Ketegangan di perbatasan Korea tak kunjung mereda. Terbaru, tentara Korea Selatan (Korsel) disebut telah melepaskan tembakan peringatan terhadap pasukan Korea Utara (Korut) karena melanggar perbatasan.
Hal itu disampaikan oleh militer Korsel pada Selasa (11/6), ketika kedua negara tengah terlibat dalam kampanye Perang Dingin seperti peluncuran balon dan siaran propaganda.
Pertumpahan darah dan konfrontasi kekerasan kadang-kadang terjadi di perbatasan Korea yang dijaga ketat, yang disebut Zona Demiliterisasi.
Meskipun insiden yang terjadi hari Minggu itu tepat di tengah meningkatnya ketegangan antara kedua Korea, para pengamat mengatakan hal itu tidak akan berkembang menjadi sumber permusuhan. Sebab, Korsel yakin bahwa Korut tidak dengan sengaja melakukan intrusi perbatasan. Selain itu, Korut juga tidak membalas tembakan peringatan.
| BACA JUGA : Korsel Lancarkan Propaganda ke Korut, Adik Kim Jong Un Peringatkan Balasan Baru
Menurut Kepala Staf Gabungan Korsel (JCS), peristiwa itu terjadi pada hari Minggu pukul 12.30 siang. Mereka merinci, terdapat sekitar 20 tentara Korut yang sedang melakukan pekerjaan yang tidak diketahui, telah melintasi garis demarkasi militer yang membagi kedua negara.
Juru bicara JCS Kolonel Lee Sung-jun mengatakan, jika kondisi Zona Demiliterisasi kini sedang ditumbuhi banyak rumput dan semak belukar. Sehingga hal tersebut membuat rambu Garis Demarkasi Militer sulit dilihat.
“(Mereka) bergerak melalui semak-semak yang tidak ada jalan setapaknya, dan kami mengamati mereka bahkan sebelum mereka mendekati MDL (Garis Demarkasi Militer),” kata Lee dalam pengarahan rutin.
“Dinilai pelanggaran sederhana, saat mereka sedang bergerak untuk suatu tugas,” tambahnya.
| BACA JUGA : Korsel Pasang Pengeras Suara, Imbas Kiriman Balon Sampah Korut
Dia mengatakan beberapa tentara tersebut bersenjata, sementara banyak dari mereka membawa peralatan kerja. Namun, mereka menolak menjelaskan lebih lanjut terkait apa yang sedang mereka kerjakan.
Insiden ini terjadi hanya beberapa jam sebelum Korea Selatan menyiarkan siaran anti-Pyongyang melalui pengeras suara perbatasan pada hari Minggu. Siaran ini merupakan yang pertama, setelah dijeda selama enam tahun.
Siaran propaganda itu dilakukan kembali sebagai tanggapan atas peluncuran balon-balon yang membawa sampah ke Korsel baru-baru ini.
Sejak tanggal 28 Mei, Korut diperkirakan telah mengirimkan lebih dari 1.600 balon semacam itu. Hal itu disebut Korut sebagai respons “tit-for-tat” atau pembalasan yang setara terhadap selebaran anti-Pyongyang yang dilakukan oleh para aktivis di Korea Selatan.
| BACA JUGA : Korsel Bersumpah akan Membalas Kiriman Balon Sampah Korut
Dikutip dari Yonhap, Zona Demiliterisasi adalah salah satu kawasan dengan penjagaan paling ketat di dunia, dengan pagar kawat berduri dan kehadiran militer dalam jumlah besar di kedua sisinya.
Sementara itu Garis Demarkasi Militer secara horizontal membagi dua Zona Demiliterisasi, yang berfungsi sebagai zona penyangga antara kedua Korea sejak Perang Korea tahun 1950-53 yang berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai. (*)