Jasad Dua Konglomerat di Kapal Selam Wisata ke Titanic Kemungkinan Tak Bisa Ditemukan

Konglomerat Inggris Hamish Harding dan Shahzada Dawood dan putranya Suleman, yang baru berusia 19 tahun. Foto: Dok. Reuters/ BackGrid

Belakangan ini, dunia dihebohkan dengan kabar kapal selam penjelajah Titanic yang tenggelam di samudera Atlantik Utara pada Senin (19/6) lalu. Kapal selam yang diberi nama Titan itu membawa lima penumpang, termasuk dua konglomerat dan seorang putranya. Pencarian besar-besaran dilakukan untuk segera mengevakuasi para penumpang yang ada di kedalaman 3.800 meter di bawah laut. Namun usaha itu harus berhenti usai Penjaga Pantai AS mengumumkan bila kapal selam itu mengalami ‘ledakan dahsyat’ dan dipastikan semua penumpang telah meninggal dunia, Kamis (22/6).

Kapal selam 21 kaki yang dioperasikan oleh Ekspedisi OceanGate itu berakhir dengan kehancuran ketika kapal penyelamat menemukan puing-puing di dasar laut. Para petugas yang dikerahkan untuk misi penyelamatan mengatakan bila semua penumpang kemungkinan telah meninggal pada Minggu (18/6), sebelum pesawat militer telah mendeteksi sinyal dari bawah laut, yang bisa jadi suara ‘benturan’.

Para korbannya adalah CEO OceanGate Stockton Rush, veteran Angkatan Laut Prancis Paul-Henri (PH) Nargeolet, miliarder Inggris Hamish Harding, pengusaha Pakistan Shahzada Dawood dan putranya Suleman, yang baru berusia 19 tahun.

Tentu hal ini menjadi pukulan yang memilukan bagi keluarga yang ditinggalkan. Para ahli berpendapat bila kemungkinan untuk menemukan jasad mereka sangatlah kecil.

“Di bawah sana terkenal sebagai lingkungan yang tak kenal ampun. Puing-puing itu jelas dari ledakan kapal yang dahsyat .. kami akan terus bekerja dan mencari daerah di bawah sana, tapi saya tidak punya jawaban untuk prospek saat ini,” jelas Paul Hankin, seorang ahli laut dalam yang terlibat dalam pencarian.

|Baca Juga: Mohammad Fajri, Pria Berbobot 300 Kilogram Asal Tangerang Meninggal Dunia

Paul Hankin, seorang ahli laut dalam. Foto: Dok. Reuters

Sebelumnya, kapal selam Titan diluncurkan pada hari Minggu (18/6), pukul 04.00 waktu setempat, dari lepas pantai St John, Newfoundland, Kanada. Sebab lokasi bangkai kapal legendaris Titanic itu berada di wilayah tersebut.

Tetapi karena cuaca pagi itu sangat buruk dengan kabut tebal dan ombak yang bergejolak, maka peluncurannya diundur hingga cuaca membaik. Yaitu pukul 08.00.

|Baca Juga: Mengharumkan Ruangan Dengan Deodoran. Kok Bisa?

Hal itu terungkap dari dari unggahan terakhir Hamish Harding, salah seorang konglomerat yang ikut dalam kapal selam nahas itu, di akun Twitternya. Hamish Harding adalah konglomerat pemilik grup bisnis Action yang berpusat di Dubai. Ia dikenal sebagai sosok konglomerat yang menyukai petualangan, dan kapal selam Titan adalah petualangan terakhirnya.

Masih banyak kejanggalan yang menyertai evakuasi kapal selam wisata itu di kedalaman 3.800 meter. Penasaran dengan kisah lengkapnya?

Baca ulasannya di Tabloid Nyata edisi 2709, terbit Kamis, 22 Juni 2023. Dapatkan Tabloid Nyata di:

Surabaya:
ShopeeTokopedia: Nyata Store Official

Untuk berlangganan: 082131583223
Happy Reading!

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here