Tetap Hobi Game Hingga Dewasa, Kenapa Tidak?

0
273

Si Buyung sedang asyik bersama teman-temannya di depan televisi. Mereka memainkan sebuah game yang sedang populer. Ada satu bagian di mana mereka kesulitan. Anak-anak tersebut mencoba secara bergantian, tapi tak kunjung berhasil.

Papa si Buyung, yang tadinya baca koran di sisi lain ruangan, mendekat. “Sini Om coba ya,” ia menawarkan. Salah satu teman anaknya menyerahkan perangkat controller dengan ragu. Tapi ternyata, laki-laki dewasa itu cukup cekatan untuk menaklukkan bagian game tersebut.

4 Game Anak PlayStation 4 yang Cocok Untuk Kado Si Kecil Bingung mencari kado untuk buah hati? Bila Anda memiliki mesin PlayStation 4, Anda … [Read More]

Siapapun yang berusia di bawah 50 tahun pasti kenal video game. Hobi tersebut mulai marak di Indonesia pada 1985, ketika mesin Nintendo Famicom 8-bit masuk sini. Mereka yang mengalami masa kanak-kanak pada zaman itu, kini rata-rata sudah punya anak remaja. Sedangkan yang sekarang berusia 20 dan 30an tahun, minimal familier dengan mesin Sega Mega Drive atau Sony PlayStation generasi awal.

Seiring waktu, semakin sedikit orang dewasa yang mempertahankan hobi game-nya. Mereka mungkin tetap suka nonton bioskop atau siaran olahraga di televisi. Tapi, game bukanlah kegiatan yang waktunya dialokasikan oleh banyak orang. Sayang sekali sebenarnya, karena hobi game menawarkan sejumlah manfaat.

Momen menunggu jadi lebih mengasyikkan. (foto: VG24/7)

Pertama, sebagai pengisi waktu. Dalam kehidupan sehari-hari, selalu ada kalanya kita harus menunggu. Mulai dari menunggu klien di tempat pertemuan, hingga menunggu pasangan yang sedang berbelanja. Ketika tak ada hal menarik pada saat seperti itu, mati gaya tentu tidak asyik. Video game bisa jadi teman menunggu yang menyenangkan.

Selain menunggu, banyak hal lain yang bisa membuat kita tertekan. Misalnya, kerjaan yang kurang beres, atau berurusan dengan orang yang menjengkelkan. Video game juga bisa berperan mengikis stress tersebut. Ambil nafas dalam-dalam, keluarkan mesin game portabel (Nintendo Switch, 3DS, atau PlayStation Vita), lalu bermain sejenak. Pikiran bakal jadi lebih tenang, sehingga setelah itu bisa bersikap lebih bijak menghadapi permasalahan tadi.

Ini Alasan Nintendo Switch Cocok untuk Orang Dewasa dan Anak-anak Nintendo Switch yang padukan mesin game rumahan dan portabel, layak dipertimbangkan bagi … [Read More]

Oh ya, bagi kasus psikis yang cukup berat, kadang perlu dosis game yang agak berbeda. Ada sejumlah game di arcade atau rumahan yang dilengkapi piranti untuk menebas atau menembaki para musuh virtual. Game seperti itu bagus sebagai pelampiasan (katarsis) bagi perasaan ingin menghajar seseorang. Setidaknya, bebas dari resiko berurusan dengan polisi.

Fungsi lainnya adalah latihan motorik. Salah satu hal penting dalam kehidupan sehari-hari adalah koordinasi mata dan tangan. Hal itu memungkinkan kita memasak, mengetik tanpa melihat keyboard, hingga kegiatan yang jauh lebih kompleks seperti operasi bedah. Ketika tua nanti, kemampuan tersebut akan pudar. Tapi, kita bisa memperlambat penurunan kemampuan tersebut dengan rajin berlatih. Video game adalah salah satu sarananya.

Menyehatkan, sekaligus mengakrabkan. (foto: Nintendo)

Ada juga tipe game yang lebih fokus melatih motorik manusia. Misalnya, sejumlah game latihan fisik untuk mesin Wii—dilengkapi papan sensor yang bisa menghitung berat badan pemain dan intensitas gerakannya. Atau berbagai game ritmik di arcade. Yang seperti ini bakal membuat berkeringat deras layaknya olahraga sungguhan.

Masih tentang melatih diri, game yang hanya menggerakkan jemari pun punya manfaat. Kebanyakan game membutuhkan kemampuan strategi. Mereka yang rutin bermain game akan terbiasa berpikir cepat dan berkonsentrasi. Bahkan, ada juga game yang bertema strategi perang atau manajemen, yang mengajarkan aneka pengetahuan terkait. Dan sebagaimana olahraga dan beladiri, game juga melatih bersikap sportif dan ksatria.

3 Hobi Laki-laki yang Kini Digemari Perempuan, Nomor 2 Seru Banget! Di era saat ini, para perempuan seolah bisa melakukan apapun yang ia … [Read More]

Di zaman pemanasan global seperti sekarang, banyak anak memilih bermain di dalam rumah. Video game sering jadi pilihan. Alangkah baiknya jika orang tua mengenal hobi anaknya tersebut. Mereka bisa mengarahkan agar anak hanya memainkan game yang sesuai umur. Bermain game bersama anak juga bagus untuk membangun keakraban keluarga.

Masih tentang keakraban, video game juga bisa mempererat hubungan dengan sesama orang dewasa. Selalu ada teman ataupun kerabat yang juga suka bermain game. Acara bercengkerama lebih meriah jika diisi dengan bermain game bersama. Sedangkan bagi yang belum menggemari video game, kita bisa memperkenalkannya kepada mereka dalam kegiatan seperti itu.

Momen bonding yang bakal dikenang selamanya. (foto: HowStuffWorks)

Tapi tentu, ada yang berbeda antara pola bermain anak-anak dan orang dewasa. Waktu kanak-kanak dulu, kita cenderung punya lebih sedikit uang untuk beli game, tapi lebih banyak waktu. Sedangkan sekarang, kita umumnya lebih mapan secara keuangan, tapi waktu banyak berkurang oleh kesibukan kerja. Hobi game harus dijalani dengan bertanggung jawab. Perlu kesadaran bahwa game adalah alat bantu, jangan sampai jadi candu.

Nah, selamat kembali bermain video game(*)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here