Kalau boleh saya bilang, dahulu bioskop-bioskop dan persewaan VCD di Indonesia cukup bebas dalam menjual film. Saya masih ingat saat kecil dulu rating masih kurang berlaku, ada pun terkadang menurut saya meleset dan malah memberikan trauma kepada saya yang menontonnya saat masih kecil karena ketakutan. Ya, seingat saya dulu ada beberapa film horor yang bisa ditonton oleh anak-anak dengan mudah, cukup dengan pengawasan orang tua saja, namun bagi saya film-film horor tersebut tidak seharusnya saya tonton sebagai anak-anak karena terlalu mengerikan. Jangan sampai Anda membiarkan anak-anak Anda menonton film-film yang satu ini agar tidak terjadi trauma tersendiri bila ia tidak kuat menontonnya. Apa saja film tersebut?
Saya tidak ingat pastinya kapan saya menonton film ini, namun yang jelas saya menontonnya saat SMP sebelum kelas tiga. Saat itu pun, film ini cukup populer di kalangan teman-teman saya dan kami cukup ketakutan dengan film tersebut. Saya yakin banyak dari Anda yang juga telah menonton film ini dan merasakan horor yang cukup mencekam. Terinspirasi dari kisah nyata, film ini membuat saya tidak bisa tidur berhari-hari dan menyisakan trauma mendalam akan dipan besar hingga saat ini.
Mungkin terkesan berlebihan, namun saya sangat menyarankan Anda untuk tidak mempertontonkan film ini kepada anak Anda sebelum ia cukup tahan dengan film horor. Bukan karena konten seksual atau apapun, lebih kepada karena film ini bisa saja memberikan dampak kepada psikologis anak, bukan karena konten yang tidak senonoh.
2. Child’s Play
Siapa yang tidak kenal dengan nama Chucky? Ya, boneka seram dari film Child’s Play tersebut juga sangat populer di Indonesia di tahun 90-an. Saya menontonnya bersama keluarga besar di ruangan yang terang. Setelah menonton, tidak ada dari anak kecil (waktu itu saya dan berapa belas sepupu saya yang lain) yang berani untuk ke toilet sendirian. Bahkan untuk tidur pun, kami susah.
Kesan horor Chucky berbeda dengan The Exorcist. Kami menjadi takut dengan boneka-boneka muka realistis, thanks to Chucky. Ceritanya pun tidak layak untuk dikonsumsi anak-anak, karena boneka manis yang membunuh orang itu terlalu berlebihan untuk imajinasi anak Anda.
3. Who Framed Roger Rabbit
Saya ingat menonton film ini saat kelas satu SMP, saat itu persewaan VCD cukup booming dan film ini pun tampak manis dengan kemasan kartun. Sayangnya, yang terjadi justru tidak seindah yang saya bayangkan. Film ini memberikan tema-tema yang cukup dewasa dengan akhir yang cukup mengerikan. Mungkin film ini memang menghadirkan karakter kartun yang disenangi seperti Roger Rabbit dan Betty Boop, tapi tindakan-tindakan mereka di film ini kurang cocok dikonsumsi oleh anak-anak.
I’ll be frank, Jessica Rabbit adalah tokoh yang sangat sensual (dan menggunakan sisi sensualnya), Betty Boop menjual rokok, dan karakter antagonis yang mati karena berubah menjadi karakter kartun dan terjepit beton besar. Sesuatu yang tak akan bisa saya lupakan hingga saat ini.
4. Jurrasic Park
Saya yakin bila Anda lahir tahun 90-an, Anda pun menontonnya saat masih anak-anak. Tetapi sayangnya, yang paling saya ingat dari film ini bukanlah tentang dinosaurus keren, namun dinosaurus memakan manusia dan rasa ketakutan saat para tokoh utama dikejar oleh dinosaurus. Hal lain yang saya ingat adalah kelicikan seorang karakter yang rela menyelundupkan telur demi mendapatkan uang lebih dan akhirnya ia pun mati dengan cara yang sangat tidak enak.
Well, tidak menyisakan efek yang terlalu buruk, memang, namun apakah Anda mau anak Anda melihat organ orang dewasa yang dimakan oleh Dinosaurus?