Elon Musk tak lagi menjadi orang paling kaya di dunia. Hal itu disebabkan karena saham Tesla turun sebanyak 6% pada Senin (12/12) lalu, yang menyebabkan dirinya merugi hingga $7,4 miliar atau setara Rp115 triliun.
Hal itu ternyata membuat Elon menjadi orang terkaya di dunia posisi ke dua. Sedangkan yang pertama diraih oleh Bernard Arnault, seorang pengusaha kaya raya asal Prancis yang memiliki merek mewah LV.
Kini, kekayaan Elon setelah menurunnya saham Tesla menjadi $181 miliar, sedangkan kekayaan Bernard Arnault mencapai $186,2 miliar. Keduanya hanya selisih $4,9 miliar atau setara Rp7,6 triliun.
Banyak dugaan yang menyertai turunnya harga saham perusahaan perintis kendaraan listrik tersebut. Beberapa diantaranya adalah anjloknya harga saham Tesla di China, beberapa artikel buruk di platform Heard on the Street di WSJ dan investor yang mulai tidak percaya dengan Elon.
|Baca Juga: Diakuisisi Elon Musk, 5 Artis Hollywood Ini Pilih Cabut dari Twitter
Namun banyak ahli ekonomi yang berpendapat bila penurunan itu disebabkan Elon yang fokusnya kini terbagi ke Twitter. Sudah menjadi berita umum bila Elon membeli platform burung biru tersebut beberapa waktu lalu.
|Baca Juga: Resmi Jadi Bos Baru, Elon Musk Langsung Pecat Para Petinggi Twitter
Faktanya, banyak kontroversi mengiringi perjalanan Elon mengakuisisi Twitter, contohnya saat ia memecat beberapa petinggi, karyawan yang resign besar-besaran dan kabar menunggaknya biaya sewa gedung Twitter.
“Masalah besarnya adalah banyak investor kehilangan kepercayaan pada Tesla karena Elon dipaksa untuk memfokuskan begitu banyak perhatiannya di Twitter,” ungkap Matt Maley, selaku kepala strategi di Miller Tabak’s.
Pernyataan itu juga disetujui oleh Analis Wedbush Dan Ives, “Pada saat-saat penting untuk Tesla, Elon malah memfokuskan seluruh energinya di Twitter, yang tidak terlihat bagus dan bergantung kepada Tesla”.
Dilansir dari Forbes, Elon bisa saja mengembalikan Tesla sesuai dengan jalurnya, terlepas dari konsentrasinya yang mulai terbagi. Lagi pula, ia sudah terbukti mampu menjalankan banyak perusahaan. Namun untuk saat ini, investor Tesla tampaknya memandang Twitter sebagai gangguan yang tidak perlu.