Satu minggu berlalu setelah hari peringatan anti kekerasan seksual. Isu yang bisa menimpa semua gender, terlebih wanita di kampus ini masih hangat diperbincangkan. Seperti biasa hal ini menuai pro dan kontra. Tidak hanya warga sipil yang bereaksi, para artis pun turut memberikan tanggapannya terkait isu ini, apalagi setelah disahkannya Undang-undang Permendikbud Ristek No. 30 Tahun 2021. Siapa saja artis yang memberikan reaksinya? Simak yuk!
| Baca Juga: ‘Mouse’ Episode 11: Ba Reum Siap Membunuh Si Pelaku Kekerasan Seksual?
Artis Cinta Laura Kiehl Dukung Anti Kekerasan Seksual
Artis blasteran Indo-Jerman ini telah terang-terangan mendukung langkah pemerintah dalam mencegah kekerasan seksual di kampus. Melalui Iinstagram pribadinya ia mengunggah foto keberpihakannya terhadap undang-undang yang disahkan oleh Menteri Pendidikan.
“Dengan tingkat pelecehan/kekerasan yang tinggi dan kasus-kasus yang jarang ditangani, korban (perempuan maupun laki-laki) menjadi segan untuk melaporkan/berbicara. Karena tidak adanya payung hukum yang dengan jelas mendefinisikan hak-hak korban, akhirnya mereka merasa TIDAK terdampingi, terlindungi dan yang paling krusial: DIDENGAR. Oleh sebab itu, orang-orang yang ‘berkuasa’ secara sosial, finansial ataupun gender begitu gampang lolos dari aksinya yang miris,” tulis Cinta.
Anya Zen, Model Perempuan Eksotis Turut Meramaikan Kampanye Ini
Artis film sekaligus model perempuan yang baru-baru ini membintangi film A World Without juga menyatakan dukungannya terhadap kampanye anti kekerasan seksual. Ia juga mengunggah foto demi menyatakan sikap atas disahkannya Undang-undang Permendikbud Ristek No. 30 Tahun 2021.
“Suarakan dukunganmu, jadilah bagian dari mayoritas yang bersuara. Aku mendukung Permendikbud Ristek No.30 Tahun 2021 Tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Lingkungan Perguruan Tinggi,” tulis Anya.
Artis Ayushita Dedikasikan Separuh Hidupnya untuk Kampanye Anti Kekerasan Seksual
Melalui laman Instagram-nya, Ayushita menyatakan dukungannya terhadap undang-undang yang disahkan oleh Menteri Nadiem Makarim. Ia mengaku separuh hidupnya ia dedikasikan untuk menyuarakan isu pelecehan dan kekerasan seksual.
“Saya Ayushita Nugraha mendukung Permendikbud Ristek No.30 Tahun 2021 Tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Lingkungan Perguruan Tinggi.”
Dian Sastro Wardoyo, Mengaku Kekerasan Seksual di Kampus Sudah Terjadi Sejak Dulu
“Saya ingat jaman masih kuliah dulu saya sering mendengar cerita soal kekerasan seksual yang terjadi di kampus. Kejadian ini menyebabkan ketidaknyamanan bagi kita yang berkuliah karena ada ketakutan bahwa itu bisa menimpa kita,” tulis Dian Sastro.
Pasangan Artis Anti Kekerasan Seksual, Raisa dan Hamish Daud Kompak Menyatakan Sikap
Pasangan suami dan istri ini kompak mendukung isu kekerasan dan pelecehan seksual. Terlihat dari foto yang diunggah, mereka saling menyilangkan jari tangan satu sama lain.
“Kampus semestinya menjadi tempat yang aman untuk menuntut ilmu, membina persahabatan, dan meraih mimpi masa depan, bukan tempat dimana para pelajar harus takut ataupun was-was untuk datangi,” kata Hamish dan Raisa.
Pemenang Pendukung Pria Terbaik FFI 2021, Jerome Kurnia Setuju dengan Undang-undang Ini
Dengan kaos berwarna putih dan bersandar di pintu, pemenang Pemeran Pendukung Pria Terbaik Piala Citra Festival film Indonesia 2021 ini juga turut memberikan suaranya.
“Sudah saatnya kita bergerak untuk Indonesia yang adil dan setara. Suarakan dukunganmu, marilah kita menjadi mayoritas yang bersuara. Aku mendukung Permendikbud Ristek No. 30 Tahun 2021 Tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Lingkungan Perguruan Tinggi.”
Sutradara Sekaligus Stand Up Comedy Ernest Prakasa Menyatakan Sikapnya Terhadap Isu Ini
Ketika undang-undang mulai disahkan, banyak penyintas yang mulai memberanikan diri mengadukan luka lama mereka menghadapi kekerasan seksual di kampus.
“Zaman terus berubah. Kesadaran terhadap pentingnya perlindungan terhadap perempuan juga sudah waktunya kita tingkatkan. Mari bersatu melawan para pelanggar, dan berdiri bersama para penyintas,” kata Ernest.
| Baca Juga: Founder SPI Kota Batu Dilaporkan Atas Dugaan Kasus Pelecehan Seksual
Pada Pasal 1 diterangkan bahwa kekerasan seksual adalah hal yang menyangkut perbuatan menghina, melecehkan, merendahkan dan/ atau menyerang tubuh, dan/ atau fungsi reproduksi seseorang, karena ketimpangan relasi kuasa dan/ atau gender, yang berakibat penderitaan psikis dan/ atau fisik yang mengganggu kesehatan reproduksi seseorang dan hilang kesempatan melaksanakan pendidikan tinggi dengan aman dan optimal.
Perlu diketahui isi Undang-undang Permendikbud Ristek No. 30 Tahun 2021 yang menuai kontroversi adalah sebagai berikut.
Nah yang dipermasalahkan bagi sebagian orang ada dalam Pasal 5, di mana terdapat diksi “tanpa persetujuan korban” yang dianggap bisa melegalkan zina jika kasusnya adalah sebaliknya “disetujui oleh kedua belah pihak”.
Kalau kalian bagaimana, setuju kah dengan Undang-undang Permendikbud Ristek ini? (*)
