B eban hidup sebagai akibat persaingan keras di wilayah perkotaan, kerap menjadi pemicu stres dan kecemasan masyarakat. Menurut Laila Munaf, co-founder Sana Studio Jakarta, berdasarkan pengalaman, aktif bergerak menjadi salah satu cara menjaga jiwa jadi waras.
“Kadang stress level datang dari lingkungan terdekat, dari komunitas dimana kita berada. Seperti rekan kerja, keluarga,” ujarnya dalam temu media yang dihelat Under Armour Indonesia, memperingati Hari Perempuan Internasional 2024 di Jakarta, baru-baru ini.
Menyikapi hal itu, menurut Laila, keputusan ada pada kita. “Power-nya itu ada di kita. Kita yang tahu apa yang bikin bahagia atau sebaliknya. Kalau bikin tidak bahagia, saya pilih jaga jarak, jauh-jauh,” tuturnya.
| Baca Juga: Kenali Tiga Gejala Depresi Sebelum Terlambat. Salah Satunya Suka Menyendiri!
Laila mengaku bukan pribadi yang ikut tren atau FOMO (fear of missing out), dan hal ini malah membuatnya lebih mudah mengelola emosi.
“Lakukan apapun yang makes you happy, dan jauhi apapun yang makes you unhappy. Saya bisa menjauhi lingkungan yang bikin tidak bahagia, termasuk di lingkungan keluarga. Di kultur Indonesia, menyuarakan apa yang dirasa tidak nyaman itu berat. Tapi demi kesehatan mental, tidak apa-apa bicara,” paparnya.
Untuk menjaga keseimbangan jiwa raga, Laila melakukan olahraga rutin sejak usia 25. “Olahraga itu tidak menyeramkan. Di usia 40an sekarang, saya merasa jarang sakit. Dari sisi stres, lebih bisa mengelola dengan olahraga teratur,” ungkap Laila.
Olahraga Saat Puasa
Menurut Laila, bagi yang baru memulai olahraga, tidak harus ke pusat kebugaran. “Kalau tak mau ke studio atau gym, bisa belajar lewat YouTube atau sesimpel jalan pagi. Begitu menemukan ritmenya, melihat progress-nya, bahagianya luar biasa. Hidup itu tentang menikmati. You will make time ketika tahu badanmu butuh. Maka kamu bisa memulai berolahraga ketika kamu tahu badanmu butuh, dan sudah merasakan enaknya,” papar Laila.
Tentang olahraga di bulan Ramadan, Laila berpesan agar mencukupi asupan nutrisi saat sahur dan berbuka. “Saat berpuasa, untuk berolahraga itu tergantung badannya masing-masing. Tapi kuncinya nutrisi untuk kita beraktivitas di jam-jam masih puasa, itu harus cukup. Cukup dalam arti bukan banyak, tapi yang dibutuhkan oleh tubuhnya. Ada protein, serat, lemak baik, karbohidratnya ada, air putihnya cukup,” katanya.
| Baca Juga: 8 Tips Berolahraga saat Puasa Agar Tubuh Tetap Fit Selama Ramadan
Laila mengatakan bahwa banyak yang takut berolahraga saat puasa karena takut haus. “Tapi sebenarnya, kalau kita sudah mempersiapkan tubuh dengan baik untuk menjalankan puasa, Insyaallah tidak dehidrasi. Tapi harus diperhatikan, saat tubuh merasa capek karena kurang tidur atau kurang enak badan, maka olahraganya bisa disesuaikan. Misal bila biasanya zumba atau ke gym, maka bisa diganti dengan jalan pelan di treadmill aja, atau jalan pelan di sekitaran rumah. Intinya selama berpuasa, jangan berhenti olahraga. Karena kalau kita berhenti olahraga selama satu bulan penuh, memulainya lagi susah sekali,” jelasnya.
Sementara Faldy Efadua, Assistant Marketing Communications Manager Under Armour Indonesia mengatakan, pria bisa menjadi support system bagi pasangan yang ingin memulai olahraga.
“Pria bisa kasih dukungan antara lain dengan kata-kata positif. Misalnya, ‘ayo kamu bisa kok, jangan patah semangat.’ Kita merasa aman dan nyaman ketika di-support oleh support system kita,” ujarnya.
Faldy menegaskan, “ kalau olahraga sudah jadi lifestyle, pasti akan selalu dapat waktunya untuk berolahraga. Karena itu sudah jadi habit. Jangan takut untuk mengajak pasangan juga berolahraga. Support system itu perlu.” (*)