Cerita Ivanna Zakiyah jadi Dosen Bahasa Indonesia di Harvard University

0
40
Foto: Dok. Pri, IG: @ivannakoes

Pada Maret 2023 lalu, Harvard University membuka lowongan pengajar Bahasa Indonesia untuk tahun ajaran 2023/2024. Kini, kampus top dunia yang berlokasi di Cambridge, Massachussetts, Amerika Serikat (AS) itu sudah mendapatkannya. Dia adalah Ivanna Zakiyah, seorang WNI yang terpilih mengajar di Harvard Kennedy School’s Ash Center, lewat program Fulbright Foreign Teaching Assistant (FLTA).

Pastinya itu prestasi yang cukup bergengsi, mengingat Harvard University termasuk kampus top 4 terbaik di dunia.

”Mengajar di Harvard adalah pengalaman yang sangat berharga. Hal ini juga membuat orang tua Senang sekali dan sangat bersyukur,” kata Ivanna Zakiyah kepada Nyata melalui sambungan telepon, belum lama ini.

Fulbright FLTA sendiri adalah program nirgelar yang memberikan kesempatan mengajar Bahasa Indonesia, meningkatkan kemahiran bahasa Inggris, dan memperluas pemahaman tentang budaya di universitas di AS. Hal ini juga memberikan kesempatan bagi pengajar bahasa Inggris atau Bahasa Indonesia untuk penutur asing (BIPA).

| Baca Juga: Potret Emily Pellegrini yang Dijuluki Model AI Terseksi di Dunia

Selain itu penerima FLTA akan mempelajari minimal dua mata kuliah mengenai studi Amerika Serikat dan metodologi TESL (Teaching of English as a Second Language) per semester.

“Awalnya tahu program FLTA dari teman, sosial media, dan pameran Education USA di Jakarta,” ucapnya.

Proses Ivanna mendapatkan kesempatan emas itu melalui pendaftaran yang ia lakukan pada April 2023 lalu. Pastinya banyak syarat dan dokumen yang ia siapkan. Di antaranya TOEFL ITP, esai, dan surat rekomendasi.

Setelah seleksi administrasi dinyatakan lolos, wanita berkacamata itu mengikuti tahap wawancara, tes TOEFL IBT, pencocokan kampus, orientasi pra-keberangkatan, hingga pengurusan visa. Semua proses dilakukan secara online. ”Pengiriman berkas daring, melalui aplikasi IIE dari Fulbright. Interview juga daring,” ujarnya.

Dari proses seleksi yang panjang tersebut ada yang menarik perhatiannya. Yakni saat tahapan pencocokan kampus. Kala itu dirinya diberikan lima pilihan universitas. Yakni University of Pennsylvania, Columbia University, Indiana University of Bloomington, Colorado University of Boulder dan Harvard University.

”Menjadi menarik karena waktu itu saya diberi lima universitas dan diranking sesuai minat saya. Sebaliknya, universitas juga memberikan penilaian kepada saya. Dan saya cocok dengan Harvard,” imbuh Ivanna Zakiyah.

Cita-citanya menjadi guru untuk mahasiswa internasional akhirnya terwujud. Pada bulan Agustus, Ivanna terbang ke negeri Paman Sam. Dalam seminggu, ia mengajar sebanyak tiga kali dengan durasi dua jam. Total ada 10 mahasiswa di kelas Bahasa Indonesia level pemula dan menengah yang menjadi muridnya.

”Saya juga ikut melakukan observasi kelas Bahasa Indonesia yang diampu ibu Sakti Suryani, dosen Bahasa Indonesia yang sudah lama mengajar di Harvard Faculty of Arts & Science,” ujar Alumnus Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Bahasa Inggris di Universitas Lampung itu.

Mengajar Bahasa Indonesia untuk warga negara Amerika bukan perkara mudah. Bagi Ivanna, perbedaan budaya hingga bahasa menjadi tantangannya.

”Pengalaman itu sangat berharga dan memungkinkan saya untuk berbagi budaya Indonesia dengan mahasiswa internasional. Saya berusaha untuk menciptakan lingkungan yang inklusif dan mendukung bagi semua siswa,” akunya.

Baca Juga: Pria ini Akhirnya Kuliah S2 di Australia Setelah 118 kali Gagal Dapat Beasiswa

Meski awalnya sulit namun keinginan mahasiswa AS yang ingin belajar Bahasa Indonesia begitu besar, sehingga memudahkan Ivanna dalam memberikan materi. Sebab kebanyakan dari mereka mempelajari Bahasa Indonesia untuk melakukan penelitian, ingin belajar bahasa negara lain, atau ingin mencari peluang bisnis dan magang di Indonesia.

”Tidak sulit mengajar mahasiswa asing di sini, mereka belajar karena kemauan sendiri. Mereka tidak takut untuk bertanya jika ada hal yang tidak mereka mengerti, mereka juga tepat waktu,” bebernya.

Agar belajar Bahasa Indonesia lebih asik dan tidak membosankan, Ivanna menerapkan metode belajar Communicative Language Teaching Approach, yang mana menggunakan penekanan pada situasi nyata dan bermain peran bersama mahasiswa Amerika.

”Selalu memasukkan pelajaran budaya (Indonesia, red) di setiap kelas, saya memasak makanan Indonesia, memakai batik, mengajarkan permainan Indonesia seperti suwit gajah, orang, semut. Mengajak mereka ke festival budaya yang ada di Boston seperti gamelan show dan Indonesian food festival,” ujarnya sambil tertawa.

Selain mahasiswa dan lingkungan kampus yang menyenangkan. Rupanya menjadi dosen Bahasa Indonesia di Harvard University punya banyak keuntungan. ”Sebagai pemegang Harvard University ID bisa menghadiri talkshow, seminar, concert atau performances, meminjam buku, menggunakan, mesin fotocopy, gratis masuk di berbagai museum di Boston, dan masih banyak lagi,” ungkap wanita berusia 26 tahun itu. (*)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here