Mencekam! Letusan Gunung Lewotobi Bikin Kaki Meleleh hingga Sekeluarga Tewas

0
33
Gunung Lewotobi Laki-laki (Foto: Dok. Tribun News)
Gunung Lewotobi Laki-laki (Foto: Dok. Tribun News)

Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, memuntahkan erupsinya pada Minggu malam (04/11) saat kebanyakan warga yang bermukim di sekitar gunung berapi tersebut, sedang terlelap.

Akibatnya, banyak korban berjatuhan, termasuk korban luka dan jiwa. Beberapa korban jiwa itu termasuk satu keluarga yang tewas tertimbun dan seorang biarawati.

Warga Hanya Bisa Diam di Rumah

Salah satu korban selamat menceritakan detik-detik erupsinya gunung berapi tersebut. Dia mengungkap banyak warga hanya bisa diam di rumah karena takut terkena hujan batu.

“Sebelumnya itu terjadi hujan sekitar jam 21.00 (Wita). Hujannya agak lama, sekitar satu jam lebih. Sampai sekitar jam 20.00 sudah mulai terdengar gemuruh. Posisi warga sudah mulai tidur lelap,” ungkap seorang warga, Reinardus Petrus Blekonama, sebagaimana dilansir Tribun News (04/11).

“Saat itu saya masih duduk, saat mendengar bunyi gemuruh saya pikir petir, tapi tiba-tiba dengar meledak seperti orang buang bom. Jadi pada saat meledak listrik langsung padam dan langsung turun hujan batu.”

| Baca Juga: Gunung Lewotobi di Flores Meletus, Sembilan Orang Tewas

Takut terkena hujan batu dan karena keadaan yang gelap, banyak warga memutuskan diam di dalam rumah.

Korban Luka Hingga Kaki Meleleh

Kerusakan akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki (Foto: detikBali/Yugro Purab)
Kerusakan akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki (Foto: detikBali/Yugro Purab)

Korban selamat lain mengungkapkan dia mendengar melihat kilat serta merasakan gempa saat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki terjadi.

“Kami dengar kilat disertai gempa dan angin disertai baru api sekitar jam 12 malam,” cerita salah seorang penghuni Asrama Seminari Hokeng, Aril Witin, sebagaimana dikutip dari Detik (04/11).

Ada banyak kilat yang bermunculan seperti petasan. Kilat-kilat itu ternyata merupakan batu panas yang terlontar dari gunung. Tidak hanya itu, lahar serta material panas erupsi juga sempat mengenai genteng Asrama Seminari dan melelehkan banyak hal, termasuk kaki seseorang.

“Akhirnya terbakar dan kena koper, lemari. Ada yang kaki gosong kena batu panas. Saat itu karena posisinya gelap, ada yang sampai mengenai kaki hingga meleleh.”

Satu Keluarga Ditemukan Tewas

Korban tewas satu keluarga (Foto: Liputan6/Ola Keda)
Korban tewas satu keluarga (Foto: Liputan6/Ola Keda)

Dari 10 korban jiwa yang sudah tercatat, enam di antaranya satu keluarga. Mereka ditemukan tewas tertimbun bangunan rumah yang roboh akibat dihantam batu yang terlontar dari erupsi gunung. Keenam jenazah korban sementara ini disemayamkan di rumah tetangganya.

| Baca Juga: 9 Orang Tewas dan 4 Luka Akibat Kebakaran Pabrik Minyak Bekasi

“Mereka satu keluarga, ada enam orang. Rumah itu dihantam batu besar yang dilontarkan Gunung Lewotobi Laki-laki,” ujur Kepala Desa Klatanlo, Petrus Muda, sebagaimana dikutip dari Liputan6 (04/11).

Sayangnya dari enam orang yang tewas itu, tim SAR sempat kesulitan mengevakuasi salah satu korban.

Kehilangan Keluarga

Kerusakan akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki (Foto: detikBali/Yugro Purab)
Kerusakan akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki (Foto: detikBali/Yugro Purab)

Tidak hanya menimbulkan korban luka serta serta jiwa, erupsi gunung yang terletak di Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur itu menyebabkan adanya korban hilang.

Namun mengingat kondisi gunung yang semakin membahayakan, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari meminta agar masyarakat menjauhi area gunung hingga radius 7 km meski ada anggota keluarga yang hilang atau tertinggal.

Permintaan tersebut muncul ketika muncul laporan adanya beberapa warga yang memutuskan untuk kembali mencari keluarga yang hilang.

“Kita masih terima laporan visual banyak saudara-saudara kita, warga di kawasan terdampak yang kembali mengecek rumah, mencari anggota keluarga. Kami imbau untuk sementara waktu berdasarkan jarak aman yang ditetapkan 7 km, tidak ada aktivitas apa pun kecuali pencarian korban oleh tim SAR,” ucapnya, sebagaimana dilansir oleh Suara.com (04/11). (*)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here