Kurasi Ketat Warnai Festival 100% Manusia, 88 Film Terpilih

0
30
88 Film dari 24 Negara Ramaikan Festival 100% Manusia 2024 (Foto: Dok. Nyata/Stephine)
88 Film dari 24 Negara Ramaikan Festival 100% Manusia 2024 (Foto: Dok. Nyata/Stephine)

Festival Film 100% Manusia siap digelar kembali tahun ini, membawa angin segar untuk para sineas Indonesia. Acara tersebut memasuki edisi ke delapan setelah sukses diselenggarakan pada 2023, yang kala itu berlangsung sebulan dari awal September.

Pada 2024, festival tersebut akan dilaksanakan mulai 30 Agustus hingga 8 September. Bertema ‘Kebersamaan’. Dalam konferensi pers di Jakarta pada Selasa (20/8), Direktur Festival Film 100% Manusia, Kurnia Dwijayanto, mengungkapkan melalui tema tersebut, pihaknya ingin mengajak masyarakat kembali merasakan pentingnya solidaritas.

“Kami memilih tema ‘Togetherness‘ karena ingin merangkul dan mengajak semua datang langsung ke festival. Bersama-sama kita bisa bertukar pikiran dan menciptakan perubahan,” ujar Kurnia.

| Baca Juga : Kala Nanti, Karya Anak Bangsa Raih Penghargaan di Festival Film Asia

Alasan tema itu diangkat karena keresahan terhadap fenomena perpecahan yang muncul akibat situasi politik. Kurnia menambahkan, setelah melalui masa pemilu yang sempat menimbulkan gesekan di masyarakat, perlu ada upaya untuk mempererat kembali persatuan.

“Karena kita kemarin masuk ke era pemilu, dimana adanya gesekan di masyarakat. Jadi kita merasa perlu mengangkat kembali agar kita bersatu lagi,” tambahnya.

Jika pada tahun lalu festival ini menayangkan 65 film, kali ini akan menampilkan 88 film bertema kebersamaan dari empat benua yang terdiri dari 24 negara.

Dari Benua Eropa, negara-negara yang berpartisipasi antara lain Belgia, Jerman, Belanda, Inggris, Prancis, Yunani, Siprus, Spanyol, Austria, Swiss, Italia, Slovenia, dan Luksemburg. Lalu diikuti Benua Amerika yang terdiri dari Amerika Serikat, Kanada, Meksiko, dan Argentina.

| Baca Juga : Bukan Selebriti, Sosok Ini Sukses Curi Perhatian Di Festival Film Cannes

Kemudian dari Benua Asia hanya terdapat tiga negara yakni India, Korea Selatan, dan Indonesia. Setelah itu Benua Afrika yang baru bergabung di festival tahun ini kedatangan negara Senegal, Mali, dan Tunisia.

Festival itu juga akan menghadirkan kompilasi film pendek hasil kurasi dari seluruh Indonesia. Dari 160 film yang disubmisi, 50 film terpilih untuk diputar selama festival berlangsung.

Persiapan untuk festival ini telah dimulai sejak setahun lalu, tepat setelah festival 2023 berakhir. Hal itu diungkapkan oleh Meninaputri Wismurti, selaku Film Program Director, yang menjelaskan bahwa proses kurasi sudah berjalan sejak lama.

“Kurasinya tuh sebenernya sudah dari tahun lalu itu. Kan tahun lalu kita adain festival di bulan Oktober, jadi setelah selesai festival itu kita udah kurasi untuk tahun berikutnya,” jelas Meninaputri dalam konfersi pers di Instituto Italiano di Cultura Jakarta pada Selasa (20/8).

| Baca Juga : Sawa Pontyjska, Model Ukraina Ini Gugat Festival Film Cannes

Dia juga bercerita bahwa timnya sempat menghadiri festival film di luar negeri untuk memperluas referensi.

“Kebetulan saya juga sempat mendatangi festival film di luar negeri, jadi ya cukup terbantu lah,” lanjutnya.

Proses kurasi sangat ketat, bahkan tim yang terlibat sampai menonton 400 hingga 800 film untuk memilih yang sesuai dengan tema.

“Kalau nonton itu masing-masing dari team kami beda beda, kalo saya sendiri nonton ya 400 film. Itu pun 400 film masih cukup kurang ya karena ada salah satu temen saya yang nonton sampai 800 film dalam setahun,” jelasnya.

Film-film yang terpilih ini juga dikurasi oleh para ahli, termasuk kritikus film, penggiat perfilman, dan psikolog. Setelah pemutaran film, akan ada sesi diskusi terbuka dengan penonton untuk mendapatkan umpan balik.

“Kita ingin selalu putar agar bisa bertemu dengan penontonnya. Mungkin kalau di festival lain tidak terlalu berarti, tapi kalau kami ingin meminta agar ada obrolan sama penontonnya,” ucapnya.

| Baca Juga : Lucunya Messi, Anjing yang Jadi Tamu Spesial Festival film Cannes 2024

“Mungkin karena kita agak cerewet, jadi kita suka ngobrol aja,” tukas Meninaputri sambil terkekeh.

Seluruh acara festival ini terbuka untuk umum dan gratis. Penonton hanya perlu hadir satu jam sebelum pemutaran film dimulai untuk mendapatkan akses.

Festival ini pun diselenggarakan di Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta. Pemutarannya dihelat di lokasi-lokasi ikonik seperti IFI Thamrin, Goethe-Institut Indonesien, Instituto Italiano di Cultura Jakarta, Erasmus Huis, KPK Kuningan Persada, dan Kineforum Asrul Sani di Jakarta.

Di Bandung, acara berlangsung di IFI Bandung. Sementara di Yogyakarta, festival ini diadakan di IFI Yogyakarta. (*)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here