Perceraian memang rumit, terlebih harus menghadapi transisi besar dari status menikah ke lajang. Belum lagi berpisah dari pasangan menempatkan kita di situasi adaptasi dengan perasaan bingung, takut, cemas, terluka, dan lain-lain. Tenang, perasaan tersebut valid dan normal adanya. Agar tidak berlarut-larut dalam masalah, kamu harus mempersiapkan diri jika keputusan berpisah sudah bulat.
Apa saja yang harus dipersiapkan? Michelle Dempsey-Multack, MS, CDS, seorang motivator spesialis perceraian tersertifikasi akan memberikan bocoran tips nya untuk kamu. Simak sampai akhir ya!
| Baca juga: Bucin Berlebihan! ini 6 Cara Move On dari Mantan
Educate yourself dengan pengetahuan hukum
Saat hubungan sedang berada di ujung jurang dan keputusan berpisah sudah mantap, kamu harus memperkaya diri dengan pengetahuan hukum perceraian, seperti harta gono gini, hak perwalian dan pengasuhan anak, dan lainnya. Kamu bisa memulainya dengan membaca buku atau Googling. Dapatkan rekomendasi untuk pengacara perceraian atau mediator dan konsultasikan permasalahan kamu kepada mereka.
Mulai bicara dengan anak
Bagi pasangan bercerai yang telah memiliki anak, pasti akan lebih sulit untuk menjelaskan keadaan kepada mereka. Salah satu cara untuk menjelaskan kepada anak adalah dengan membaca buku cerita. Rancanglah seolah-olah cerita perpisahan tersebut adalah tentang dirimu dan pasangan, lalu lihat reaksinya.
Jika reaksi kurang baik maka hentikan, jika tidak ada respon maka kamu bisa mengulangnya kepada anak sampai akhirnya dia paham bahwa ayah dan ibunya tidak lagi tinggal bersama. Ingat untuk gunakan bahasa senetral mungkin, tanpa menyalahkan siapapun, jujur, jelas dan tidak membingungkan. Kamu bisa berlatih dulu sebelum membacakan ceritanya kepada anakmu.
Beri batasan diri secara emosional
Berpisah dari pasangan secara emosional lebih sulit untuk dihadapi daripada perpisahan fisik. Mengapa? Karena emosi bersifat abstrak dan sulit dimengerti. Apalagi bila kamu secara emosional sudah ketergantungan bersama pasangan, pasti butuh waktu lebih lama. Namun, kamu tetap bisa mengatasinya, yaitu dengan cara menyendiri, ambil waktu untuk istirahat dan merenung, cari pelampiasan untuk memvalidasi emosi, jauhi benda-benda yang masih berbau mantan suami. Mungkin, jika ada uang berlebih, kamu bisa pindah rumah.
Meminta bantuan
Ada kalanya kalau sendirian, kita jadi merasa terabaikan, kesepian hingga pikiran jadi kemana-mana. Maka, sebagai orang tua tunggal, boleh kok mencari peer support group yang dapat membuatmu nggak merasa sendirian. Selain itu support group juga bisa membuatmu lebih percaya diri, kamu tahu apa yang harus dilakukan berkaca dari pengalaman mereka. Selain support group kamu juga bisa menemui, terapis atau konselor, pilih sesuai kebutuhanmu.
| Baca juga: Ini Jurus Jitu Natasha Wilona Agar Cepat Move On!
Jatuh cinta lagi dengan diri sendiri
Nggak banyak orang yang menyadari, bahwa perceraian itu sebenarnya bukan akhir dari segalanya. Justru sebaliknya, perceraian adalah awal mula hidup baru. Kamu bisa kembali jatuh cinta pada diri sendiri. Jika sebelumnya, kamu selalu fokus kepada pasanganmu, kini saatnya kamu memperhatikan diri sendiri. Kamu bisa mulai dengan melakukan hal-hal yang kamu sukai, seperti pergi ke toko buku sendiri, ngopi di kafe, belanja kebutuhan pribadi, dan kamu juga bisa melakukan kursus menambah keahlian dan melakukan hobi yang belum sempat kamu jalani sewaktu masih terikat pernikahan. (*)