Irvyn Wongso Angkat Manfaat Lumut Untuk Innertrue Skincare

0
566
Featured-Img-Skincare-Innertrue
Foto: Istimewa

Memiliki bisnis sendiri, mungkin menjadi mimpi bagi sebagian besar orang. Selain lebih leluasa mengatur waktu, juga bisa merangkul banyak orang dan mengangkat taraf hidup mereka.

Itulah yang melandasi Irvyn Wongso (41) terjun menjadi beautypreneur, dengan membesut merek Innertrue. Pria yang sebelumnya berbisnis produk peralatan musik ini, tergelitik untuk terjun ke bisnis kosmetik, yang diakuinya menawarkan peluang yang menjanjikan.

Baca juga: 5 Cara Jitu Bedakan Masker Spirulina Asli dan Palsu

Mengutip data riset ekonomi UOB Indonesia yang dirilis tahun ini. Ada empat konsumsi utama milenial Indonesia, dan 50% pendapatan milenial dihabiskan untuk empat jenis konsumsi yang disebut Gaya Hidup 4S. Yaitu Sugar (makanan dan minuman), Skin (perawatan tubuh dan kecantikan), Sun (liburan dan hiburan), dan Screen (konsumsi layar digital).

Menyoroti Skin, potensi pasarnya amat menjanjikan jika dilihat dari pertumbuhan yang signifikan di kategori personal care dan skincare. Di kategori mass beauty and personal care, nilai bisnisnya mencapai US$ 4,4 miliar (Rp 61,9 triliun) pada 2018. Disusul kategori skincare yang membukukan US$ 1,7 miliar (Rp 23,9 triliun), kategori premium beauty & personal care US$ 0,4 miliar (Rp 5,6 triliun), dan kategori men’s grooming alias perawatan pria mencapai US$ 0,4 miliar (Rp 5,6 triliun).

Menyadari peluang yang menggiurkan inilah, banyak bermunculan beautypreneur yang mencari peruntungan dengan merilis merek sendiri. Hal ini ditunjang dengan hadirnya perusahaan produsen OEM (Original Equipment Manufacturing) atau maklon kosmetik yang menawarkan investasi yang terjangkau.

Baca juga: Rahasia Dapatkan Kulit Wajah Glowing Sepanjang Masa

Pendek kata, pengusaha kosmetik tak perlu repot membuat formula yang membutuhkan tim R&D atau pabrik sendiri yang butuh biaya besar. Karena semuanya ditangani oleh perusahaan maklon. Harga investasi juga terjangkau. Sebutlah maklon kosmetik PT Nose Herbalindo yang menawarkan investasi mulai Rp 50 juta untuk produksi produk skincare.

Innertrue yang merilis produk skincare sejak Agustus 2019, memilih memakai formula mosseltech dari ekstrak tumbuhan lumut, yang mampu membuat kulit menjadi mudah beradaptasi.

“Lumut ini tahan hidup ratusan tahun dalam kondisi ekstrem. Selain itu formula mosseltech mengandung zat antiblue light yang memancarkan radiasi, contohnya sinar ponsel yang memiliki pengaruh terhadap kulit,” ujar Irvyn dalam bincang-bincang bersama media, di ajang Cosmobeaute 2019 di JCC, Sabtu (19/10).

Baca juga: Raffi Ahmad Pamit Rehat untuk Bayar Hutangnya

Irvyn mengaku telah kolaborasi dengan Nose sejak 2017. Butuh dua tahun lamanya untuk riset sebelum akhirnya mendapatkan produk yang pas. “Saya investasi miliaran rupiah untuk R&D (Research and Development) ini. Setelah melewati fase trial and error, Innertrue akhirnya merilis produk skincare pada Agustus 2019. Dalam satu set skincare terdiri lima produk yaitu toner, gel cream, cleansing, essence dan serum, dengan harga mulai Rp 100 ribuan per produk dan paling mahal Rp 220 ribu,” jelas Irvyn.

Dengan positioning Smart Skin Care for Smart People, Innertrue menyasar segmen perempuan dan pria berusia 20-40 tahun. Meski baru 3 bulan rilis, sambutan pasar terhadap produk Innertrue menggembirakan.

“Penjualan bagus. Stok untuk enam bulan habis dalam satu bulan saja dan permintaan terus naik,” klaim Irvyn yang mengaku nekad ‘membedah dan mempreteliskincare merek luar yang mahal demi mengetahui komposisi dan membandingkan dengan produk Innertrue.

Baca juga: Padi Reborn Rilis Album Baru di Konser Tunggalnya

Produk Innertrue dipasarkan melalui toko online Shopee dan Tokopedia, Instagram @Innertrue serta reseller. Dalam waktu dekat Innertrue bisa ditemukan di Sociolla.

Melalui sistem reseller ini, Irvyn juga memiliki misi untuk membantu tingkat perekonomian masyarakat Indonesia. Irvyn mengatakan bahwa dengan bergabung sebagai reseller Innertrue, mereka bisa memperoleh penghasilan tambahan. Dengan investasi awal Rp 3 juta (mendapat 4 set produk) tiap reseller mendapatkan margin 30% dari harga jual.

“Kami disiplin menjaga harga agar tidak terjadi obral yang malah mengorbankan margin reseller. Rata-rata omzet reseller mencapai hingga Rp 60 juta per bulan. Ini lumayan besar dan membantu meningkatkan pendapatan mereka,” beber Irvyn. (*)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here