D itengah serbuan film horor, ‘Keluar Main 1994’ memberikan tontotan alternatif ditengah dominasi film ber-genre tersebut. Film yang akan tayang pada 28 Maret 2024 ini, mengangkat tema sepak bola dengan berlatar belakang kehidupan di Makassar.
Sehingga budaya Makassar yang selama ini jarang tersentuh di perfilman tanah air, akan ditampilkan secara utuh, mulai bahasa, logat dan dinamika kehidupan masyarakatnya yang sangat gibol alias gila bola.
Film yang ditulis Elvin Miradi dan diproduseri oleh David Tjioe dan Liani Kawati ini, mendapuk komika asal Sulawesi Selatan, Arif Brata sebagai pemeran utamanya.
| Baca Juga: Keren! Badarawuhi di Desa Penari Akan Tayang di Amerika
Arif Brata merupakan komika jebolan Stand Up Comedy Indonesia Makasar, sehingga ia memiliki karakter pas untuk memerankan dan mendalami karakter Ibo, dengan logat bahasa yang sering ia bawakan sehari-hari.
Film ber-genre drama komedi ini juga diperankan aktor-aktor lainnya seperti Adi Surya, Oki Palu, Arie Kriting, Alisa Safitri, serta deretan aktor dan aktris lainnya yang berdarah Makassar.
Liani Kawati selaku produser, menyampaikan harapannya semoga ‘Keluar Main 1994’ dapat menjadi perwakilan yang kuat bagi perfilman Makassar. Bukan hanya untuk penikmat film di Makassar, tapi juga dapat dinikmati oleh penonton secara luas di tingkat nasional.
Berbicara mengenai bola, Arie Kriting rupanya punya pengalaman tersendiri. Komika ini ingat, tahun 1994 itu pertama kalinya dia nonton Piala Dunia. Waktu itu dia masih sempat lihat dua pertandingan terakhir sang legenda bola Maradona.
“Di Indonesia sepak bola menjadi semakin populer, dan penggemarnya di mana-mana. Film ini pun menggambarkan momen di masa itu. Di mana euphoria terhadap sepak bola mencapai puncaknya. Semoga dengan menonton film ini, kita bisa merasakan apa yang dirasakan oleh orang-orang pada masa itu,” jelas Arie Kriting saat ditemui di kawasan Epicentrum, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (22/3/2024).
| Baca Juga: Karena Film Ellyas Pical, Densu Gagal Jalani Program Kehamilan
Melengkapi sensasi nostalgia, bumbu drama keluarga di film ini pun menjadi poin yang tak kalah penting bagi penonton. Yaitu tentang anak yang berusaha untuk mengejar cita-citanya sebagai pemain sepak bola, meski tak direstui orangtuanya.
Arif Brata, sebagai pemeran utama di film ini pun memberikan pandangannya, mengenai perselisihan yang kerap terjadi antara orangtua dan anak, tentang dukungan meraih cita-cita yang bukan di bidang akademik.
Masa sekolah lanjutnya, sangat menentukan tujuan hidup seorang anak, dan dukungan orangtua sangat penting untuk mendukung proses itu. Syukurlah di titik ini semua orang tercinta Brata mendukungnya bekerja di dunia entertainment.
“Karena semua bakat, tidak hanya akademik, sama bernilai dan berharganya. Semoga dari Ibo, penonton bisa belajar tentang bagaimana menyelaraskan antara harapan orangtua dan cita-cita anak,” tambah Arif Brata.
Film yang disutradarai oleh Ihdar Nur ini, mengangkat tema penting mengenai dilema antara minat bakat anak, dengan harapan orang tua terhadap masa depan mereka.
Kisah Ibo, seorang anak yang bercita-cita menjadi pemain sepak bola, namun harus berjuang melawan tekanan orang tua yang menginginkannya fokus pada pendidikan, akan mengundang penonton untuk merenung dan berempati. (*)