IDCO Tebar Rasa Cinta untuk Negara Lewat ‘Untukmu Indonesiaku’

0
2919
pertunjukan-idco
Foto: Erich Setiadi/ Dok. IDCO

Lewat pergelaran tari kontemporer, IDCO ingin menunjukan rasa cinta terhadap Indonesia. Pertunjukan bertajuk ‘Untukmu Indonesiaku’ ini dikemas dalam 10 tarian, dan dibagi dalam dua babak di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ), Jakarta, Jumat sampai Minggu, 27-29 September 2019. 

Pertunjukan ‘Untukmu Indonesiaku’ menjadi pergelaran ke empat setelah sebelumnya IDCO menyelenggarakan We Dance (2016), Danceventure (2017), dan It’s… Showtime (2018).

Babak pertama dibuka oleh penari-penari cilik yang membawakan tarian bertajuk ‘Unity For Love’. Gerakan dinamis yang mereka bawakan, sangat kental dengan unsur balet ini mewakili inspirasi dari tarian yang koreografinya dibuat oleh Fifi Sijaya. Yaitu sebuah harapan dan doa agar Indonesia terus bersatu.

tari-malin-kundang
Tarian Malin Kundang. Foto: Erich Setiadi/ Dok. IDCO

Baca juga: Hari ini! Indonesia Dance Company Penuhi Janji Unjuk IT’S…SHOWTIME

Tarian Malin Kundang yang dibawakan secara apik oleh Dheira Fadhillah, Michael Halim dan Siti Soraya, memberikan kejutan manis bagi 500 penonton GKJ. Sepajang lebih dari 10 menit, kisah legenda terkenal dari Tanah Minang ini dituturkan lewat olahan tari yang memadukan unsur balet dan tari tradisional asal Sumatera Barat.

Harmonisasi music etnik kontemporer yang manis dari Ananda Sukarlan membuat Malin Kundang menjadi tarian yang megah, mewah sekaligus penuh magis. Tarian ini ditutup dengan tepuk tangan meriah yang menandai akhir dari babak pertama.

Setelah rehat selama 20 menit, babak kedua dimulai. Romantisme di awal babak ini muncul dari alunan lagu Memory yang dipopulerkan penyanyi opera, Luciano Pavarotti. Dibawakan penuh penghayatan oleh soprano Andrea Miranda, putri musisi Purwacaraka. Rebecca Alexandria dan Deverell Alim menjadi penari latarnya.

Tarian prison
Foto: Erich Setiadi/ Dok. IDCO

Baca juga: It’s Showtime! Misi Marlupi Satukan Perbedaan Lewat Ballet

Selain Malin Kundang, tarian tradisional asal Dayak, Ulun Engkang Ku karya koregrafer Frank Adam Rorimpandey hadir dalam gerak dinamis meski tak meninggalkan unsur balet. Penari yang banyak melakukan adegan loncatan membuat emosi penonton ikut ‘bangun’ setelah terlena oleh Memory.

Kemeriahan ‘pesta’ pentas tari itu makin sempurna dengan tarian Prison. Tarian yang hanya dibawakan penari pria ini mampu membuat kantuk terobati. Bagaimana tidak, tujuh penarinya membuka kemeja yang mereka pakai. Itu simbol, meluapkan perasaan ingin bebas.

Adaptasi Kisah Jaka Tarub, merupakan bagian penutup babak ini. Pesan cinta nan meriah terangkum lewat musik bertempo cepat gubahan Titiek Puspa seperti Marilah Kemari, Jatuh Cinta, dan Apanya Dong, serta kostum warna-warni model Cina Peranakan karya desiner Febrisal Rizal.

Rasa Cinta

IDCO-untukmu-indonesiaku
Foto: Erich Setiadi/ Dok. IDCO

Baca juga: 6 Artis ini Hobi Tenteng Tas Hermes, Milik Siapa yang Termahal?

Penggagas sekaligus Direktur Artistik IDCO, Claresta Alim mengungkapkan, ide menggelar pertunjukan ‘Untukmu Indonesiaku’. Ide itu tercetus saat dia bertanya kepada dirinya sendiri, apa yang bisa dia berikan untuk Indonesia. Dari situ, bersama IDCO, Claresta ingin berkontribusi lewat karya.

“Melalui pergelaran yang kami selenggarakan, kami juga ingin menebarkan rasa cinta terhadap bangsa dan negara ini. Tema ‘Untukmu Indonesiaku’ berkaitan dengan keinginan untuk memberikan karya terbaik kami untuk Indonesia,” tutur Claresta.

IDCO
Foto: Erich Setiadi/ Dok. IDCO

Claresta mengaku senang karena antusiasme masyarakat terhadap pertunjukan tari kontemporer makin tinggi. Untuk itulah, IDCO menggelar ‘Untukmu Indonesiaku’ sampai tiga hari. Di tahun-tahun sebelumnya, tiket pertunjukan selalu habis.

“Di tahun lalu kami sempat membawa pertunjukan tari ke Surabaya untuk penggalangan dana korban bencana alam di Palu. Waktu itu atas undangan Tabloid Nyata. Pertunjukan itu dihadiri sekitar 1.000 penonton, dan dana yang terkumpul miliaran rupiah. Ini menjadi bukti kalau apresiasi masyarakat terhadap pertunjukan seni, khususnya tari kontemporer sangat baik,” ujar Claresta yang merupakan cucu dari tokoh balet Indonesia, Marlupi Sijangga.

Suara Penari

Para penari telah menyiapkan pertunjukan ‘Untukmu Indonesia’ sejak Maret 2019. Ada 41 orang penari, 13 di antaranya adalah penari balet cilik. Mereka terpilih setelah melewati proses audisi. Sesuai temanya, pagelaran kali ini banyak memasukan unsur tari tradisional, music hingga kostum yang dipakai para penari. 

IDCO-untukmu-indonesiaku-1
Foto: Erich Setiadi/ Dok. IDCO

Lewat 10 tarian ini, para penari di IDCO bersuara tentang banyak hal. Misalnya tarian Diyanti yang menceritakan tentang perempuan. Tarian ini dirancang Siko Setyanto. Koreografer IDCO, Jonatha Pranadjaja mengungkapkan, tari Diyanti memperlihatkan situasi sosial perempuan di Indonesia. Sampai saat ini, perempuan selalu dianggap kalah dari laki-laki. Padahal hati perempuan seperti matahari, karena selalu menyinari sekitarnya.

“Wujud perempuan ditampilkan lewat sosok matahari yang dikelilingi banyak teman-temannya. Ini menjadi bukti, walaupun perempuan itu kuat dan bisa menyinari sekitarnya, tapi tetap butuh dukungan moral dari sekelilingnya,” kata Jonatha. 

Selain Diyanti, ada juga tarian Prison yang bercerita tentang laki-laki. Koreografer Prison, Siti Soraya mengatakan, tarian ini mengangkat isu tentang sosok pria di tatanan kultur masyarakat Asia Tenggara.

“Para pria ini seperti merasa ada di penjara yang tak telihat. Laki-laki selalu merasa memiliki beban karena tuntutan dari masyarakat. Padahal, laki-laki juga ingin terus mengeksplorasi dirinya,” kata Siti. (*)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here