Kasus penembakan massal di Sekolah Dasar Robb, Uvalde, Texas masih menyisakan duka teramat dalam. Tragedi itu berlangsung kurang lebih satu jam, si pelaku Salvador Rolando Ramos dengan tega membunuh 19 anak-anak dan dua orang guru.
Saat kejadian itu, pihak kepolisian mendapatkan banyak kritik dari masyarakat karena dinilai terlalu lambat. Butuh waktu lama untuk membunuh Salvador Ramos, padahal saat itu petugas sudah memasuki area dalam sekolah.
Dilansir dari DailyMail, sang pelaku sempat mengunci diri di ruang kelas pada pukul 11.34 waktu Texas. Kemudian ia melepaskan lebih dari 100 tembakan dalam ruang kelas 111 dan 112 yang menyebabkan 21 orang meninggal dunia ditempat. Lalu pada pukul 12.50 polisi baru berhasil mendapatkan kunci ruang kelas dari petugas kebersihan.
|Baca Juga: Berduka! Meghan Markle Kunjungi Tempat Penembakan Massal di Texas
Sepanjang serangan, guru dan murid yang terjebak di ruangan lain merasa seperti di Neraka. Mereka cemas luar biasa dan hanya bisa menelepon 911 untuk menyelamatkan mereka.
Puluhan agen Patroli Perbatasan bergegas ke tempat kejadian. Ketika mereka tiba, Departemen Kepolisian Uvalde memberikan arahan kepada para petugas dan orang tua untuk mengevakuasi anak-anak dan guru yang terjebak di ruang kelas lain.
|Baca Juga: 7 Fakta Putra Ridwan Kamil yang Terseret Arus Saat Berenang di Swiss
Para ahli merasa bahwa keputusan polisi yang bergerak lambat itu sangat menjijikan.
“Menunggu satu jam itu menjijikkan. Jika itu ternyata benar, maka itu adalah fakta yang menjijikan,” ungkap Sean Burke, Presiden Dewan Advokasi Keamanan Sekolah, dilansir dari NBC.
Foto-foto saat kejadian berlangsung menggambarkan betapa mengerikannya tragedi itu terjadi. Anak-anak terlihat ketakutan dan berlari menyelamatkan diri keluar dari jendela kelas. Mereka yang selamat akan merasakan trauma yang besar akan insiden ini.