Baru-baru ini, Cardi B menceritakan bahwa dia sangat tidak percaya diri menyewa pengasuh untuk anaknya, Kulture, ketika kariernya di industri musik melejit.
“Bahkan ketika bayi itu lahir saya tidak kepikiran untuk mendapatkan pengasuh, karena saya takut orang asing mengasuhnya,” ujar Cardi (29) kepada Vogue Singapore dalam cover story-nya yang sudah terbit sejak Senin (11/7) lalu.
Rapper “Hot S–t” mengakui awalnya sempat tertarik untuk mempekerjakan pembantu rumah tangga untuk merawat sang bayi, namun dia menjadi tidak percaya kepada siapapun setelah menjadi bintang.
“Tidak banyak artis di luar sana yang memiliki bayi di awal karir mereka. Saya tidak punya album ketika saya tahu saya hamil,” kenangnya.
| Baca juga: Cardi B Pukul Penonton Pakai Mikrofon Saat Konser
“Semua orang sangat gugup untuk karier dan masa depan saya, tetapi saya terus memberi tahu mereka, ‘Ini mudah. Percayalah, saya akan memiliki pengasuh dan dia akan bepergian naik turun bersama saya. Itu bahkan tidak akan merepotkan.’”
Alih-alih percaya meminta pembantu rumah tangga yang asing dengan keluarga, Cardi lebih memilih orang tuanya turun tangan. Tetapi kekhawatiran selanjutnya muncul, dia menjadi khawatir akan bergantung pada mereka.
“Orang tuamu sudah menjalani hidup mereka dan membesarkan anak-anak mereka,” jelasnya. “Mereka lebih tua dan tidak memiliki energi yang sama dengan seseorang di usia 20-an. Saya tidak pernah jauh dari anak-anak saya karena itu adalah tanggung jawab saya sebagai seorang ibu.”
Alasan itulah yang membuat ibu dua anak itu urung meminta bantuan orang tua dan memilih melakukannya sendiri. Belakangan, penyanyi “WAP” itu mengaku tengah berjuang untuk menyeimbangkan kariernya dan merawat kedua anak mereka, Kulture (4), dan Wave (8 bulan).
| Baca juga: Disebut Berhati Malaikat, Cardi B Biayai Pemakaman Korban Kebakaran Hebat di New York
Cardi sendiri menyadari konsekuensi lelahnya mengasuh anak-anaknya tanpa pembantu rumah tangga. Dalam wawancara bersama majalah tersebut, dia pun mengatakan ketika Wave sakit dia harus begadang dan siaga sepanjang hari.”
“Aku lelah. Saya kewalahan dan takut,” tambahnya. “Saya mulai berpikir tentang ibu saya yang harus melalui banyak hal ketika saya atau saudara perempuan saya selalu jatuh sakit pada waktu yang sama,”
“Memiliki anak membuat saya lebih menghargai ibu saya, dan membantu kamu melihat hal-hal dari sudut pandang berbeda.”sedikit berbeda.” (*)