Alunan musik yang berasal dari gamelan, terdengar saling bersahutan. Begitu unik dan autentik. Memanjakan telinga yang mendengarkannya.
Bukan hanya alunannya, yang mengalunkan juga menambah keistimewaan karya tersebut. Mereka adalah orang asli Amerika, yang sangat mahir memainkan gamelan.
Itu yang disuguhkan diawal Bali: Beats of Paradise (2019). Film drama yang diangkat dari cerita nyata. Sebuah kisah inspiratif dari Nyoman Wenten, seorang pemain dan komposer gamelan.
Sebagai seniman Bali, Wenten ingin musik gamelan bisa dikenal di kancah internasional. Untuk itu, bersama istrinya, Nanik, mereka memutuskan hijrah ke Amerika Serikat.
Tapi itu bukan keputusan yang mudah. Karena harus meninggalkan dua anak yang masih kecil. Bahkan si bungsu masih belum genap satu tahun.
Beberapa tahun berlalu, keputusan Wenten untuk meninggalkan kampung halaman, membuahkan hasil. Tak hanya mampu bertahan di negeri orang. Ia bahkan menjadi guru besar, dan mengajar gamelan di beberapa universitas terkemuka di Amerika. Berkat tangan dinginnya pula, gamelan menjadi populer dan diajarkan di banyak kampus di Amerika.
40 tahun berlalu, Wenten ingin menikmati masa tuanya bersama keluarga di kampung halaman. Meski begitu, semangatnya untuk berkarya dan memberikan sumbangsih pada Tanah Air, tak pernah padam.
Dalam film layar lebar yang mengambil lokasi di Los Angeles dan Pulau Dewata itu, Wenten berkolaborasi dengan penyanyi Judith Hill, pemenang Grammy Award sekaligus pernah menjadi partner duet mendiang Michael Jackson.
Lewat single Queen of The Hill, Wenten dan Judith berhasil menggabungkan dua ‘dunia’. Musik tradisional Bali dan musik funk. Dalam hal ini, bukan Wenten saja putra bangsa yang menjadi kebanggaan. Ada Livi Zheng, perempuan kelahiran Blitar, Jawa Timur yang mengeksekusi video klip lagu tersebut.
Lalu, bagaimana bisa Nyoman Wenten dan Livi Zheng terlibat dalam proyek video klip, dan juga membuat film Bali: Beats of Paradise? Simak kisah selengkapnya di Tabloid Nyata edisi minggu ini, yang terbit tanggal 9 Agustus 2019. (*)