesenian rumah tangga, menjadi media untuk ikut menyampaikan pendapat dan ekspresi politik,” kata Mel. (*)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here