Sustainable fashion masih jadi isu global dalam Muslim Fashion Festival+ (MUFFEST+) yang digelar di Jakarta, 21-23 April 2022. Para desainer banyak mengangkat gaya urban, menggunakan konten lokal hasil sinergi dengan para perajin kain di daerah. Seperti yang ditampilkan pada hari ke-2, Jumat (22/4) kemarin.
Tujuh Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) mempersembahkan fashion show yang menampilkan kolaborasi para perajin kain daerah dengan desainer lokal maupun nasional.
Mereka menampilkan ragam busana ready to wear yang cocok dikenakan ke acara spesial, dengan mengusung konsep tradisional hingga internasional yang bergaya urban.
|Baca Juga: MUFFEST+ 2022 Kampanyekan ’Sarung is My New Style’
Salah satunya ditampilkan desainer asal Bangka Belitung, DMahen X Ng’Ruit by Mahendra & Henni yang mengangkat tema pesisir Melayu dan rajutan ikonik dari Belitung, yaitu rabel.
Lain lagi dengan Temmi Wahyuni. Mengambil tema Hana (bahasa Jepang) yang berarti bunga,Temmi menampilkan gaya feminin romantiS. ”Setelah pandemi ini kita pasti merasa bahagia, seperti bunga yang bermekaran, yang mencerminkan kebahagiaan kita, bisnis kita kembali mulai,” ujar Temmi.
Mom and Kids
Sementara brand Oleander by Ribie menghadirkan modest wear yang khusus dirancang untuk mom and kids kaum perkotaan.
Menurut pemilik Ribie, sekarang ini banyak ibu muda yang ingin memakai hijab, tapi takut kelihatan jadi lebih dewasa dari usia sebenarnya. Selain itu mereka ingin mengajarkan putrinya untuk tampil lebih tertutup.
”Karena itu saya ingin menunjukkan bahwa berhijab juga bisa tampil gaya. Nggak selalu kelihatan lebih dewasa. Caranya dengan menampilkan urban fashion Amerika dengan tema hypebeast, tetapi lebih tertutup,” ujar Ribie. ”Untuk warnanya saya pilih army dan mint yang identik dengan Islami dan rileks,” imbuhnya.
Karya Siswa
Tidak hanya desainer yang sudah memiliki brand, MUFFEST+ hari ke dua juga memberikan panggung kepada siswa dan alumni pendidikan atau pelatihan mode untuk menampilkan karya terbaiknya.
Mereka antara lain Zelmira by SMK NU Banat Kudus, SMKN 3 Blitar, Balai Besar Pengembangan Vokasi dan Produktivitas Semarang didukung oleh Kementerian Ketenenagakerjaan Republik Indonesia (BBPVP Semarang), Telkom University, dan Universitas Kristen Maranatha.
Universitas Kristen Maranatha berkolaborasi mendesain busana yang terinspirasi dari tarian Lego-lego dari Nusa Tenggara Timur. Makna desain tersebut adalah walau masyarakat NTT berasal dari latar belakang yang berbeda, namun semua menyatu dan kompak karena tarian Lego-lego.
|Baca Juga: Rancangan Lia Afif Buka Indonesia Fashion Week 2022
Sedang Telkom University terinspirasi dari rumah adat Ebei di Papua. ”Rumah adat ebei itu untuk perempuan menuntut ilmu. Bentuknya seperti jamur. Jadi harapannya desain ini menggambarkan kemandirian dan keanggunan perempuan dalam menuntut ilmu,” kata Nabila, salah seorang desainer dari Telkom University.*omi