Wanita tertinggi dan terpendek di dunia bertemu untuk pertama kalinya pada Sabtu (16/11/2024). Pertemuan itu dalam rangka merayakan Hari Rekor Dunia yang diperingati Guinness World Records setiap tahun pada tanggal tersebut.
Rumeysa Gelgi, pemegang rekor wanita tertinggi di dunia dengan tinggi 215,16 cm bertemu dengan Jyoti Amge, perempuan terpendek dengan tinggi 62,8 cm, di hotel The Savoy, London.
Keduanya bertukar cerita dan pengalaman hidup sembari minum teh di sore hari. Bagi Gelgi, ia merasa petemuan itu menakjubkan.
| Baca Juga : Rumeysa Gelgi, Wanita Turki yang Punya Banyak Rekor Dunia
“Sungguh menakjubkan bertemu Jyoti untuk pertama kalinya. Kadang-kadang sulit bagi kami untuk melakukan kontak mata karena perbedaan tinggi badan kami, tetapi itu hebat. Kami punya kesamaan kami sama-sama suka berdandan, merawat diri, dan merawat kuku,” katanya dikutip Nyata dari Independent.
Senada dengan Gelgi, Amge merasa senang bertemu dengan wanita asal turki itu. Sebab, ia merasa nyaman berbincang dengan Gelgi.
“Saya terbiasa melihat ke atas dan melihat orang yang lebih tinggi dari saya, tetapi saya sangat senang hari ini melihat ke atas dan melihat wanita tertinggi di dunia,” ungkap wanita asal India itu.
“Senang sekali bisa bertemu Rumeysa. Dia orangnya baik hati dan saya merasa nyaman ngobrol dengannya.” sambungnya.
| Baca Juga : Pria Terkuat di Eropa, Luke Stoltman Tega Melukai Hati Istri
Gelgi sendiri memiliki postur yang tinggi lantaran menderita sindrom Weaver, di mana seseorang memiliki genetik yang menyebabkan tulang-tulangnya tumbuh secara berlebihan.
Sindrom itu hanya dideritanya. Anggota keluarganya yang lain memiliki tinggi badan yang normal.
Memiliki tinggi badan yang tidak biasa membuat Rumeysa kesulitan menjalani kehidupan sehari-hari. Dia harus menggunakan kursi roda serta alat bantu jalan lain untuk bergerak.
Di sisi lain, Amge mengidap suatu bentuk dwarfisme yang disebut achondroplasia, dan tidak akan pernah tumbuh melebihi ketinggian tertentu.
| Baca Juga : 7 Potret Victoria Kjaer, Dulu Pengusaha Kini Miss Universe 2024
Dikutip dari John Hopkins Medicine, achondroplasia adalah suatu kondisi genetik yang memengaruhi protein dalam tubuh yang disebut reseptor faktor pertumbuhan fibroblas.
Pada achondroplasia, protein ini mulai berfungsi secara tidak normal, memperlambat pertumbuhan tulang di tulang rawan lempeng pertumbuhan.
Hal ini menyebabkan tulang lebih pendek, bentuk tulang tidak normal, dan perawakan lebih pendek.
Pada sekitar 80 persen kasus, achondroplasia disebabkan oleh mutasi spontan (cacat genetik mendadak) yang terjadi pada embrio yang sedang berkembang. (*)