10 Tahun Javier Bardem Dalami Peran Pablo Escobar. Seperti Apa Ceritanya?

Foto: Universal Studios

Cukup banyak peran yang pernah dimainkan Javier Bardem. Protagonis yang manis atau antagonis yang bikin penonton meringis. Namun khusus untuk Pablo Escobar, dia mendedikasikan segalanya secara khusus.

Javier pernah tampil garang di No Country for Old Men (2007). Pernah pula berperan manis romantis di Vicky Cristina Barcelona (2008)dan Eat Pray Love (2010). Namun kali ini dia membuat penonton terhenyak.

Mengapa? Pasalnya dia memerankan gembong narkoba terbesar di dunia, Pablo Escobar. Peran Pablo dia mainkan di film berjudul Loving Pablo.

Foto: Universal Studios

Namun berbeda dari film-film tentang Pablo Escobar yang mengangkat sepak terjangnya di bisnis paling menggiurkan itu, Loving Pablo melihat dari sisi asmaranya. Sisi romantis antara raja narkoba dengan jurnalis Virginia Vallejo.

Didasarkan pada buku yang ditulis Virginia, tentang pengalaman dan kisah lain yang dia rasakan sendiri. Dan bukan berdasarkan versi DEA (Drug Enforcement Administration) Amerika Serikat.

Foto: Universal Studios

Karena dasar itulah Javier Bardem tertarik untuk membuatnya. ”Terima kasih untuk semua dokumenter, serial atau film yang pernah dibuat untuk Pablo. Karena itulah saya sekarang jadi mengenal Pablo dari sebelumnya,” kata Bardem kepada situs berita E!.

Bardem sendiri tertarik mempelajari Pablo Escobar sejak 10 tahun lalu. ”Saya terpikir untuk menggali karakter ini hampir 10 tahun lalu. Saya tertarik dan penasaran dengan apa yang ada di pikirannya. Bagaimana bisa dia memiliki keserakahan itu, sementara dia sudah memiliki segalanya,” tutur Bardem.

Foto: Universal Studios

Bardem sendiri sebenarnya sudah ditawari bermain tokoh ini di proyek-proyek sebelumnya. Namun dia tolak semuanya. Karena dia ingin mencari sesuatu yang lebih berat, dari sekadar penggambaran umum sang raja narkoba itu.

”Selama ini saya tidak pernah merasakan hubungan antar manusia, dengan peran-peran yang saya mainkan. Kali ini sangat berbeda, karenanya saya ingin menggambarkan Pablo Escobar yang asli, sebab itu bagian yang menakutkan. Dia manusia, orang, bukan mesin atau ide. Itulah yang ingin saya gambarkan, dan hal-hal itu tidak saya lihat dalam proyek-proyek yang sudah ada,” imbuhnya.

Totalitas seorang Javier Bardem

Saking besarnya passion Bardem, dia juga mengambil bagian sebagai produser, selain tentu saja sebagai pemain. Kerja kerasnya dicurahkan di belakang, maupun depan layar.

Bertahun-tahun Bardem mengetuk pintu studio atau PH, apakah ada yang tertarik membuat film Escobar yang belum pernah ada. Belum lagi, Bardem dan tim juga harus menemukan penulis, materi dan angleangle cerita dengan pilihan yang jumlahnya sangat banyak.

Serta yang paling krusial adalah uang. Di Hollywood selalu tentang uang. ”Untuk menceritakan kisah Pablo Escobar harus menunjukkan kekayaannya. Dan kekayaan itu membutuhkan uang,” jelas peraih Oscar sebagai Aktor Pendukung Utama tahun 2007 itu.

Foto: Universal Studios

Setelah semua negosiasi terkait dengan bisnis kelar, saatnya membuat cerita. Bagaimana menyelami pemikiran para penguasa era 1980-an hingga 1990-an.

”Ini sangat berbeda dari kisah psikopat. Karena kalau psikopat itu seperti Anton Chigurh di No Country for Old Men. Dia sama sekali tidak tertarik pada emosi apapun, dan itu membuatnya sangat sangat menakutkan dan berbahaya. Namun ini adalah orang yang memiliki banyak empati, punya banyak cinta dan di saat bersamaan melakukan hal-hal buruk. Itu lebih menakutkan dan berbahaya,” imbuhnya.

Karenanya, banyak data dan sejarah yang harus dipelajari, Bardem menghabiskan sepuluh tahun terakhir untuk riset tentang hal itu. Dia memiliki banyak waktu untuk mempelajarinya.

Foto: Universal Studios

Bardem menonton video yang sangat banyak, mempelajari fisik, cara dia bergerak dan energinya. Dia juga mencatat bagaimana ketika melihat, berbicara bahkan bagaimana cinta Pablo kepada kuda nil. Semua itu dipelajari, demi mendapatkan sosok dan atmosfer yang sama.

”Ada persamaan dia dengan binatang kesayangannya, kuda nil. Binatang itu lucu tapi juga ganas. Ketika mereka ingin membunuh, mereka akan menyerang. Itu sosok Pablo menurut saya. Bagian Pablo yang ingin saya gambarkan,” paparnya.

Lantas apa upaya Bardem menyesuaikan fisiknya dengan Pablo Escobar? ”Saya punya tim yang hebat. Kru prostetik yang bagus, riasan yang keren dan pencahayaan yang sempurna. Tapi tentu saja saya menambah berat badan. Saya sangat bersyukur memiliki teman-teman yang hebat, yang membantu saya menyelesaikan transformasi setiap hari di lokasi syuting,” imbuhnya.

Foto: Universal Studios

Bareng Istri

Mengangkat kisah asmara Pablo Escobar, memberi kesempatan kepada Javier Bardem beradu akting dengan istrinya, Penelope Cruz. Penelope memerangkan Virginia Vallejo, jurnalis pemberani yang jatuh cinta kepada Pablo. Perpaduan realita dan fantasi yang luar biasa.

Sebenarnya ini bukan kali pertama, keduanya bekerja sama dalam satu film. Namun Loving Pablo jadi tantangan bagi keduanya. Penelope harus melihat suaminya berubah jadi pembunuh massal, satu hal yang tidak bisa dianggap enteng.

Foto: Universal Studios

Namun bekerja sama dengan pasangan, tentu banyak pula plus minusnya. Sebelum memutuskan bekerja sama, mereka sudah mengajukan banyak pertanyaan yang masing-masing harus menjawab dengan tuntas.

”Teknisnya sangat panjang. Karena kami harus memisahkan kehidupan pribadi dan peran di film. Kami melindungi diri kami dengan menjadi karakter itu, bukan membawa mereka dalam kehidupan kami,” kata Pablo.

Namun ada satu kekhawatiran Bardem. ”Saya benar-benar merasa seperti berada di sana, di kulit Pablo. Menjadi dia, dan itu menakutkan,” ucap Bardem sambil bergidik. (*)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here