Protein Hewani dan Nabati, Manakah yang Lebih Baik Untuk Penuhi Kebutuhan Gizi?

Foto: Dok. Pexels/Alex Green

Kebutuhan gizi seimbang sangat dibutuhkan untuk mendukung kesehatan anak dan keluarga setiap harinya. Salah satu cara untuk memastikan keluarga mendapatkan nutrisi cukup adalah dari variasi makanan yang dikonsumsi.

Hingga saat ini Indonesia masih dihadapkan oleh berbagai permasalahan gizi terutama dari ketidakseimbangan asupannya. Kekurangan dan kelebihan gizi sama-sama dapat menimbulkan masalah kesehatan. Menurut laporan nasional Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, prevalensi obesitas pada usia 18 tahun ke atas mencapai 21,8 persen.

Padahal, kebutuhan gizi seimbang bisa mencegah berbagai masalah tersebut dan diterapkan dalam pengaturan pola makan sehari-hari. Pastikan makanan mengandung karbohidrat, lemak, protein nabati dan hewani, vitamin, serat, air, dan unsur mineral.

Bila porsi nutrisi di dalam makanan dirasa kurang, maka solusinya adalah menambahkan asupan lain misalnya protein hewani seperti susu sebagai pelengkapnya. Sebab, protein hewani memiliki banyak keunggulan dan manfaat untuk kesehatan.

Keunggulan Protein Hewani

Ada dua jenis protein yang dibutuhkan manusia yaitu protein hewani dan nabati. Perlu dipahami dulu bahwa keduanya sama baiknya untuk kesehatan keluarga.

Namun menurut ahli gizi, Dr. Marudut Sitompul, MPS, banyak keunggulan dari protein hewani dibandingkan protein nabati, dalam menjaga keseimbangan gizi yang dibutuhkan tubuh. “Salah satu gizi yang penting untuk dipenuhi dalam makanan bergizi seimbang adalah protein. Protein hewani sendiri memiliki asam amino esensial yang lebih lengkap untuk mengoptimalkan tumbuh kembang dan punya beberapa keunggulan,” ujar Marudut dalam acara Perayaan Hari Gizi Nasional 2023 dan Peluncuran Fitur Kesehatan #KalkulatorFrisianFlag Massa Tubuh & #KalkulatorFrisianFlag Gizi Harian, di Greyhound Cafe, Menteng, Jakarta Pusat, pada Selasa (31/1).

|Baca Juga: Tips dan Trik Mencegah Varises Saat Pakai High Heels

Setidaknya ada lima keunggulan protein hewani daripada protein nabati.

1.Struktur Molekul lebih sederhana.

Dokter Marudut mengatakan, protein hewani memiliki struktur molekul yang berbeda dari protein nabati. Struktur ini jauh lebih sederhana sehingga mudah larut dalam air dan mudah dicerna.

“Ada beberapa keunggulan protein hewani tetapi yang utama struktur molekulnya. Nah, di sini yang hewani itu lebih sederhana. karena lebih sederhana, lebih mudah dia larut dalam air,” katanya.

Ia menambahkan, “Yang kedua, terdapat dia dalam otot kita dan itu cenderung lebih mudah dihancurkan sehingga lebih mudah dicerna.”
Sementara itu, protein nabati memiliki struktur yang jauh lebih kompak. Struktur ini pun sulit dipecah dan sulit larut dalam air.

2.Asam Amino lebih lengkap. Kandungan asam amino di dalam protein hewani disebut jauh lebih lengkap. “Asam amino pada protein hewani itu lebih lengkap. Baik jenis dan jumlahnya. Setidaknya ada 8 sampai 10 asam amino esensial, yang artinya tidak bisa dibentuk di dalam tubuh dan harus diperoleh dari makanan. Nah artinya asam amino itu cukup dan mutunya itu lebih baik,” paparnya.

3. Digestibility (daya cerna) lebih tinggi. Protein hewani memiliki tingkat cerna yang lebih tinggi. Bukan tanpa alasan, hal ini karena pelarutan protein hewani juga tinggi. “Daya cerna yang tinggi, karena mudah larut di dalam air,” kata Marudut.

4. Kemampuan untuk mengangkat zat gizi lainnya lebih tinggi. Beberapa zat gizi yang mudah diangkat adalah kalsium dan zat besi.

5. Sifat fungsionalnya lebih tinggi, karena protein hewani membentuk gel dan kelarutannya baik. “yaitu bagaimana dia (protein hewani) membentuk gel sebagai impulsifikasi, kemudian membentuk busa dan juga pelarutan. Nah ini ternyata berpengaruh terhadap sensorinya,” jelas Marudut.

Dengan berbagai keunggulan tersebut, maka mengonsusmi protein hewani penting sebagai bentuk menjaga keseimbangan gizi pada tubuh. Bahkan, saat bayi memasuki masa MPASI, protein hewani juga boleh diberikan untuk mencegah stunting.

Protein Hewani dan Nabati, Manakah yang Lebih Baik Untuk Penuhi Kebutuhan Gizi?. Foto: Dok. IST

Susu Bukan Sumber Utama Zat Gizi

Selain dari makanan, Marudut mengatakan, protein hewani bisa didapatkan dari susu yang kaya akan zat gizi penting untuk kesehatan. Marudut mengungkapkan ada dua jenis protein hewani yang masuk kategori referensi protein atau gold standard, bukan hanya di Indonesia, tetapi juga di dunia, yaitu protein dari telur dan susu.

Telur mengandung albumin, sedangkan susu mengandung casein.

“Dua sumber protein hewani ini yang paling baik. Susu merupakan sumber protein hewani paling baik dan paling tinggi kandungan gizinya. Daging saja kandungan protein hewaninya masih kalah di bawah susu. Inilah mengapa susu digunakan untuk melengkapi zat-zat gizi,” tuturnya. Menurutnya, pemenuhan gizi yang optimal mendukung terbentuknya fungsi sel imun atau memperkuat daya tahan tubuh. Susu menjadi bagian penting pada gizi yang seimbang. Berbagai zat gizi makro maupun mikro, vitamin dan mineral terkandung dalam susu.

“Tidak hanya salah satu sumber protein hewani terbaik seperti asam amino esensial, tapi Vitamin A, dan D3 yang terkandung dalam susu berfungsi untuk mendukung perlindungan tubuh dari kerusakan sel serta efektif melawan paparan atau infeksi,” ujarnya.

Namun ditegaskan Marudut, walaupun susu sangat baik untuk tubuh, tetapi bukan sumber utama zat gizi. “Anjuran minum susu sesuai dengan Permenkes 49, tapi, jangan sampai zat gizi utama kita dari susu,” kata Marudut.

Susu bukan sumber utama zat gizi menurut Marudut karena berdasarkan Permenkes No 41 Tahun 2014 tentang pedoman gizi seimbang, seseorang dianjurkan mengonsumsi makanan beraneka ragam. “Susu bukan pengganti makanan, tapi hanya pelengkap. Anak harus tetap makan makanan yang bergizi untuk mencukupi kebutuhan gizinya. Pemberian makanan yang bervariasi dan bergizi seimbang yang terdiri dari karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral, sebenarnya sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi anak. Hanya saja lebih baik lagi jika diberi susu sebagai pelengkap,” jelasnya. Lebih lanjut, Marudut mengimbau semua kalangan dari berbagai kelompok usia untuk mengonsumsi susu. Pasalnya, susu kaya akan kandungan kalsium yang baik untuk tulang dan gigi terlebih lagi di usia senja.

“Selama kita hidup, minum susu penting. Minum susu itu segala usia. Kalsium susu itu sangat penting untuk tulang dan gigi. Disarankan untuk tidak lupa minum susu. Minum dua gelas sehari terutama waktu sarapan. Karena sarapan merupakan momen penting pemenuhan gizi untuk memulai hari,” ujarnya.

|Baca Juga: Pahami Dampak Buruk Stunting Pada Anak. Orang Tua Harus Waspada!

Rutin mengkonsumsi susu juga bermanfaat untuk menjaga berat badan ideal. Oleh karenanya, Marudut menyarankan agar keluarga minum susu setidaknya 2 kali dalam sehari terutama saat sarapan.

Anjuran minum susu selaras dengan kampanye Kementerian Kesehatan (Kemenkes) baru-baru ini mengenai pentingnya asupan protein hewani untuk mencegah anak mengalami stunting.

Andrew F. Saputro, Corporate Affairs Director Frisian Flag Indonesia, mengajak masyarakat untuk hidup sehat dengan bersama-sama meningkatkan asupan gizi yang seimbang dan mengonsumsi susu sebagai sumber gizi yang terjangkau.

Andrew mengatakan, “Selain menghadirkan rangkaian produk susu yang berkualitas dan terjangkau, kami juga turut menyerukan penyingnya penerapan gaya hidup sehat dengan mengajak keluarga Indonesia untuk rutin mengkonsumsi susu di pagi hari. Dan peringatan Hari Gizi Nasional tahun ini menjadi momentum yang penting dalam upaya kita bersama untuk meningkatkan literasi dan kecukupan gizi masyarakat, di mana FFI meluncurkan fitur Kesehatan baru yaitu #KalkulatorFrisianFlag di situs Frisianflag.com. Bersama kita bisa bentuk Indonesia yang Sehat, Sejahtera dan Selaras.” (*)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here