Yudha Arfandi yang telah ditetapkan sebagai tersangka atas kematian Dante, anak dari Tamara Tyasmara dan Angger Dimas, kini saja menjalani reka ulang 115 adegan pembunuhan. Tamara yang turut menghadiri proses rekonstruksi itu harus menahan emosinya, ketika melihat mentan kekasihnya itu, melakukan adegan menenggelamkan Dante.
Kuasa hukum Yudha Arfandi, Efriandi mengklaim bila kliennya itu tak ada niatan sama sekali untuk menenggelamkan Dante. Ia berdalih bila itu adalah bagian dari latihan pernapasan.
“Itu pun sudah dia sampaikan dalam penyidikan, bahwa itu dalam rangka pelatihan pernapasan, terus melatih agar tidak panik dan takut dengan air, itu udah disampaikan juga,” kata Efriandi kepada awak media, Rabu (28/2) lalu.
| Baca Juga: Tamara Tyasmara Terlihat Tenang Saat Rekonstruksi Tewasnya Dante
Sementara Tamara yang menyaksikan rekonstruksi itu harus meredam emosinya. Ia sudah diperingati penyidik untuk bersikap tenang, agar proses berjalan lancar.
“Ya gitu, emosi nggak terluapkan, jadi pusing kepalaku,” ujar Tamara Tyasmara, dikutip dari detik.com.
“Apalagi pas lihat ada tersangka, aku sudah kayak gimana gitu. Sama kanan kiri disuruh tahan emosi, tahan emosi sama penyidik juga digituin. Udah pokoknya Tamara tahan ya. Aku kayak udah kesal tapi harus ditahan,” imbuhnya.
Namun menahan emosi saat rekonstruksi diakui Tamara tidaklah mudah. Apalagi saat sampai di kolam renang, di tempat dimana Dante meninggal, ia tak menyangka diteriaki oleh orang-orang yang disebutnya sebagai teman dan keluarga Yudha Arfandi.
“Ya (diduga) keluarganya kan di situ pada teriak-teriak ngatain aku. Segala aku diminta jujur segala macam. ‘Tamara jujur kamu!'” ujar Tamara Tyasmara.
| Baca Juga: Kasus Lama Tamara Tyasmara dengan Mantan Suami Kembali Diusik
Hal ini tentu membuatnya geram. Ia merasa tidak seharusnya orang-orang itu meneriakinya.
“Ya apa yang aku harus jujur? Aku udah jujur loh. Terus mereka bilang juga difitnah, jadi mereka kayak nyudutin aku,” imbuhnya.
“Makanya pas sampai dalam, aku langsung ke Arfandi gitu. Teriakan mereka itu nggak banget, nggak menghargai mereka yang lagi rekonstruksi,” tutur Tamara Tyasmara. (*)