Tak hanya menghasilkan penampilan baru dengan hijab. Pergolakan batin Tantri juga menghasilkan sebuah lagu yang sangat menyentuh. Berjudul Masih Ada, lagu ini menjadi single terbaru Kotak setelah dua tahun tak menelurkan karya.
Lagu yang dirilis pada 4 Mei 2018 itu diciptakan Tantri sebelum ia berhijab. ”Kita diingetin manajemen untuk bikin karya lagi. Akhirnya pas workshop, kita dapat musiknya. Anak-anak memercayakan aku untuk bikin liriknya,” ujar Tantri.
Baca juga: Terciduk, Umi Kalsum Unggah Video Pelaku Pengeditan Foto Ayu Ting Ting
Lagu Masih Ada juga dianggap Tantri sebagai pemersatu Kotak yang berada di ambang perpecahan. Sebuah kondiri dimana masing-masing personel Kotak terjebak pada rutinitas manggung dan kehidupan pribadi masing-masing.
”Saat itu, komunikasi kami kaku. Itupun sebatas membahas pekerjaan. Ketemunya juga hanya di bandara dan di atas panggung saja. Sebenarnya pas aku buat lirik, Kotak hampir bubar. Kita sedang berada di titik jenuh,” tambah Tantri.
Kejenuhan itu semakin membuat Tantri tertekan. Karena itulah tanpa menunggu lama, Tantri meminta pertemuan khusus mereka bertiga bersama manajemen untuk mencari permasalahan yang sedang mereka rasakan.
“Aku tuh orangnya sensitif banget. Kalau ada yang merasa ada masalah, saat itu juga aku harus selesaikan,” ujarnya.
Baca juga: 7 Potret Harmonis Keluarga Duta Sheila On 7 yang Jarang Terekspos
Puncaknya adalah setelah kecelakaan yang dialami Tantri saat mereka manggung di Medan, Februari 2018. Saat itu Tantri terluka pada pelipis kirinya akibat terbentur gitar Cella. Rupanya momen inilah yang membuat mereka sadar untuk segera menyelesaikan masalah yang dipendam selama ini.
“Mungkin kalau nggak ada insiden, Kotak bisa bubar. Saya yang tabrakan sama Cella malah merasa disatukan kembali. Mungkin ini petunjuk agar kita nggak boleh mikirin ego masing-masing,” kata Tantri.
Baca juga: 5 Fakta Menarik Dibalik Tentang Film Kulari ke Pantai
Dari pertemuan khusus itu, masing-masing personel akhirnya mencurahkan isi hatinya. “Kita merasa hubungan kita kok nggak sehat, makanya kita sepakat bertemu dengan manajemen. Di sini kita ngobrol dari hati ke hati, nangis-nangisan. Ternyata terbuka semua permasalahan yang ada. Ternyata banyak orang di luar kita yang kelihatan baik ternyata niatnya beda,” kata Tantri.
Beruntung mereka memiliki pemikiran sama untuk mempertahankan band yang terbentuk tahun 2004 itu.
“Kami sadar untuk tidak terjebak dengan ego. Sayang kalau band ini bubar karena kita sampai seperti saat ini, sampai masing-masing telah berkeluarga, nggak lepas karena band ini. Sayang kalau pecah. Belum tentu juga kalau kita ngeband dengan orang lain sinerginya dapat,” beber Tantri. •noe/amy/rez