Mal kerap jadi pilihan untuk menikmati kebersamaan dengan keluarga. Sayangnya mal juga bisa jadi tempat yang tidak ramah bagi anak-anak yang masih balita.
Buktinya, banyak kasus kecelakaan yang menimpa mereka. Mulai terjepit eskalator, jatuh dari tempat tinggi, kejatuhan manekin, dan masih banyak lagi.
Bukan hanya karena batita memang sangat suka bereksplorasi, hal itu juga bisa terjadi karena si kecil lepas dari pengawasan orangtua.
Agar tetap aman mengajak si kecil ke mal, ikuti empat strategi berikut ini:
Pajangan Toko
Barang-barang yang dipajang di toko atau konter-konter yang ada di mal, bisa menjadi ancaman bagi balita. Bahkan, pajangan kacamata yang kelihatannya sepele pun bisa melukai mereka.
Itu karena balita masih suka bereksplorasi. Apalagi tidak semua toko memberi pengamanan yang baik pada manekin dan rak pajangan mereka.
Agar tetap aman, berikut ini strateginya:
- Jangan biarkan anak melihat pajangan di toko tanpa pengawasan. Sebab bisa saja dia merangkak ke kolong tempat yang banyak pakaian digantung. Jika kaki mereka tersangkut pakaian, rak bisa roboh dan menimpanya.
- Alihkan jika anak mulai tertarik untuk memainkan rak pajangan.
Atau pastikan kondisi rak pajangan benar-benar berdiri kokoh, sehingga tidak mudah roboh bila tersenggol.
Eskalator
Data menunjukkan, di Amerika Serikat ada sekitar 2.000 balita yang terluka karena eskalator setiap tahunnya. Mayoritas karena terjatuh, terjepit tangan, kaki, atau pakaiannya terperangkap.
Hal itu bisa menghancurkan anggota badan anak. Bahkan tidak jarang sampai memerlukan amputasi. Agar tidak sampai terjadi kecelakaan saat menggunakan eskalator, perhatikan tips berikut:
- Gandeng tangan anak, sehingga Anda dapat membimbing dan memastikan jari-jemarinya tidak terjebak di sela-sela pegangan eskalator.
- Beritahu anak untuk berdiri diam dan menghadap ke depan. Jangan duduk di tangga eskalator, karena khawatir jari-jari tangan dan kaki-nya lebih dekat dengan bagian yang berputar sehingga mudah
terjepit. - Periksa pakaian anak Anda. Jangan memakaikan pakaian yang terlalu melambai-lambai atau celana yang terlalu panjang, karena bisa tersangkut di eskalator dan membuatnya terjepit.
- Jika memakai sepatu bertali, pastikan tali tersebut diikat secara sempurna, sehingga tidak sampai terjepit.
- Di bagian tepi eskalator biasanya ada garis kuning sebagai pembatas. Pastikan si kecil berdiri agak jauh dari garis kuning tersebut.
- Jangan biarkan si kecil bermain di sekitar eskalator seorang diri. Rasa ingin tahunya yang besar, bisa saja membuatnya celaka.
- Jika membawa si kecil dengan kereta dorong, sebaiknya Anda jangan naik ke lantai atas menggunakan eskalator. Sebab eskalator hanya mampu muat dua roda kereta dorong saja, sehingga mudah terjatuh.
- Jika si kecil terjepit eskalator, segera tekan tombol berhenti darurat eskalator yang ada di bagian bawah. Atau berteriaklah pada seseorang untuk segera mematikan eskalator.
Troli
Membiarkan si kecil mendorong troli atau keranjang belanjaan memang akan membuatnya senang. Tapi tahukah Anda, bahwa kecelakaan yang dialami anak akibat troli ternyata cukup besar.
Menurut American Academy of Pediatrics, di Amerika Serikat hampir 21.000 anak di bawah usia lima tahun harus dibawa ke Unit Gawat Darurat (UGD) setiap tahun, akibat troli belanja. Mulai cedera tangan, leher, hingga kepala.
Troli memang dirancang menyempit di bagian depan, sehingga bila dinaiki si kecil akan membuatnya mudah terbalik ke depan. Agar tetap aman, berikut ini strateginya:
- Jika membawa troli, jangan biarkan si kecil mendorongnya tanpa pengawasan, karena bisa mencelakainya. Seperti terjepit roda troli, tertabrak troli yang berat, atau menabrakkan troli ke rak barang dan merusaknya.
- Sebaiknya dudukkan si kecil di tempat dudukan troli. Atau pilih troli yang didesain seperti mobil-mobilan, sehingga kalaupun anak terjatuh, dia tidak terluka parah.
- Jangan biarkan si kecil naik di bagian samping atau belakang troli, karena bisa bikin celaka.
- Jangan meninggalkan anak di troli tanpa pengawasan.
Lift
Hampir 2.000 anak terluka akibat lift setiap tahunnya. Terutama terjepit tangan atau anggota tubuh lainnya. Itu karena pintu lift akan terbuka sendiri jika sensor mendeteksi ada sesuatu, tapi lengan atau jari anak bisa begitu kecil, sehingga tidak terdeteksi. Agar tetap aman, berikut ini tipsnya:
- Jangan pernah mencoba menghentikan pintu menggunakan lengan, kaki, tas, atau stroller saat akan menutup. Meski mayoritas lift di mal atau department store dilengkapi fitur keselamatan dan terpelihara dengan baik, mata fotoelektrik lift bisa saja rusak, sehingga pintunya bisa menutup dan menjepit.
- Sebelum keluar dari lift, pastikan pintunya benar-benar membuka dengan baik. Setelah itu tuntun si kecil keluar sambil tetap memerhatikan kakinya agar tidak terjebak di celah lift.
- Jangan biarkan si kecil bersandar pada pintu lift.
Semoga dengan keempat stategi ini, si kecil bisa makin aman saat jalan-jalan di mal. (*/rez)