Sementara di hari ketiga, Kursein Karzai mempresentasikan koleksi Eredita. Menurutnya, masa lampau menjadikan sejarah, meninggalkan banyak pelajaran, ilmu dan kenangan. Begitupula Indonesia yang sudah melewati proses begitu panjang sebelum terbentuknya sebuah Negara berdaulat.
“Masa kerajaan yang meninggalkan sejarah dan peradaban manusia menjadi warisan berharga di masa kini. Tanah air, budaya, bahasa, agama, suku adalah peninggalan masa lampau yang harus dijaga dan dilestarikan oleh kita sebagai penerus para pejuang Negeri di masa lampau,” ujarnya.
| Baca Juga: Road to MUFFEST+ 2024! Tren Fashion dalam Format Teatrikal
Budaya adalah peninggalan yang merepresentasikan sistem nilai, kepercayaan, tradisi, gaya hidup, dan jejak-jejak suatu kebudayaan yang terus-menerus diwariskan dari masa lalu hingga masa sekarang. Terdiri dari warisan benda dan tak benda.
Warisan benda yang bersifat bisa di lihat dan di raba seperti halnya bangunan candi, keris maupun batik dan kain tenun. Warisan tak benda adalah yang bersifat tidak bisa diraba seperti halnya tarian, bahasa, upacara adat, keterampilan, motif, dan kemahiran.
“Hal ini menginspirasi saya membuat koleksi untuk 10 tahun berkarya. Mengaplikasikan motif tenun dari indonesia timur dan motif batik truntum, kawung dalam teknik embroidery di atas kain organza dan teknik printing di atas kain satin,” kata Kursein.
Dikatakan Kursein, koleksi ini merupakan busana modest dengan teknik bordir dan memadukan pleats terdiri dari dress, abaya, outer dengan look yang lebih feminin. Pemilihan warna lembut seperti sage, off white, lilac, turquoise, menjadi prioritas dikoleksi ini, untuk memberi pilihan tegas warna hitam dan navy menjadikan pelengkap dalam koleksi ini.
“10 tahun berkarya, menjadi proses pematangan koleksi dan menjadi langkah nyata dedikasi saya di industri fashion tanah air. Dengan menjadikan budaya adalah identitas bangsa dalam setiap koleksi saya,” tandasnya.
Mengusung tema Indonesia As A Hub for Global Modest Fashion, MUFFEST+ Media Viewing 2024 menampilkan sebanyak 24 desainer dan brand yang mencapai 300 koleksi.
Setiap desainer dan brand menampilkan ‘pertunjukan’ masing-masing yang bercerita tentang koleksinya, mulai dari konsep desain, produksi, hingga pemasaran.
“MUFFEST+ Media Viewing dihadirkan sebagai showcase untuk memperlihatkan perkembangan tren, kreativitas, dan inovasi dalam industri fesyen muslim yang diharapkan dapat menjadi acuan fesyen muslim global. Kami berharap melalui perhelatan ini dapat menunjukkan kepada dunia bahwa industri fesyen muslim Indonesia memiliki potensi untuk berkembang secara global,” papar Lenny Agustin, National Chair Indonesian Fashion Chamber (IFC).
| Baca Juga: Ada Kisah Heroik Toko Legendaris di MUFFEST+ 2024
Sementara Ali Charisma, Advisory Board Indonesian Fashion Chamber (IFC) menjelaskan, “MUFFEST Media Viewing bertujuan untuk menggali lebih dalam sebuah konsep fashion, bahwa fashion bukan sekadar menutup aurat saja, melainkan juga tentang banyaknya cerita yang ingin dipublikasikan. Suatu koleksi memiliki story telling yang ingin diketahui oleh publik.”
Pada dasarnya, Ali ingin menekankan bahwa setiap koleksi fashion tidak hanya memiliki nilai estetika atau kecantikan visual semata. Lebih dari itu, setiap potongan busana, warna, dan motif yang dihadirkan oleh seorang desainer memiliki cerita tersendiri yang ingin disampaikan kepada publik.
“Dalam dunia fashion, terkadang orang-orang melihat sebuah koleksi tanpa benar-benar memahami pesan yang ingin disampaikan sang desainer. MUFFEST+ Media Viewing diharapkan dapat mengubah kecenderungan tersebut,” tutur Ali.
| Baca Juga: Koleksi Lebaran Colorfull Ibu dan Anak di MUFFEST+ 2024
Keseluruhan koleksi yang dipresentasikan dalam MUFFEST+ Media Viewing ini meliputi ragam gaya busana muslim, antara lain street wear, urban wear, dan evening wear. (*)