3 Cara Cegah Sakit Tenggorokan Pasca Lebaran

0
99
Foto: Dok. Pexels/ Pavel Danilyuk

Gangguan kesehatan yang umum terjadi di bulan puasa selain masalah kulit kering adalah sakit tenggorokan akibat Infeksi kuman, kurang minum, gangguan asam lambung, hingga rangsangan akibat konsumsi makanan pedas, terlalu dingin, terlalu panas, serta gorengan.

Disampaikan praktisi kesehatan, dr. Gia Pratama Putra, setelah berpuasa kita cenderung makan banyak waktu lebaran, sehingga banyak makanan yang masuk dan tak terkontrol. Oleh sebab itu, salah satu cara yang perlu dilakukan agar tak terkena sakit tenggorokan setelahnya adalah memelihara kesehatan mulut dan tenggorokan. Caranya antara lain dengan memperhatikan konsumsi jenis makanan dan minuman, serta menjaga kondisi flora normal (bakteri baik) pada mulut. Selain itu, asupan cairan juga perlu dijaga.

“Kontaminasi bakteri dan virus jahat akan semakin mudah terjadi jika tubuh kita kekurangan cairan atau dehidrasi yang mengakibatkan jumlah air liur di mulut berkurang,” ujarnya di acara temu media yang dihelat Mundipharma Healthcare Indonesia di Jakarta, baru-baru ini.
Dikatakan Gia, Ciri pertama dari dehidrasi ringan itu sakit kepala. “Jadi, kalau kita sakit kepala saat puasa, nggak usah minum obat. Coba minum saat buka, pasti sakit kepalanya hilang,” jelas Gia.

|Baca Juga: Viral Pisau Chef Devina Hermawan Rp 42 Juta. Tajemnya Ngalahin Mulut Tetangga!

Menurutnya, solusi sederhana atas masalah ini Anda hanya perlu untuk memenuhi kebutuhan air saat sahur dan berbuka puasa. “Kebutuhan air setiap orang berbeda-beda. Cara hitung kebutuhan air itu gampang, tinggal 40 cc dikali dengan berat badan Anda. Kalau sudah terpenuhi, mudah-mudahan nggak bakal dehidrasi. Begitupun dengan tekanan darah rendah dan sembelit. Itu sama-sama karena kekurangan cairan,” katanya.

Jaga Kebersihan Rongga Mulut

Lebih jauh Gia mengungkapkan rumus resiko radang atau sakit tenggorokan, yakni bakteri, sisa makanan, dan waktu.

“Ada bakteri di mulut, nggak gosok gigi dan ada sisa makanan di mulut, ditambah faktor waktu. Sekitar 7 jam sangat cukup untuk bakteri berkembang biak. Dia punya energi dari sisa makanan untuk berkembang biak dengan cara membelah diri,” jelas Gia.

Gia menyoroti kebiasaan orang Indonesia yang suka makan dengan gorengan dan minuman manis yang bisa menimbulkan masalah tenggorokan. “Gorengan itu bisa menambah risiko nyeri tenggorokan,” tuturnya.

Selain itu, bagi mereka yang memiliki masalah asam lambung juga perlu waspada, mengingat asam lambung yang naik ke tenggorokan (refluks) bisa memicu iritasi pada dinding kerongkongan, sehingga menyebabkan nyeri saat menelan.

Namun, Gia mengungkap bahwa biasanya hal ini banyak terjadi hanya pada awal bulan puasa. “Lucunya, angka kejadian asam lambung menurun jauh setelah memasuki pertengahan bulan puasa, karena tubuhnya juga sudah beradaptasi,” tutur Gia.

|Baca Juga: Punya Mulut Ember, 4 Zodiak Ini Terkenal Tak Bisa Jaga Rahasia. Temanmu Salah Satunya?

Selain mencukupi asupan cairan setelah bulan puasa, untuk meminimalkan sakit tenggorokan dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan rongga mulut dan tenggorokan dengan cara berkumur menggunakan larutan yang mengandung Povidone-Iodine. Cara ini diyakini efektif membunuh kuman dan bakteri sehingga dapat meredakan nyeri tenggorokan, mencegah sariawan sekaligus menghilangkan bau mulut.

Dokter Gia mengungkap, berkumur dengan larutan Povidone-Iodine terbukti secara klinis dapat membunuh kuman penyebab sakit mulut dan tenggorokan juga mencegah penyebarannya. Berkumur dilakukan dengan 20 ml larutan Povidone-iodine selama 30 detik, dilakukan dua kali sehari untuk mengurangi risiko pertumbuhan jamur, bakteri dan virus di tenggorokan dan rongga mulut.

“Bagaimana cara biar tenggorokan nggak sakit? Ya, jangan kasih 3 hal (bakteri, nggak gosok gigi, dan sisa makanan di mulut) itu. Bersihkan gigi dengan gosok gigi dan kumur-kumur. Dengan begitu, nggak ada bakterinya. Jadi aman,” ujarnya. (*)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here