Menurunkan berat badan dengan menjalani diet pisang atau banana diet menjadi tren sejak beberapa waktu yang lalu. Sebab, diet yang diadopsi dari Jepang itu diyakini dapat melangsingkan tubuh dalam waktu singkat. Diet tersebut diperkenalkan oleh seorang ahli farmasi asal Jepang, Sumiko Watanabe. Dietnya dikenal dengan sebutan Morning Banana Diet. Sumiko Watanabe menerapkan program diet tersebut pada suaminya, Hitoshi Watanabe, yang terlalu gemuk. Melalui program diet tersebut, Hitoshi ternyata berhasil menurunkan berat badannya hingga 15 kilogram. Program diet itu makin populer setelah ditayangkan kesaksian seorang penyanyi opera asal Jepang, Kumiko Mori, yang berhasil menurunkan berat badannya 7,5 kilogram dalam enam minggu setelah menerapkan banana diet.
Prinsip banana diet sendiri sangat sederhana, yaitu:
- Saat sarapan, kita hanya perlu mengonsumsi pisang dan minum air putih hangat.
- Saat makan siang dan malam hari, kita boleh makan apa pun, termasuk ngemil.
- Tidak boleh makan di atas jam delapan malam, dan hindari es krim, produk olahan susu, alkohol, atau dessert setelah makan malam. Camilan manis boleh disantap tapi hanya disiang hari.
- Makan selingan pada pukul tiga sore sangat dianjurkan.
- Menghindari makan makanan pencuci mulut setelah makan.
- Tidur sebelum tengah malam.
Metode diet itu sangat populer, karena tidak dimasukkannya unsur olahraga. Para pelaku diet hanya disarankan untuk berolahraga bila memang mau dan hanya boleh melakukan olahraga yang tidak membuat stres. Pokoknya santai.
Baca Juga: Ngemil Sebelum Tidur Tak Selalu Menggemukkan
KONTROVERSI
Dengan pola diet yang sangat santai, tentu banyak perermpuan yang tertarik untuk menjalani banana diet. Sayangnya, sampai saat ini diet tersebut masih menjadi kontroversi. Banyak ahli yang meragukan kemampuan banana diet. Salah satunya Profesor Masahiko Okada dari Sekolah Tinggi Kedokteran Niigata, Jepang, yang menentang program diet tersebut. Menurut Masahiko, tubuh manusia membutuhkan tiga nutrisi penting, yaitu karbohidrat, lemak, dan protein. ”Aturan yang baik adalah menyeimbangkan ketiga nutrisi tersebut, dan memperhatikan pemasukan kalori setiap harinya. Sekali kita memahami aturan tersebut, kita tidak akan terombang-ambing oleh tren diet, seperti diet dengan makan pisang ini,” ujarnya. Hal senada juga diungkapkan oleh dr Fiastuti Witjaksono SpGK dari Siloam Hospital, Plasa Semanggi, Jakarta. ”Tubuh sangat membutuhkan karbohidrat, protein, lemak, dan mikronutrisi lainnya. Bila asupan zat gizi tersebut tidak terpenuhi, tentu akan menimbulkan gangguan,” katanya. Lebih lanjut Fiastuti mengungkapkan bahwa program diet yang membatasi konsumsi satu kelompok makan tertentu, seperti hanya mengonsumsi buah dan sayur saja, tentu tidak sehat. Sebab, tubuh akan kekurangan zat lain yang diperlukan. Karena itu, diet dengan hanya mengonsumsi buah-buahan saja, sebaiknya juga diimbangi dengan asupan nutrisi lainnya.