Terinspirasi Batik Peranakan, Karya Busana Musa Widyanto di KAWFEST 2024

Busana karya Musa Widyanto (kiri) dan Loto Srinaita Ginting bersama juri KAWFEST 2024 (kanan). Foto: Agnes/Nyata)
Busana karya Musa Widyanto (kiri) dan Loto Srinaita Ginting bersama juri KAWFEST 2024 (kanan). Foto: Agnes/Nyata)

Kain wastra nusantara masih menjadi incaran para desainer sebagai material dalam karya busana mereka. Salah satunya, desainer senior Musa Widyanto yang menampilkan karyanya pada Wastra Trunk Show Kelana Wastra Fashion Fest 2024 (KAWFEST 2024).

Musa Widyanto mengambil tema ‘Sparkling Soiree’. “Saat ini perubahan corak motif dan warna kain wastra sudah beragam akibat pergeseran fungsi kain wastra Nusantara yang dahulunya hanya dipakai pada upacara tradisional, sekarang menjadi kebutuhan gaya hidup dan bagian dari produk fashion Nusantara,” jelas Musa kepada media di Jakarta, Selasa (23/4/2024).

Dalam koleksinya kali ini, Musa menyebut terinspirasi dari kain batik peranakan Tionghoa khas Pekalongan yang kemudian diolah menjadi bentuk potongan yang beragam. Seperti gaun, kemeja, tunik dan jaket yang dipercantik dengan detil bordiran sebagai salah satu kerajinan nasional.

| Baca Juga: Ketangguhan Wanita Jadi Inspirasi Dinda Amelia di Gelaran IFW 2024

Apa yang ditampilkan Musa juga akan diikuti oleh desainer lain di ajang tersebut. Seperti Oscar Lawalata Culture, Musa Widyatmodjo, Denny Wirawan, Didiet Maulana, Yukako, Mariko, Wignyo R, dan Indonesian Fashion Chamber (IFC).

Parade Busana Karya Musa Widyanto di KAWFEST 2024. (Foto: Agnes/Nyata)
Parade Busana Karya Musa Widyanto di KAWFEST 2024. (Foto: Agnes/Nyata)

Sebagai rangkaian dari KAWFEST 2024 yang diadakan pada Kamis hingga Minggu 25-28 April 2024 di Sarinah Thamrin, juga diselenggarakan School Fashion Design Competition, yang diikuti oleh sekolah fesyen.

Sekolah fesyen itu terdiri dari Burgo Indonesia, ISWI Fashion Academy, Islamic Fashion Institute, LaSalle College Jakarta, Institut Kesenian Jakarta (IKJ), ESMOD Jakarta, Universitas Kristen Maranatha, Telkom University, LPTB Susan Budihardjo, dan Binus University.

Terdapat 64 peserta yang berasal dari 10 sekolah fesyen dalam kompetisi ini. Hal Ini memberikan platform yang luas bagi para desainer muda untuk mengekspresikan kreativitas mereka dengan berbagai jenis kain tradisional Indonesia.

| Baca Juga: Gaya Avant Garde Jadi Ciri Rancangan Ian Adrian di IFW 2024

Desainer Denny Wirawan, Ali Charisma, dan Mel Ahyar bertindak sebagai juri dari kegiatan School Fashion Design Competition. Kehadiran para juri itu memberikan pandangan yang mendalam dan kritis terhadap karya para peserta, serta memberikan inspirasi bagi generasi desainer muda Indonesia.

Di dalam kegiatan ini, peserta kompetisi juga diikutsertakan dalam business matching dengan pelaku industri fesyen.

Ketua dewan juri acara School Fashion Design Competition KAWFEST 2024, Denny Wirawan menyebutkan bahwa acara ini tidak hanya tentang pameran atau pertunjukan, tetapi juga tentang memberikan kesempatan bagi para desainer muda Indonesia untuk berekspresi dan memperkuat identitas fesyen lokal.

“Desainer muda saat ini sangat banyak dengan kondisi yang berbeda-beda dalam artian kreativitas dan kualitasnya. Desainer muda biasanya masih mencari-cari bentuk atau garis rancangannya. Pengalaman dan perjalanan waktu akan menjadi proses pembentukan seorang fashion designer,” lanjutnya.

| Baca Juga: Langgam Jakarta Teranyam di Indonesia Fashion Week 2024

“Melalui KAWFEST 2024 para calon desainer muda ini bisa menunjukkan skill dan mengadu kemampuannya dalam mengolah wastra Indonesia menjadi busana dengan tren kekinian yang memang sesuai dengan kebutuhan atau demand dari masyarakat atau pencinta fashion di Indonesia,” imbuhnya.

Mel Ahyar, salah satu juri acara School Fashion Design Competition KAWFEST 2024 juga memberikan pandangan bahwa peserta-peserta dari sekolah mode berpotensi untuk bergabung dengan industri fashion Indonesia.

“Mereka perlu melatih keterampilan dan mental agar siap menjadi desainer muda berkualitas. Ada minat yang meningkat terhadap kain wastra di kalangan generasi muda fashion Indonesia, dengan keyakinan bahwa kain wastra lokal akan dikenal secara internasional,” ucapnya.

Namun, lanjut dia, perlu dipastikan bahwa produksi wastra tetap menjadi pekerjaan tangan untuk melestarikan keterampilan tradisional dan mendukung perajin lokal di Indonesia.

Para juri KAWFEST 2024 bersama Staf Ahli Bidang Keuangan dan Pengembangan UMKM Kementerian BUMN, Loto Srinaita Ginting (tengah). (Foto: Agnes/Nyata)

Sementara itu, Staf Ahli Bidang Keuangan dan Pengembangan UMKM Kementerian BUMN, Loto Srinaita Ginting mengatakan, tujuan penyelenggaraan KAWFEST ini adalah untuk mendukung perkembangan industri kreatif fesyen, meningkatkan kecintaan masyarakat khususnya generasi muda. (*)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here