Christina Aguilera Blak-Blakan Soal Masa Kecilnya yang Penuh Kekerasan

0
20

Dalam sebuah wawancara terbaru di podcast Call Her Daddy, Christina Aguilera berbicara tentang kehidupan masa kecilnya yang tumbuh dalam rumah tangga yang kacau. Menyaksikan ibunya, Shelly Kearns, dianiaya oleh ayahnya sendiri, Fausto Aguilera.

“Saya tumbuh dalam asuhan yang kacau saat masih sangat kecil, selalu merasa sebagai pelindung dan sebagainya. Dan selalu merasa terisolasi dalam situasi saya,” kata Christina mengawali.

|Baca Juga: 9 Kontroversi Britney Spears yang Bikin Heboh

tDok. Spotify Call Her Daddy

Pelantun lagu Fighter itu mengatakan bila ia menyadari masa kecilnya tidak aman ketika ia mulai merasakan ‘ketakutan’ saat di rumah.

“Anda harus mendengarkan tubuh Anda, dan rasa takut adalah sesuatu yang Anda rasakan secara alami. Jadi saat itu juga ada sesuatu yang tidak enak, dan itu tidak benar,” jelasnya.

Christina mengembangkan rasa kasih sayang yang begitu besar kepada ibunya, namun situasi tersebut masih berdampak pada dirinya sebagai orang dewasa. “Di usia 42 tahun, saya masih terpengaruh oleh hal ini. Itu ada di bawah permukaan,” katanya. “Trauma tidak pernah meninggalkan Anda. Anda hanya mencari cara untuk mencoba menyembuhkannya, dan bagi saya, adalah terapi untuk membicarakannya.”

Dia ingat melihat ibunya mengalami begitu banyak hal dan mengatakan bahwa hal tersebut menanamkan tujuan dalam dirinya. “Saya selalu ingin mencoba memberdayakan orang lain. Dan orang-orang yang berada dalam situasi di mana mereka merasa tidak bersuara dan tidak didengar. Saya hanya memiliki kebutuhan yang mengakar untuk mencoba dan menggunakan suara saya,” ungkap salah satu pendiri Playground ini.

Sang bintang kemudian berbicara tentang seberapa besar rasa malu dan kemarahan yang muncul bersamaan dengan pengalaman pelecehan yang pernah dilaluinya. “Dibutuhkan banyak hal bagi seorang wanita untuk meninggalkan situasi-situasi tersebut. Dan hati saya sedih karena beberapa dari mereka tidak meninggalkannya. Dan hal tersebut dapat bervariasi dalam berbagai hal,” jelas Christina lagi.

“Terkadang masalah keuangan, terkadang ketakutan akan pihak berwenang yang tidak membantu, dan kemudian menjadi lebih buruk. Kadang-kadang rasanya seperti tidak ada jalan keluar,” paparnya.

|Baca Juga: Ketika Permintaan Duet Christina Aguilera Ditolak Mentah-Mentah

Dok. Instagram @xtina

Dia ingat pernah melakukan perjalanan malam hari dari New Jersey ke rumah neneknya di Pittsburgh. Bersama ibu dan adik perempuannya untuk menghindari kekerasan yang dilakukan ayahnya. Namun, semua itu menjadi mudah berlalu karena sang ibu tak bisa meninggalkan ayah mereka.

“Ada beberapa kali bolak-balik. Selalu ada tarikan seperti, ‘Saya tidak akan pernah melakukannya lagi’. Ada kata-kata manis yang terlibat,” bebernya.

Ia melanjutkan, Ada banyak rasa malu juga seperti, ‘Baiklah, mengapa kamu tidak pergi saja? Ini jauh lebih rumit dari itu, dan ini merupakan gangguan mental terhadap harga diri. Dan Anda mulai mempercayai narasi dan pelecehan verbal orang lain kepada Anda.”

Merinci bahwa pelecehan dapat terjadi pada orang-orang dengan berbagai pengalaman hidup. Ia mengatakan bila “bila apa yang diperlukan hanyalah Anda mempercayai pendapat orang lain soal Anda.” *emy/ika

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here