Fakta Kematian Matthew Perry, Dimanfaatkan Dokter untuk Perkaya Diri

0
40
Aktor Matthew Perry meninggal karena kecanduan ketamin. Foto: Dok. X @GQMagazine
Aktor Matthew Perry meninggal karena kecanduan ketamin. Foto: Dok. X @GQMagazine

Bintang serial ‘Friend’, Matthew Perry ditemukan meninggal dunia di bak mandi air panas rumahnya di Los Angeles pada 28 Oktober 2023.

Hasil autopsi mengungkapkan bahwa penyebab kematian Matthew karena efek akut dari ketamin. Ketamin biasa digunakan sebagai obat bius untuk prosedur medis seperti operasi. Namun terkadang sering disalahgunakan.

Berselang hampir satu tahun kemudian, perlahan terungkap dalang di balik kematian Matthew Perry. Meski memang benar si aktor meninggal karena ketamin, nyatanya ada beberapa sosok yang membuatnya terus menggunakan obat tersebut.

| Baca Juga : ⁠Madonna Pamer Pacar Berondong di Perayaan Ultah ke-66

Kecanduan Ketamin

Matthew menderita depresi dan gangguan kecemasan. Untuk mengobati penyakitnya itu, dia menjalani terapi infus ketamin bersama dengan praktisi medis yang legal dan terdaftar.

Terapi terakhirnya dilakukan satu minggu sebelum dia meninggal. Sehingga bisa dipastikan bahwa terapi bukan penyebab kematian Matthew.

Dari hasil penyelidikan, Kepolisian Los Angeles menyatakan Matthew mulai kecanduan ketamin beberapa bulan sebelumnya.

Dalam kurun waktu empat hari, terhitung sejak 24-27 Oktober, Matthew bisa menyuntikkan ketamin ke tubuhnya sebanyak 6 hingga 8 kali dalam sehari. Dia dibantu oleh Kenneth Iwamasa yang merupakan asisten rumah tangganya.

Tepat pada hari kematiannya, Matthew menerima suntikan ketamin sebanyak 3 kali dalam waktu 6 jam.

| Baca Juga : Hubungan Raja Charles dan Pangeran Andrew Kian Memanas

Iwamasa memberikan suntikan pertama pada pukul 08.30. Siang hari saat Matthew sedang menonton film, dia menyuntikkan ketamin ke dua kalinya pada 12.45.

Berselang 40 menit kemudian, Iwamasa diminta Matthew menyiapkan bak mandi air panas. Si aktor juga meminta asistennya itu untuk menyuntik sekali lagi dengan dosis yang lebih besar.

Setelah itu, Iwamasa meninggalkan rumah karena harus melakukan pekerjaan lain. Namun saat kembali, dia menemukan Matthew dalam posisi tertelungkup tak sadarkan diri di bak mandi.

Iwamasa memberikan kesaksian pada pihak berwajib bahwa ia mulai menyuntik ketamin kira-kira sebulan sebelum Matthew meninggal. Padahal, asisten pria itu tidak memiliki latar belakang pendidikan medis. Dia belajar cara menyuntik dari dokter Salvador Plasencia yang menjual ketamin pada Matthew.

Selain itu, dalam pernyataannya, Iwamasa menyebut Matthew telah membeli ketamin seharga USD 55.000 (Rp850 juta) dari si dokter.

| Baca Juga : Nama Belakang Shiloh Jolie Resmi Dihapus, Brad Pitt Kecewa

Lima Orang Ditangkap

Sebanyak lima orang termasuk asisten dan dua dokter ditangkap atas tuduhan memanfaatkan Matthew Perry demi memperkaya diri sendiri. Mereka adalah Kenneth Iwamasa, dokter Salvador Plasencia, dokter Mark Chaves, Erik Fleming, dan bandar narkoba Jasveen Sangha.

Iwamasa dan dokter Salvador dituduh bekerja sama. Salvador meminta Imawasa untuk memastikan Matthew terus membeli ketamin darinya. Sedangkan dokter Mark Chaves adalah sosok yang mendistribusikan ketamin pada Salvador.

NBC News melaporkan bahwa dua minggu sebelum meninggal, Matthew bertemu dengan Salvador setelah sesi terapi ketamin. Saat itu si dokter memberikan ketamin dosis besar.

Dari keterangan jaksa, dosis itu memberikan reaksi buruk. Tekanan darah Matthew melonjak, tubuhnya kaku, dan tidak bisa bicara. Namun Salvador justru menyerahkan ketamin tambahan untuk digunakan si aktor saat di rumah.

| Baca Juga : Ini Alasan Shah Rukh Khan Tidak Mau Bintangi Film Hollywood

Beberapa hari setelahnya, Matthew meminta Iwamasa untuk membeli lebih banyak ketamin dari pemasok lain yaitu Erik Fleming. Disini lah muncul keterlibatan bandar narkoba Jasveen Sangha yang dijuluki sebagai ‘Ratu Ketamin’.

Erik mengaku memberikan ketamin pada Iwamasa yang dibeli dari Jasveen Sangha. Ratu Ketamin itu diduga mengoperasikan sebuah rumah produksi rahasia di Hollywood Utara, Los Angeles, tempat dia menyimpan, mengemas, dan mendistribusikan narkoba.

Jika terbukti bersalah, lima orang tersebut bisa mendekam di penjara paling sebentar 10 tahun. (*)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here