Dokter Tirta yang merupakan salah satu dokter terkenal Indonesia mengungkapkan jika dirinya pernah hampir meninggal karena olahraga yang berlebihan.
Bukan main, olahraga yang dilakukan oleh dokter Tirta ini ternyata adalah bersepeda dari Yogyakarta hingga Jakarta dengan durasi 42 jam non-stop menempuh jarak lebih dari 580 km.
Tirta juga mengatakan jika setelah sukses menempuh perjalanan dari Yogyakarta hingga Jakarta, dirinya kemudian merasa hebat dan melakukan perjalanan kembali dari Jakarta ke Yogyakarta. Sehingga kurang lebih jarak yang ditempuh olehnya adalah 1.000 km
Merasa dirinya mampu melakukan perjalanan 1.000 km, dokter terkenal ini pun kemudian kembali mengikuti olahraga sepeda dengan jarak tempuh 1.200 km.
| Baca Juga : Dokter Tirta Sebut Perokok Zaman Dulu Lebih Panjang Umur, Ini Penyebabnya
Namun di tengah perjalanan dokter Tirta ternyata sempat sekarat. “Yang sekarat itu gara-gara aku nekat. Jadi belum sadar kapasitas diri, merasa mampu, ya kan fomo kan merasa mampu, wah udah bisa. Aku udah bisa 1.000 kilo kok. Kita ikut audax 1.200,” katanya.
Diketahui bahwa jalan yang dilewati oleh dokter Tirta memiliki banyak tanjakan tajam. Ia lalu melanjutkan kisahnya, “nah ternyata aku nge push, pingsan di km 250.”
Untungnya sang dokter tak terjatuh pingsan saat sedang mengendarai sepeda yang kemungkinan bisa lebih berbahaya. Tapi ia mendadak pingsan saat sedang singgah di warung.
Dijelaskan oleh dokter Tirta jika alasan dibalik pingsannya dokter lulusan Universitas Gadjah Mada ini ternyata disebabkan oleh dehidrasi parah atau Hipovolemik.
“Sudah breakout, udah lemes banget, kayak susah narik nafas terus breakout,” katanya mengingat kembali kejadian saat dirinya pingsan.
| Baca Juga : Dokter Tirta Ungkap Alasan Jadi Mualaf
Saat itu, saat terbangun, detak jantung dokter Tirta mencapai 196. Sedangkan detak normal manusia adalah 60-100. Ia menjelaskan, “jadi yang bikin aku pingsan itu heart rate ku sudah melebihi zona 5.”
Menyadari olahraganya terlalu berlebihan dan merasa ada yang tak beres dengan tubuhnya, suami Nisa An Nashr ini kemudian memeriksakan diri ke dokter. Diketahui kemudian jika tubuhnya mengalami beberapa masalah karena olahraga yang dipaksakan.
“Nah dari situ kita tahu bahwa ternyata kalau berlebihan itu nggak baik harus step. Nah sejak saat itu kan aku periksa ke dokter, hamstring (otot paha bagian belakang) robek, terus lututku bermasalah, terus habis itu juga jantungku belum siap saat itu. Heart rate nya tinggi banget, terus habis itu massa otot masih rendah.”
Namun meski mengalami beberapa masalah, dokter ini nyatanya masih tak kapok. Ia kembali mengikuti olahraga sepeda lagi tetapi dengan persiapan yang matang. Namun dari pengalamannya ini dokter Tirta belajar untuk tidak terlalu memaksakan diri dan tahu kapasitas diri masing-masing saat berolahraga. (*)