Cannes Film Festival akhirnya digelar di Prancis dari 16-27 Mei 2023 mendatang. Menghadirkan banyak aktor dan aktris ternama dari seluruh dunia, maka tak heran Festival Film tahun ini begitu banyak mengundang sorotan. Salah satu selebriti yang menyita perhatian publik adalah Jennifer Lawrence. Dia diundang dalam pemutaran perdana film terbarunya bertajuk Anatomy of a Fall.
Seperti biasanya, Jennifer selalu tampil memukau dalam setiap acara penghargaan. Namun dalam penampilannya ini, ia memadukan gaun mewah warna merahnya dengan sandal jepit. Ya gak salah denger, sandal jepit!
Bintang The Hunger Games itu memakai gaun warnah merah menyala yang menampilkan sosoknya yang luar biasa. Ia menggerai rambut pirangnya tanpa tambahan aksesoris apapun. Dia tampil dengan make-up yang simple tetapi menonjolkan kecantikannya yang alami. Selain itu, ia menyempurnakan penampilannya dengan kalung berlian dan cincin di jari manisnya.
|Baca Juga: Penampilan Perdana Jennifer Lawrence Saat Hamil. Kasual Banget!
Nampaknya, Jennifer memilih mengenakan sandal jepit bukan tanpa alasan. Sepertinya dia sedikit ‘bermusuhan’ dengan penggunaan sepatu hak tinggi. Sebab beberapa kali aktris 32 tahun itu memiliki sejarah yang cukup memalukan saat memakai high heels di acara penghargaan.
Jennifer pernah tersandung saat akan menaiki tangga panggung Oscar pada tahun 2013, waktu itu ia memenangkan penghargaan sebagai Aktris Terbaik. Setelah kejadian itu, ia dituntun menuruni tangga di Palais des Festivals dengan sepasang sandal hitam.
Tak sampai di situ saja, di tahun berikutnya dia juga tertekuk dan jatuh ke lantai saat berjalan di karpet merah. Dua tahun kemudian dia tersandung dan kehilangan sepatunya saat meninggalkan makan malam untuk merayakan filmnya, Silver Linings Playbook, di London.
Gaun merah dan sandal jepit menandai penampilan Jennifer Lawrence di hari kedua Cannes Film Festival 2023. Setelah sebelumnya menghadiri sesi pemotretan untuk film dokumenter barunya, Bread and Roses.
|Baca Juga: Selamat! Jennifer Lawrence Melahirkan Anak Pertamanya
Jennifer, yang sebelumnya memakai gaun rajutan krem, memproduksi film yang mengeksplorasi kehidupan sehari-hari tiga wanita di Afghanistan yang hidup di bawah kekuasaan Taliban.
“Tidak ada akhir dari cerita ini dan Anda merasa sangat tidak berdaya ketika memikirkan tentang bagaimana melakukan sesuatu tentang hal itu. Ini hal yang sulit untuk dipasarkan,” kata Jennifer.
Kedatangan gerakan politik militan di Kabul pada tahun 2021 berdampak buruk pada hak-hak perempuan di negara tersebut. Mereka segera dicabut haknya atas pendidikan serta batasan pekerjaan dan akses mereka ke ruang publik. Film itu secara khusus berfokus pada tiga wanita, yang berusaha untuk memulihkan identitas dan otonomi mereka.