D alam film terbarunya, aktor Dimas Anggara memainkan sosok yang disegani dikalangan Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI), Lafran Pane, tokoh pendiri HMI. Memerankan sosok Lafran Pane, dirasakan Dimas Anggara bukan perkara mudah.
Sebelum syuting, Dimas Anggara mencari tahu siapa sosok Lafran Pane lewat buku, dan berdiskusi dengan adik dan anak pria kelahiran Siporok, Tapanuli Selatan tersebut.
“Saya membaca sosok Lafran Pane dari buku, dan bertanya pada keluarganya. Sehingga saya tidak khawatir memerankan sosok Lafran,” ucap Dimas Anggar usai gala premiere Lafran, di Epicentrum Kuningan Jakarta Selatan.
| Baca Juga: 10 Rekomendasi Film Percintaan Remaja. Siap-Siap Baper!
Satu hal yang tak sangat penting dilakukan Dimas adalah, melakukan ziarah ke makam Lafran Pane di Yogyakarta, yang jaraknya hanya 8 menit dengan berjalan kaki dari lokasi suting. “Saya sempatkan ziarah ke makam Lafran Pane, ini dimaksudnya agar saya mendapatkan kekuatan lahir dan bathin memerankan tokoh yang disegani,” ujar Dimas Anggara.
Film biopik ini adalah tentang kisah perjuangan Lafran Pane, dalam membentuk organisasi mahasiswa berdasarkan nilai-nilai ke-Islaman dan ke-Indonesiaan, saat menghadapi dinamika sosial politik pada awal kemerdekaan.
Lafran dengan pemikirannya yang tetap relevan, diangkat sebagai simbol perjuangan HMI selama 77 tahun. Film ini hasil kerja sama Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (MN KAHMI), dengan Reborn Initiatives dan Radepa Studio.
| Baca Juga: Amanda Manopo Ngaku Gak Butuh PDKT ke Chicco Kurniawan
Dua nilai utama HMI, kebangsaan dan keislaman, menciptakan landasan bagi visi Islam yang ramah, toleran, dan mendorong persatuan.
Ide pembuatan film berawal dari tokoh senior HMI, Akbar Tanjung, tentang pentingnya peran HMI dan organisasi pendukung yang menyatukan. Film Lafran ini dianggap sebagai pemanggil bagi mereka yang pernah menjadi kader HMI.
Di sutradarai oleh Faozan Rizal, film ini dirilis pada tahun 2024 sebagai inspirasi untuk menyatukan bangsa setelah Pemilu 2024. Pada 5 Februari 2024 kemarin menjadi kick-off, dari rangkaian pemutaran film di 30 kota di Indonesia, sebelum dirilis secara nasional.
“Film ini awalnya keinginan bang Abkar Tanjung, saya melanjutkan rencana besar itu, bang Akbar yang meminta saya menyelesaikan di ujungnya,” ujar Dr. Arief Rosyid Hasan, Produser Eksekutif film Lafran.
Ahmad Dolly Kurnia, ketua presidium MN KAHMI menegaskan, agar HMI dan organisasi kepemudaan, selalu memegang teguh semangat perjuangan Lafran Pane, yang mengutamakan ke-Islaman yang terbuka, toleran, modern dan menghargai perbedaan. (*)