Sejak pukul 08.00 WITA, anak-anak mulai berkumpul di lokasi pengungsian di Masjid Agung Darussalam. Hari itu Minggu (16/12), di area yang terletak di Jalan Jaelangkara Kelurahan Baru, Palu Barat, Sulawesi Tengah memang akan dilakukan Trauma Healing bertajuk Bermain Bersama.
Tepat pukul 09.00 WITA, acara pun dimulai. Dibuka dengan sambutan Lurah Baru Yusran, S.Sos dilanjutkan acara inti, yaitu bermain bersama.
Ada Zahrani, gadis cilik berusia 10 tahun yang menyanyi Balonku Ada Lima. Dilanjutkan Rava, bocah lelaki berusia sama, yang mengusik keprihatinan semua orang yang ada di sana. Dia menyanyikan lagu tentang tragedi gempa dan tsunami yang melanda tanah kelahirannya. Setiap lirik yang dia nyanyikan secara spontan diikuti semua anak termasuk panitia.
Baca juga: Jurnalis Australia Terjang Reruntuhan Gempa Palu Demi Nyawa Kucing
Namun ada yang lucu saat berlangsungnya acara. Ada bocah lelaki berusia lima tahun yang biasa dipanggil An. Dengan percaya diri An maju dan akan menyanyi.
”Adik mau nyanyi lagu apa?” tanya Nurul Akmalia, MC acara tersebut. ”Oh Tuhan,” jawab An singkat.
Semula anak-anak lain maupun orang-orang yang ada di sana mengira, An akan menyanyikan lagu religi. Ternyata An menyanyi, ”Oh Tuhan, ku cinta dia, ku sayang dia, rindu dia….”
Sontak semua yang ada di sana tidak bisa menahan tawa melihat aksi An. Acara dilanjutkan dengan Pinguin Dance yang diikuti semua anak, termasuk Yusran, lurah Baru.
Ringankan Beban
Tidak hanya satu hari, Bermain Bersama digelar lagi, pada Selasa (25/12) masih di tempat yang sama. Sebanyak 250 anak pengungsi, dari usia tiga hingga 12 tahun menggambar, mewarnai dan melukis wajah bersama.
Kegiatan yang dimulai pukul 09.00 WITA itu kembali membawa kegembiraan dan keceriaan anak-anak di pengungsian. Hafiza (6) mengaku senang bisa bermain bersama teman-teman dari Nyata.
”Saya senang sekali bisa melukis wajah. Ini baru pertama kali saya dikasih hadiah mainan,” ujarnya sambil memeluk hadiahnya.
Baca juga: 6 Pose Gemas Anak Sandra Dewi Liburan di Jepang, Jadi Pengen Gigit!
Selain Hafiza, ratusan anak lain juga bersemangat menggambar harapan, serta cita-cita mereka di buku gambar yang telah dibagikan. Bapak Yusran pun mengucap banyak terima kasih, dan berharap acara ini bisa meringankan beban mereka.
”Saya mewakili pemerintah kota Palu, berterimakasih kepada Nyata, atas terselenggaranya kegiatan ini. Semoga ini bisa meringankan beban anak-anak kita, dan mengembalikan keceriaan di wajah mereka,” ucapnya.
Bermain Bersama ini terselenggara atas dukungan beberapa pihak. Seperti Vicenza, Staedtler, JNE dan Radar Sulteng Group. Acara trauma healing ini, bertujuan membantu anak-anak melupakan sejenak kesedihan mereka, yang disebabkan bencana gempa dan tsunami yang terjadi di Palu, pada 28 September 2018 lalu. (lia/ade)