Oscar Lawalata Wujudkan Cinta Wastra Nusantara Lewat Festival ‘Aku dan Kain’

Foto: Dok. Instagram

Perjalanan panjang Oscar Lawalata atau yang sekarang bernama Asha Smara Darra dalam mencari wastra Nusantara selama hampir 25 tahun bisa dilihat dalam festival ‘Aku dan Kain’.

Ini merupakan gelaran ke dua yang digagas desiner 44 tahun ini, setelah gelaran perdana pada 2019. Kali ini, Asha mengambil tema The Age of Diversity.

Pameran yang digelar di Museum Nasional, Jakarta pada 10 Agustus sampai 10 September 2022 ini merupakan bagian dari kampanye ‘I’m Indonesian’ yang digalakan Oscar beserta Oscar Lawalata Culture, agar bangga mengenakan kain nusantara. Direktorat Perfilman, Musik, dan Media, Ditjenbud, Kemdikbudristek juga ikut memfasilitasi festival ini.

“Aku ingin budaya Indonesia terus berlanjut terutama di kalangan anak muda. Jadi kain tidak hanya dilihat sebagai produk budaya tapi terus lestari. Kain wastra merupakan kekuatan dan identitas fashion kita,” jelas Oscar Lawalata ditemui di Museum Nasional, Jalan Medan Merdeka Jakarta Pusat Rabu (10/8).

Dalam festival ‘Aku dan Kain’, Oscar Lawalata bakal menunjukkan sekitar 100 kain tradisional. Tidak hanya itu, pihak Museum Nasional juga bakal mengangkat berbagai kegiatan di bidang seni dan budaya. Antara lain, pameran kain tua seperti kulit kayu, songket, batik sulam, dan aplikasi manik dalam sebuah instalasi Aku dan Kain: Wonders of Weaving, dan pameran instalasi Menara Tenun Nusantara.

|Baca Juga: Sule Minta Jangan Hujat Putri Delina. Nathalie Holscher: Sabar Aja Ya

Foto: Dok. Pri/Nyata

Selanjutnya, festival ‘Aku dan Kain’ juga mengadakan pameran fotografi yang melibatkan 100 selebritas. Adapun yang terlibat yakni Reza Rahadian, Marsha Timothy, Dian Sastro, Nirina Zubir, Angga Yunanda, Syifa Hadju, Najwa Shihab, Renata Moelek.

|Baca Juga: Muak Selalu Disalahkan, Dewi Perssik: Saya Selalu Memaafkan

Yang tak kalah menarik, Oscar juga membuat ‘Menara Tenun Nusantara’. Yaitu berupa kain kain tenun nusantara yang digantung menjuntai di area pameran, jumlahnya sekitar 20-an kain. Ia membangun menara itu hampir seminggu. Mulai dari memilih kain hingga mengatur tata letaknya.

“Kain-kain itu sebagian dari koleksi pribadi. Perjalanan mengoleksi kain engga terasa sudah 25 tahun. Kain- kain itu seperti berbicara. Coba deh pandangi dan nikmati, kain-kain itu punya energi loh,” bebernya.

Di pameran kali ini, Oscar fokus pada kain tenun. Ini merupakan salah satu upayanya untuk mengenalkan tenun pada dunia dan mempatenkan tenun adalah asal Indonesia.

“Jadi ini merupakan cerita tenun dan bagaimana ia bertrasformasi ke anak-anak muda lewat styling yang edge,” ujarnya. (*)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here