Spanyol sedang dilanda bencana terburuk dalam beberapa dekade. Sebanyak 95 orang tewas di Provinsi Valencia akibat diterjang banjir bandang. Banjir itu terjadi karena hujan deras ekstrem pada Selasa (29/10/2024).
Dari 95 orang, tercatat 92 kematian di Valencia, dua di Castilla-La Mancha, dan satu di Malaga. Jumlah korban diperkirakan masih akan bertambah lantaran puluhan orang dinyatakan menghilang terseret banjir banjang.
“Jumlah korban tewas akibat banjir bandang di Spanyol telah meningkat menjadi 95 orang,” kata petugas penyelamat dan pejabat pada Rabu (30/10) waktu setempat, dikutip dari AFP.
| Baca Juga : Penyelamatan Ibu dan 4 Anak yang Terjebak Banjir Akibat Badai Milton
Korban tewas di Malaga adalah seorang pria Inggris berusia 71 tahun yang meninggal di rumah sakit, setelah berhasil dievakuasi dari rumahnya.
Turut Berduka untuk Korban di Spanyol
📹 72 orang Meninggal Dunia Akibat hujan Lebat & Banjir di Valencia Spanyol pic.twitter.com/YlSvZHsvMH
— 𝙾𝙼𝙹 𝑻 𝑳𝒖𝒄𝒌𝒚 (@OmJ_JeNggot) October 30, 2024
Bencana itu merupakan banjir paling mematikan di Spanyol dalam lebih dari 50 tahun terakhir. Negara di kawasan Eropa ini memberlakukan tiga hari masa berkabung, yang dimulai pada Kamis (31/10/2024).
Sejumlah video yang beredar di media sosial menunjukkan bahwa seluruh jalan terendam banjir, orang-orang terjebak di atap rumah dan mobil-mobil menumpuk dalam posisi terbalik.
| Baca Juga : Banjir Gorontalo Meluas, Kantor Pemerintahan Jadi Tempat Pengungsian
Dalam pidato nasionalnya pada Rabu (30/10/2024), Presiden Spanyol Sanchez meminta warganya untuk tetap waspada.
“Seluruh Spanyol menangis bersama Anda. Kami tidak akan meninggalkan Anda,” kata Sanchez.
Di Chiva, curah hujan setara satu tahun tercatat dalam delapan jam. Tim penyelamat dari angkatan bersenjata Spanyol bergegas melakukan evakuasi pada Rabu (30/10/2024) pagi.
| Baca Juga : Tak Becus Urus Banjir, Kim Jong Un Eksekusi Mati 30 Pejabat Korut
Sementara di Ribarroja del Turia, pinggiran kota Valencia, para pekerja terjebak semalam di kawasan industri tanpa kesempatan untuk menyelamatkan mereka karena sungai meluap.
Lebih dari 1.000 tentara dikerahkan untuk membantu penyelamatan, meskipun banyak tim terputus akses dari kota-kota banjir. Uni Eropa telah mengaktifkan sistem satelit Copernicus untuk membantu operasi penyelamatan. (*)