Belum juga dirilis, buku anak perdana karya Meghan Markle, The Bench sudah banjir kritik. Bukan hanya dituding plagiat buku The Boy on The Bench yang terbit 2018 lalu, Meghan juga disebut munafik gara-gara buku itu.
The Bench terinspirasi dari hubungan spesial antara Pangeran Harry dan putra pertamanya, Archie Harrison. Meghan merasa kagum dengan kedekatan ayah dan anak itu.
Ketika menulis buku perihal kasih sayang ayah anak, Meghan sendiri malah tidak pernah berbicara dengan sang ayah, Thomas Markle selama bertahun-tahun. Keduanya berseteru sejak pernikahan Meghan Markle dan Harry di tahun 2018 lalu. Bahkan Thomas Markle tak henti-hentinya menyindir sang putri lewat media.
| Baca juga: Tulis Buku, Meghan Markle Singgung Masa Lalu Harry
Bukan hanya Meghan, hubungan Harry dengan ayahnya, Pangeran Charles juga dikabarkan memburuk usai wawancara kontroversial pasangan Sussex dengan Oprah Winfrey, 7 Maret lalu. Kala itu, Duke of Sussex mengatakan kalau ayahnya terjebak dalam lingkungan kerajaan yang beracun.
“Sekali lagi kita melihat kemunafikan Meghan dan Harry. Mereka mengatakan/menceritakan satu hal yang sebenarnya mereka sendiri tidak lakukan. Aku tidak tahu bagaimana kalian bisa menulis tentang hubungan seorang anak dan ayah ketika kalian sudah tidak berbicara dengan ayah kalian selama bertahun-tahun,” kata Angela Levin, penulis biografi Harry: Conversations with the Prince.
“Ini luar biasa,” sindir Levin.
| Baca juga: Akhirnya Potret Terbaru Archie Harrison Terkuak
Tak hanya itu, buku Meghan Markle ini juga menuai kritik dari penulis sekaligus pengamat kerajaan, Penny Junor. Ia mengatakan kalau Meghan seakan menutup mata akan kenyataan hubungannya dengan sang ayah.
“Memang sangat mudah untuk menceritakan hubungan ayah dan anak yang masih berusia dua tahun. Masalahnya adalah permasalahan ada itu ketika anak sudah beranjak dewasa. Seperti yang dialami Meghan dengan ayahnya, juga Harry dengan Pangeran Charles,” ungkap Junor.
“Jadi itu (menulis hubungan tentang anak-ayah) hal yang sangat aneh untuk dilakukan. Dia berada di tempat yang tidak tepat karena hubungannya dengan sang ayah tidak baik. Buku itu sangat konyol,” imbuhnya. (*)