Sukses dengan film Dua Garis Biru, Angga Yunanda kembali didapuk sebagai pemeran utama dalam sekuel Dua Hati Biru. Dia memerankan karakter Bima. Ayah dari seorang anak bernama Adam, yang diperankan oleh Farrell Rafisqy.
Dua Hati Biru menceritakan tentang bagaimana Bima berusaha menjadi bapak terbaik untuk anak. Terlebih setelah empat tahun berlalu, Dara (Aisha Nurra Datau) kembali dari kuliahnya di Korea Selatan, dan Bima fokus agar pernikahannya selalu baik-baik saja.
Tetapi nyatanya, menjadi orangtua dan pasangan suami istri ternyata tidak mudah. Ditambah lagi usia Bima dan Dara masih terbilang muda. Tak heran banyak konflik di awal-awal pernikahan yang dihadapi.
Yakni tentang bagaimana kesiapan menjadi orang tua, mendidik anak, mengetahui cara bersikap dan membagi kewajiban dari suami maupun istri. Serta bagaimana pasangan mencoba mandiri dari ketergantungan dengan keluarga.
| Baca Juga: Banjir Pujian, Meriahnya Nobar Film Dua Hati Biru di Surabaya
Sebagai pemain, Angga Yunanda mengaku banyak belajar tentang pernikahan muda. ”Pernikahan di usia muda itu menurut aku sah-sah aja, selama memang kita udah matang dalam hal finansial dan mental,” katanya saat ditemui Nyata di Royal Plaza Surabaya, Kamis (18/4) lalu.
”Tapi menurut aku pribadi kalau misalkan hal tersebut belum terpenuhi, mungkin keinginan untuk menikah muda baiknya ditunda dulu,” imbuhnya.
Bagi Angga, pernikahan adalah sebuah perjalanan panjang yang harus dilalui bersama pasangan. Karena itu, kekasih Shenina Cinnamon ini tidak ingin terburu-buru dalam menikah.
”Justru dari film ini, memberikan banyak pembelajaran, menjadi orang yang bisa prepare untuk membangun kesiapan pernikahan yang lebih baik,” ucapnya.
| Baca Juga: Bucinnya Angga Yunanda dan Shenina di Sebelah Mingyu ‘SEVENTEEN’
Film Dua Hati Biru juga membuat Angga memikirkan persiapan pernikahannya kelak. ”Dari situ, aku jadi punya check list gitu, kira-kira apa yang udah jadi kesiapan aku untuk menikah,” ujar pemain Mermaid In Love itu.
”Check list kayak kesiapan mental, finansial, apakah kita sudah belajar komunikasi secara efektif dengan pasangan atau calon mertua, kan kalau menikah itu bukan tentang dua orang tapi kita menyatukan banyak kepala, ada orang lain yang harus kita liat,” tutupnya. (*)